Rabu, 29 Mei 2013

Keluarga Korban Tragedi Pantai Jatimalang : “Nabila, Dimana Kau Nak?”

Nabila Dian Varekha (12) siswi kelas 6 SD Sebomenggalan Purworejo adalah salah satu korban keganasan ombak  Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) lalu. Hingga memasuki hari ke- enam ini keberadaan bocah warga kampung Brengkelan RT 5 RW 6 Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Purworejo ini belum diketahui .

Berbagai upaya pencarian sudah dilakukan oleh Tim SAR Purworejo dan pihak keluarga. Namun demikian belum juga membuahkan hasil. Belum ada titik terang apakah Nabila masih hidup atau sudah tidak bernyawa. Menurut orang tua Nabila, Anton Susilo Budiyanto (45) dan Yusela Dwi Maharani (40), salah satu upaya yang dilakukan keluarga adalah setiap menggelar mujahadah dan doa bersama dirumahnya.

Untuk mengetahui keberadaan Nabila pihak keluarga juga mengaku sudah melibatkan “orang pintar” dan paranormal. “Sampai saat ini perwakilan keluarga juga terus memantau perkembangan di Pantai Jatimalang,” ungkap Anton. Dituturkan Anton, selain untuk berlibur, tujuan datang Pantai Jatimalang juga akan dimanfaatkan untuk terapi Galuh Kintaka Wahyutama (9), adik Nabila yang sedang menderita batuk dan sesak nafas. 

Beberapa hari sebelum berangkat ke Pantai Jatimalang tidak ada firasat sedikitpun. Hanya saja Nabila sangat bersemangat dan tak sabar ingin segera ke laut. “Karena itulah dengan memanfaatkan hari libur nasional, selepas subuh kami pergi ke Pantai Jatimalang menggunakan sepeda motor,” ucapnya.  Anton mejelaskan, saat kejadian Nabila tidak sedang mandi di laut, melainkan bersama rombongan pengunjung yang terapi laut dengan memendam kaki di pasir pantai.

Nabila waktu itu sedang bermain pasir dengan adiknya. Tiba-tiba saja datang ombak besar dan langsung menggulung pengunjung yang sedang terapi, tak terkecuali Nabila dan Galuh yang waktu itu posisinya jauh dari bibir pantai. Melihat kedua anaknya tergulung ombak, dengan spontan Anton dan istrinya berusaha memberi pertolongan. Galuh berhasil diselamatkan ibunya, sementara Nabila tidak. Padahal, waktu itu tangan Nabila sudah berhasil diraih oleh Anton.

Namun entah mengapa waktu itu Anton mengaku seperti ada kekuatan lain yang begitu kuat menarik anaknya ke tengah laut sehingga dirinya tak mampu mempertahankan Nabila. Akibatnya Anton dan istrinya hanya bisa termangu memandangi buah hatinya terseret ombak sambil menangis meminta pertolongan.

Kepergian Nabila dengan cara mengenaskan tersebut tidak saja membuat keluarga merasa kehilangan yang teramat dalam. Namun rasa kehilangan juga dirasakan oleh para tetangga dan teman sekolah Nabila. Apalagi selama ini Nabila terkenal sebagai anak yang mudah bergaul dan rajin mengaji. Sebab  itu tidak mengherankan jika hingga kini rumah Nabila banyak dikunjungi warga untuk sekedar mengucapkan keprihatinan.


Seperti pernah diberitakan beberapa waktu lalu, kejadian tragis Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) sekitar pukul 6.30 WIB mengakibatkan empat pengunjung tewas dan dua lainya hilang. Korban meninggal dunia adalah Sunarko (64) dan istrinya Sri Wahyuningsih (54) warga Desa semagung RT 4 RW 3, Kecamatan Bagelen, Sri Utami (53) warga Desa Wirun RT 1 RW 2, Kecamatan Kutoarjo dan Habib Fikri warga Lugosobo, Kecamatan gebang. Sedang dua korban hilang Eliyana Agustin (19) warga Desa Wirun RT 1 RW 2, Kecamatan Kutoarjo yang merupakan anak Sri Utami serta Nabila Dian Varekha (12) warga Kampung Brengkelan RT 5 RW 6 Kelurahaan/Kecamatan Purworejo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar