Nabila Dian Varekha (12) siswi
kelas 6 SD Sebomenggalan Purworejo adalah salah satu korban keganasan ombak Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) lalu. Hingga
memasuki hari ke- enam ini keberadaan bocah warga kampung Brengkelan RT 5 RW 6
Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Purworejo ini belum diketahui .
Berbagai upaya pencarian sudah
dilakukan oleh Tim SAR Purworejo dan pihak keluarga. Namun demikian belum juga
membuahkan hasil. Belum ada titik terang apakah Nabila masih hidup atau sudah
tidak bernyawa. Menurut orang tua Nabila, Anton Susilo Budiyanto (45) dan
Yusela Dwi Maharani (40), salah satu upaya yang dilakukan keluarga adalah setiap
menggelar mujahadah dan doa bersama dirumahnya.
Untuk mengetahui keberadaan Nabila
pihak keluarga juga mengaku sudah melibatkan “orang pintar” dan paranormal. “Sampai
saat ini perwakilan keluarga juga terus memantau perkembangan di Pantai
Jatimalang,” ungkap Anton. Dituturkan Anton, selain untuk berlibur, tujuan
datang Pantai Jatimalang juga akan dimanfaatkan untuk terapi Galuh Kintaka
Wahyutama (9), adik Nabila yang sedang menderita batuk dan sesak nafas.
Beberapa hari sebelum berangkat
ke Pantai Jatimalang tidak ada firasat sedikitpun. Hanya saja Nabila sangat
bersemangat dan tak sabar ingin segera ke laut. “Karena itulah dengan
memanfaatkan hari libur nasional, selepas subuh kami pergi ke Pantai Jatimalang
menggunakan sepeda motor,” ucapnya. Anton
mejelaskan, saat kejadian Nabila tidak sedang mandi di laut, melainkan bersama
rombongan pengunjung yang terapi laut dengan memendam kaki di pasir pantai.
Nabila waktu itu sedang bermain pasir
dengan adiknya. Tiba-tiba saja datang ombak besar dan langsung menggulung
pengunjung yang sedang terapi, tak terkecuali Nabila dan Galuh yang waktu itu
posisinya jauh dari bibir pantai. Melihat kedua anaknya tergulung ombak, dengan
spontan Anton dan istrinya berusaha memberi pertolongan. Galuh berhasil
diselamatkan ibunya, sementara Nabila tidak. Padahal, waktu itu tangan Nabila
sudah berhasil diraih oleh Anton.
Namun entah mengapa waktu itu
Anton mengaku seperti ada kekuatan lain yang begitu kuat menarik anaknya ke
tengah laut sehingga dirinya tak mampu mempertahankan Nabila. Akibatnya Anton
dan istrinya hanya bisa termangu memandangi buah hatinya terseret ombak sambil menangis
meminta pertolongan.
Kepergian Nabila dengan cara
mengenaskan tersebut tidak saja membuat keluarga merasa kehilangan yang teramat
dalam. Namun rasa kehilangan juga dirasakan oleh para tetangga dan teman
sekolah Nabila. Apalagi selama ini Nabila terkenal sebagai anak yang mudah
bergaul dan rajin mengaji. Sebab itu
tidak mengherankan jika hingga kini rumah Nabila banyak dikunjungi warga untuk
sekedar mengucapkan keprihatinan.
Seperti pernah diberitakan
beberapa waktu lalu, kejadian tragis Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) sekitar
pukul 6.30 WIB mengakibatkan empat pengunjung tewas dan dua lainya hilang.
Korban meninggal dunia adalah Sunarko (64) dan istrinya Sri Wahyuningsih (54)
warga Desa semagung RT 4 RW 3, Kecamatan Bagelen, Sri Utami (53) warga Desa
Wirun RT 1 RW 2, Kecamatan Kutoarjo dan Habib Fikri warga Lugosobo, Kecamatan
gebang. Sedang dua korban hilang Eliyana Agustin (19) warga Desa Wirun RT 1 RW
2, Kecamatan Kutoarjo yang merupakan anak Sri Utami serta Nabila Dian Varekha
(12) warga Kampung Brengkelan RT 5 RW 6 Kelurahaan/Kecamatan Purworejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar