Kamis, 30 Mei 2013

Anak Beriman Se-Kutoarjo Di Wisuda

Sebanyak 1012 siswa-siswi kelas VI Sekolah Dasar (SD) se UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kutoarjo, mengikuti wisuda Anak Beriman dan Berkepribadian Tahun Ajaran 2012/2013. Wisuda dilaksanakan di Pendopo Wakil Bupati di Kutoarjo, Kamis(30/5).

Sebanyak 1012 siswa-siswi kelas VI Sekolah Dasar (SD) se UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kutoarjo, mengikuti wisuda Anak Beriman dan Berkepribadian Tahun Ajaran 2012/2013. Wisuda dilaksanakan di Pendopo Wakil Bupati di Kutoarjo, Kamis(30/5).

 Wisuda tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat secara simbolis oleh Wakil Bupati Purworejo Suhar didampingi oleh Camat Kutoarjo Sudaryono Ssos dan Kepala Dinas P dan K Kabupaten Purworejo yang diwakili oleh Winanto MPd. Hadir dalam acara wisuda antara lain, dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo, para Penilik/Pengawas SD UPT P dan K Kutoarjo dan para guru pembimbing/ guru agama masing-masing sekolah.

Wakil Bupati Purworejo dalam sambutannya menyampaikan selamat dan rasa bangga atas diwisudanya anak-anak hingga mencapai prestasi. Ini semua tidak lepas dari usaha bapak/ibu guru dalam memberikan bimbingan bagi generasi muda yang kita harapkan sebagai generasi penerus masa depan bangsa.

Disampaikan pula, daerah Purworejo merupakan daerah yang agamis dan buktinya setiap tahun akhir ajaran selalu dilaksanakan wisuda anak beriman untuk kelas VI SD. “Dan ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk terus melaksanakan program pendidikan anak soleh yang sudah dicanangkan sejak tahun 2002, dimana ini merupakan bentuk pendidikan karakter,” katanya.  


Rabu, 29 Mei 2013

Keluarga Korban Tragedi Pantai Jatimalang : “Nabila, Dimana Kau Nak?”

Nabila Dian Varekha (12) siswi kelas 6 SD Sebomenggalan Purworejo adalah salah satu korban keganasan ombak  Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) lalu. Hingga memasuki hari ke- enam ini keberadaan bocah warga kampung Brengkelan RT 5 RW 6 Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Purworejo ini belum diketahui .

Berbagai upaya pencarian sudah dilakukan oleh Tim SAR Purworejo dan pihak keluarga. Namun demikian belum juga membuahkan hasil. Belum ada titik terang apakah Nabila masih hidup atau sudah tidak bernyawa. Menurut orang tua Nabila, Anton Susilo Budiyanto (45) dan Yusela Dwi Maharani (40), salah satu upaya yang dilakukan keluarga adalah setiap menggelar mujahadah dan doa bersama dirumahnya.

Untuk mengetahui keberadaan Nabila pihak keluarga juga mengaku sudah melibatkan “orang pintar” dan paranormal. “Sampai saat ini perwakilan keluarga juga terus memantau perkembangan di Pantai Jatimalang,” ungkap Anton. Dituturkan Anton, selain untuk berlibur, tujuan datang Pantai Jatimalang juga akan dimanfaatkan untuk terapi Galuh Kintaka Wahyutama (9), adik Nabila yang sedang menderita batuk dan sesak nafas. 

Beberapa hari sebelum berangkat ke Pantai Jatimalang tidak ada firasat sedikitpun. Hanya saja Nabila sangat bersemangat dan tak sabar ingin segera ke laut. “Karena itulah dengan memanfaatkan hari libur nasional, selepas subuh kami pergi ke Pantai Jatimalang menggunakan sepeda motor,” ucapnya.  Anton mejelaskan, saat kejadian Nabila tidak sedang mandi di laut, melainkan bersama rombongan pengunjung yang terapi laut dengan memendam kaki di pasir pantai.

Nabila waktu itu sedang bermain pasir dengan adiknya. Tiba-tiba saja datang ombak besar dan langsung menggulung pengunjung yang sedang terapi, tak terkecuali Nabila dan Galuh yang waktu itu posisinya jauh dari bibir pantai. Melihat kedua anaknya tergulung ombak, dengan spontan Anton dan istrinya berusaha memberi pertolongan. Galuh berhasil diselamatkan ibunya, sementara Nabila tidak. Padahal, waktu itu tangan Nabila sudah berhasil diraih oleh Anton.

Namun entah mengapa waktu itu Anton mengaku seperti ada kekuatan lain yang begitu kuat menarik anaknya ke tengah laut sehingga dirinya tak mampu mempertahankan Nabila. Akibatnya Anton dan istrinya hanya bisa termangu memandangi buah hatinya terseret ombak sambil menangis meminta pertolongan.

Kepergian Nabila dengan cara mengenaskan tersebut tidak saja membuat keluarga merasa kehilangan yang teramat dalam. Namun rasa kehilangan juga dirasakan oleh para tetangga dan teman sekolah Nabila. Apalagi selama ini Nabila terkenal sebagai anak yang mudah bergaul dan rajin mengaji. Sebab  itu tidak mengherankan jika hingga kini rumah Nabila banyak dikunjungi warga untuk sekedar mengucapkan keprihatinan.


Seperti pernah diberitakan beberapa waktu lalu, kejadian tragis Pantai Jatimalang Sabtu (25/5) sekitar pukul 6.30 WIB mengakibatkan empat pengunjung tewas dan dua lainya hilang. Korban meninggal dunia adalah Sunarko (64) dan istrinya Sri Wahyuningsih (54) warga Desa semagung RT 4 RW 3, Kecamatan Bagelen, Sri Utami (53) warga Desa Wirun RT 1 RW 2, Kecamatan Kutoarjo dan Habib Fikri warga Lugosobo, Kecamatan gebang. Sedang dua korban hilang Eliyana Agustin (19) warga Desa Wirun RT 1 RW 2, Kecamatan Kutoarjo yang merupakan anak Sri Utami serta Nabila Dian Varekha (12) warga Kampung Brengkelan RT 5 RW 6 Kelurahaan/Kecamatan Purworejo.


Guru TK Dan PAUD Ikuti Seminar Pendidikan

Upaya Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (DPC GOPTKI) Kabupaten Purworejo, untuk meningkatkan kualitas guru TK dan pendidik PAUD terus dilakukan. Diantaranya menyelenggarakan seminar pendidikan berwawasan lingkungan dan peningkatan kesepahaman PAUD, yang dibuka Sekda Purworejo di pendopo kabupaten Purworejo, Selasa (28/5).

Hadir dalam seminar tersebut Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Jateng, Nasional Manajer TK PT Intan Pariwara Klaten, Ketua DPC GOPTKI Purworejo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Bapeda, dan dinas instansi terkait. Seminar pendidikan yang diikuti 450 peserta itu, juga sekaligus dalam rangka peringatan HUT GOPTKI ke-56.

Ketua DPC GOPTKI Kabupaten Purworejo Ny Sri Yuni Astuti Tri Handoyo mengharapkan agar guru TK dan Pendidik PAUD dapat menanamkan pengenalan lingkungan sejak di PAUD dan TK. Sehingga timbul rasa cinta lingkungan untuk ikut berperan serta memiliki kepedulian lingkungan. Disamping itu guru TK dan pendidik PAUD diharapkan memiliki satu kesepahaman dalam menerapkan pendidikan, meskipun dengan inovasi dan kreatifitas yang berbeda.

Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM yang mewakil bupati mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan fase pendidikan yang sangat penting. Sebelum anak-anak mendapatkan pelajaran di jenjang berikutnya yang lebih tinggi, masa-masa usia dini adalah masa dimana setiap anak belajar dengan melihat dan mendengar langsung dari guru atau siapapun yang menjadi panutannya. “Oleh sebab itu, untuk membentuk mental anak-anak yang berkualitas diusia dini, maka harus didukung pula oleh guru-guru yang berkualitas pula,” katanya.

Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Tengah Suliyem SPdAUD selaku narasumber menguraikan tentang pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar anak usia dini. Lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar diantaranya lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. 

Dalam melakukan pembelajaran tidak harus diruang kelas tetapi juga harus dibiasakan juga diluar kelas.
“Ajaklah anak-anak keluar kelas untuk mengenal lingkungan, misalnya anak diajak mencari daun yang jatuh kemudian daunnya dihitung. Ini membentuk perilaku bersih sehat dalam lingkungan sekaligus anak belajar menghitung. Termasuk perlunya anak-anak diajak kerja bhakti seminggu sekali dilingkungan sekolah,” jelasnya.

Suliyem mengingatkan, pada dasarnya anak usia dini tidak bisa diberi teori tapi harus langsung praktek. Karena anak akan meniru, yaitu tahu, paham, bisa, dan melakukan. Diusahakan sekolah menyediakan tempat sampah yang untuk organik dan an organik, sehingga anak paham memilah-milah. Demikian juga dengan kreatifitas, guru  bisa memanfaatkan barang yang tidak terpakai seperti kardus bekas, biji salak, botol bekas dan sejenisnya, untuk digunakan sebagai alat peraga.

Menurut Suliyem, lingkungan sebagai sumber belajar sangat berpengaruh pada perkembangan fisik, ketrampilan, social dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Pemilihan sumber belajar harus memenuhi syarat mengandung unsur pendidikan, praktis dan sederhana, aman nyaman dan bersih, mampu mengembangkan aspek perkembangan anak, juga sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan anak.

Sementara itu Nasional Manajer TK PT Intan Pariwara Klaten Agus Sukarno mengajak peserta seminar untuk menciptakan lagu. Peserta dibagi 4 kelompok dan diberi waktu 10 menit untuk menciptakan sebuah lagu. Dia juga memberikan kesempatan bagi yang lagunya memenuhi kriteria, akan diikutkan rekaman di Klaten. “Dalam menciptakan lagu sederhana tidaklah sulit asalkan ada niat, ada alat perekam, jangan takut untuk memulai, dengarkan kritik yang membangun, dan jangan plagiat. Jika itu diperhatikan pasti bisa,” papar Agus yang sudah sering sekali menciptakan lagu-lagu sederhana.


Senin, 27 Mei 2013

Uang Rp 70 Juta Dijambret

Aksi penjambretan kembali terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo. Kali ini yang menjadi korban Masrur Fauzi (51) warga Perum Pepabri RT 02 RW 05 Desa Borokulon Kecamatan Banyuurip, Purworejo.

Akibat kejadian itu korban menderita kerugian Rp 70 juta. Kasubag Humas Polres Purworejo AKP Suyadi yang dimintai konfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Peristiwa bermula saat korban baru saja mengambil uang di Bank BRI Cabang Purworejo Selasa (21/5) sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, tepatnya di depan Kodim 07/08 Purworejo,  korban dipepet oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor  Suzuki Satria FU warna biru.

Sesaat kemudian dua pelaku tersebut berusaha merampas tas berisi uang yang dibawa korban. Sempat terjadi tarik menarik antara korban dan pelaku. “Namun usaha korban sia-sia karena tas tersebut berhasil dibawa kabur dua pelaku,” kata Suyadi.


Dijelaskan Suyadi, selain uang tunai Rp 70 juta, tas itu juga berisi dompet warna hijau berisikan STNK Honda Supra Fit Nopol AA 5590 JT atas nama korban, SIM C, buku tabungan dan kartu ATM BRI atas nama Susipeni. Kasus tersebut kini masih dalam pengusutan Reskrim Polres Purworejo.

Desa Sekartejo Menang Lomba UP2K

Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatani Keluarga (UP2K) yang merupakan program Pokja II TP PKK Kabupaten Purworejo untuk PKK di desa-desa, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Diantaranya penyelenggaraan pameran hasil-hasil UP2K yang rutin dilakukan melalui lomba UP2K.
Seperti pameran yang digelar di PKK belum lama ini, dalam rangka lomba administrasi dan hasil-hasil UP2K tingkat Kabupaten Purworejo. Lomba yang dibuka Wakil Ketua TP PKK Ny Yaminah Suhar SH tersebut, dimenangkan Desa Sekartejo Pituruh.
Ny Yaminah Suhar mengatakan UP2K memiliki potensi yang besar dalam peningkatan ekonomi di desa. Mengangkat dan memanfaatkan produk lokal seperti ubi, sukun, singkong, dan sejenisnya, yang ada di desa menjadi sangat penting dalam agenda UP2K. Termasuk kerajinan tangan dengan bahan baku lokal.

“Selain memasyarakatkan produk lokal, sekaligus mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk lokal tidak kalah kandungan gizi dan vitaminnya dibanding produk lainnya. Asupan gizi yang dibutuhkan kita, semua tersedia pada produk lokal dan perlu pembiasaan untuk kita mengonsumsi selain beras dan terigu,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini juga terkait dengan program pemerintah pentingnya meningkatkan pangan lokal. Karena tidak selamanya produksi padi dan terigu akan dapat mencukupi kebutuhan rakyat. “Sehingga diharapkan melalui kegiatan UP2K, masyarakat Purworejo mampu meningkatkan ekonomi keluarga dengan pengelolaan produk lokal yang ada disekitarnya,” tandasnya.

Terkait dengan lomba UP2K, Ny Suhar mengingatkan agar lomba UP2K dapat dijadikan motivasi dan semangat untuk terus melakukan inovasi dan perbaruan ke arah yang lebih meningkat. Karena sedikit banyak PKK telah ikut andil dalam upaya memecahkan sebagian permasalahan pemerintah.

Ketua panitia Ny Zuhziah Dani Purwadi mengatakan lomba UP2K diikuti 16 desa dari 16 kecamatan. Lomba dimenangkan Desa Sekartejo Kecamatan Pituruh, disusul Desa Kemiri Lor Kecamatan Kemiri, dan Desa Pekacangan Kecamatan Bener. Penilaian didasarkan pada pengembangan usaha dari modal awal, ketertiban administrasi baik keuangan maupun kearsipan, dan hasil usaha UP2K. 

Menurutnya, lomba yang berlangsung hingga sore hari itu sebagai tolok ukur kemampuan kader PKK desa dalam mengelola dan mengembangkan dana stimulan UP2K di masing-masing desa dan sekaligus evaluasi kegiatan UP2K.


Dua Kakek Cabuli Cucunya Hingga hamil

Dua Kakek masing-masing Sunarko (61) warga Desa Pulutan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo dan Didik Purwanto (44) warga Desa Bubutan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo memang tidak tahu diri.

Betapa tidak, demi memuaskan nafsu sahwatnya, dua kakek tiri tersebut tega menggauli cucunya, sebut saja Bunga (15) hingga hamil lima bulan.Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kini kedua kakek tersebut meringkuk dalam sel tahanan Mapolres Purworejo.

Kapolres Purworejo AKBP M. Taslim Choerudin melalui Kasubag Humas AKP Suyadi didampingi Kasatreskrim AKP Yuli Manosani saat dikonfirmasi membenarkan adanya tindak persetubuhan terhadap anak tersebut. Dijelaskan, perbuatan tidak terpuji yang menimpa korban berlangsung sejak bulan Mei 2012.

Dihadapan polisi Sunarko mengaku menyetubuhi korban sebanyak lima kali. Semuanya dilakukan di rumah Sunarko. Modus yang digunakan, Sunarko mengatakan jika korban menderita penyakit dan bisa sembuh dengan cara berhubungan badan dengan Sunarko. Karena takut korban yang tercatat sebagai siswa SMP Muhammadiyah Purwodadi itu menurut saja perkataan kakeknya. “Mungkin karena ketagihan tersangka mengulangi perbuatannya hingga lima kali. Yaitu bulan Mei, Juni dan Desember 2012,” kata AKP Suyadi.

Lain Sunarko lain pula cara yang digunakan Didik dalam menjalankan aksi bejatnya. Pria bertubuh tambun ini awalnya menyuruh korban untuk mencabuti ubannya. Usai mencabuti uban korban kemudian diberi uang dan disayang-sayang dengan cara dipeluk dan cium. Namun dasar kakek berotak ngeres, peluk cium itu membuat nafsu birahinya bangkit.

Dan tanpa pikir panjang lagi Didik langsung menyetubuhi korban. Tak puas sekali, Didik mengulanginya sampai tiga kali. Hal itu dilakukan setelah korban pulang sekolah. “Didik melakukannya pada bulan Agustus, Oktober dan Desember 2012,” terang AKP Suyadi.

Terbongkarnya perbuatan bejad duo kakek tersebut bermula dari kecurigaan nenek korban atau istri Sunarko, Waginah dan istri Didik Purwanto, Baniyah. Sebagai wanita, dua nenek ini curiga dengan perkembangan tubuh cucunya yang makin hari semakin membengkak layaknya sedang hamil. Apalagi baik Waginah maupun Baniyah beberapa kali memergoki suaminya berduaan di kamar dengan korban.

Setelah dibujuk akhirnya korban mengaku pernah beberapa kali diajak berhubungan badan oleh mbah Sunarko dan mbah Didik. Mendengar pengakuan cucunya, kejadian itu kemudian dilaporkan kepada ayah korban, Hari Pujiono yang sedang bekerja di Yogyakarta. Setelah yakin korban hamil akibat perbuatan mertuanya, Hari Pujiono kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib. Mendapat laporan tersebut Rabu (15/5) polisi kemudian menangkap Sunarko di rumahnya. “Pada hari yang sama tersangka Didik menyerahka diri ke kades setempat kemudian diantar ke Mapolsek Purwodadi,” tandas AKP Suyadi.

Menurut AKP Suyadi, selama ini korban tinggal bersama Sunarko, kakek tiri dari keluarga ayah. Sebelum tinggal bersama Sunarko, korban sempat diasuh oleh Didik Purwanto yang merupakan kakek dari keluarga ibu. Sementara ibu korban, Aprianti, sudah lama meninggal dunia karena kecelakaan. Akibat perbuatan cabul tersebut, korban kini hamil lima bulan. Sementara kedua kakek mesum tersebut dijerat dengan 81 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.








Jumat, 24 Mei 2013

Siswa SMK Penabur Curi Laptop


Belum bisa melunasi uang pembayaran sekolah sebesar Rp 750 ribu membuat Andre Rinzi (19) siswa SMK Penabur Purworejo gelap mata. Tanpa pikir panjang, warga Baturaja Sumatera Selatan ini nekad mencuri laptop merek HP warna hitam milik Ade Prasetyanto (23) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo, warga Kebumen.
Tersangka dan korban merupakan teman satu kos di Kampung Kliwonan, Kelurahan Sindurjan, Kecamatan/Kabupaten Purworejo. Kapolres Purworejo AKBP M. Taslim Choerodin melalui Kapolsek Kota AKP Mangarif membenarkan adanya kasus tersebut. Menurut AKP Mangarif, pelaku masuk ke kamar kos korban melalui jendela yang tidak terkunci Minggu (19/5) sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu kondisi kamar kosong karena korban sedang pulang ke Kebumen.

Setelah berhasil mengambil laptop tersangka tidak langsung menjualnya, melainkan dititipkan kepada salah satu temannya diluar kos. Korban baru mengetahui laptop miliknya hilang setelah pulang dari Kebumen Rabu (22/5). Mengetahui laptop miliknya hilang korban kemudian melapor kepada pemilik kos. “Untuk mengetahui siapa pelaku pencurian pemilik kos mengumpulkan semua penghuni,” kata AKP Mangarif.

Mengetahui rencana pemilik kos, tersangka yang ketakutan kemudian berusaha mengembalikan laptop hasil curian tersebut ke kamar korban. Sayang, usahanya itu diketahui oleh penghuni kos lain, saat itu juga tersangka ditangkap dan dilaporkan ke Mapolsek Kota. Akibat kejadian itu korban menderita kerugian sekitar Rp 4, 5 juta. Sementara tersangka meringkuk dalam sel tahanan polsek kota guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dari pengakuan tersangka, dirinya nekad berbuat seperti itu karena tidak punya uang untuk melunasi tunggakan SPP selama enam bulan atau Rp 750 ribu. Selama ini tersangka tinggal sendirian di Purworejo. Untuk biaya hidup sehari-hari tersangka mengandalkan kiriman orang tuanya di kampung yang bekerja sebagai buruh tani. “Kiriman dari orang tua setiap bulanya hanya Rp 200 ribu. Itupun sering terlambat,” ucap tersangka saat ditemui di Mapolesk Kota.


Kecamatan Kaligesing Lunas PBB


Kecamatan Kaligesing menjadi kecamatan pertama di Kabupaten Purworejo, yang lunas pajak bumi dan bangunan (PBB) tahun 2013. Penyerahan penghargaan lunas PBB, dilakukan bersamaan dengan peresmian proyek PNPM MD Kecamatan Kaligesing, dalam kegiatan Tilik Desa yang dipusatkan di Desa Kaliharjo, Rabu (22/5). Kegiatan tilik desa dihadiri Bupati, Wakil Bupati dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyampaikan rasa bangga sekaligus ucapan selamat kepada Pemerintah dan Masyarakat Kecamatan Kaligesing, karena saat ini seluruh desa yang ada di Kecamatan Kaligesing telah lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2013, yang sekaligus berarti bahwa Kaligesing merupakan kecamatan pertama di Kabupaten Purworejo yang lunas PBB tahun 2013. “Mudah-mudahan prestasi yang diraih itu bisa menjadi contoh dan memotivasi desa/ kelurahan dan kecamatan lainnya,” harapnya.

Diungkapkan bahwa kegiatan tilik desa ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Kegiatan yang diintegrasikan dengan program dan kegiatan di SKPD ini, diharapkan juga menjadi daya ungkit percepatan pembangunan desa. “Karena kita menyadari desa merupakan ujung tombak pembangunan daerah, dimana apabila desa-desanya maju maka akan maju pula daerah tersebut, demikian pula sebaliknya,” katanya.

Kegiatan tilik desa ini, rencananya akan dilaksanakan secara bergantian di desa/kelurahan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo. “Tentunya ada banyak pertimbangan untuk menentukan desa/ kelurahan yang akan dipilih sebagai lokasi tilik desa. Seperti desa Kaliharjo ini, yang merupakan salah satu desa dengan potensi seni budaya cukup menonjol,” katanya.
Camat Kaligesing Drs Agus Ary Setiyadi SSos melaporkan bahwa pembiayaan pelaksanaan PNPM-MD tahun 2012 Kecamatan Kaligesing sebesar Rp 961.078.000. Dana tersebut berasal dari  bantuan langsung masyarakat (BLM) pemerintah pusat Rp 855 juta, dari pemerintah daerah Rp 45 juta dan swadaya masyarakat Rp  61.078.000,-.

Untuk kegiatan bidang ekonomi, yaitu simpan pinjam khusus kelompok perempuan dan usaha ekonomi produktif. Kelompok masyarakat yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini meliputi 230 kelompok dengan jumlah pemanfaat 2.875 orang. Modal yang dikelola unit pengelola kegiatan PNPM-MD Kecamatan Kaligesing sampai bulan Desember 2012 sebesar Rp. 3.854.317.650 dengan tingkat bunga 18 persen pertahun dan tingkat pengembalian 95,80 persen. Surplus bersih yang dihasilkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 479.275.670,-.

Dari surplus tersebut antara lain 20 persennya akan disalurkan pada masyarakat kurang mampu yang berupa bantuan dana sosial sebesar Rp. 101 juta. Dialokasikan untuk pemberian 27 ekor kambing, jamban keluarga 87 unit, bantuan modal usaha 5 orang , peralatan kerja 49 orang. Sedangkan 80 persennya untuk penambahan modal, kelembagaan dan resiko/ cadangan. Tahun 2012 PNPM-MD Kecamatan Kaligesing juga mengelola Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) sebesar Rp  297.509.000.

Rabu, 22 Mei 2013

Tarif Parkir Pasar Kutoarjo Memberatkan


Sejumlah warga yang menggunakan area parkir Pasar Kutoarjo mengeluhkan tarif yang dikenakan. Jika sesuai aturan, biaya parkir sepeda motor hanya Rp 500, namun di parkiran tersebut ditarik Rp 1000,-. Selain itu warga juga menganggap pengelola tempat parkiran tersebut asal-asalan dan mengabaikan keamanan kendaraan yang diparkir.

Anggapan warga bukan tidak beralasan, sebab, sejak beberapa bulan terakhir ini banyak terjadi pencurian helm di tempat parkiran tersebut. “Bagaimana, tidak kesal, sudah mahal keamanan nya tidak terjamin,” ujar warga yang enggan disebut namanya. Oleh karena itu warga berharap agar pemerintah segera menata ulang perparkiran di Purworejo, khususnya di Komplek Pasar Kutoarjo.

30 Aparatur Ikuti Diklat SPM


Sebanyak 30 orang aparatur, mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) penyusunan rencana pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) selama lima hari. Mereka berasal dari satuan kerja perangkat daerah (SPKD) Kabupaten Purworejo. Diklat dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Senin (20/5), di Sanjaya Inn Hotel.

Kasi Bidang Teknis dan Fungsional pada Pusat Diklat Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Regional Yogyakarta Drs H Mirza Erapunagi, menginfomasikan bahwa kegiatan ini merupakan angkatan ke tiga tahun 2013. Peserta sejumlah 30 orang berasal dari masing-masing SKPD di Kabupaten Purworejo. Mereka akan mengikui diklat selama lima hari hingga 24 Mei mendatang.

Peserta akan mendapat materi tentang konsep dasar SPM, sistem pelayanan publik sistem pemerintahan daerah, penyusunan dan penerapan SPM, pengembangan indikator SPM, penerapan SPM, penyusunan rencana pencapaian SPM, serta praktek penyusunan rencana pencapaian SPM. Materi akan disampaikan pejabat struktural dan Widyaiswara di lingkungan Pusdiklat Kemendagri Regional Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, mengungkapkan bahwa pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan dianggap tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Pada masa lalu negara ataupun pemerintah sangat dominan, menjadikan masyarakat menjadi pihak yang sangat diabaikan dalam setiap proses pembangunan. “Oleh karena itu, tuntutan penyelengaraan pemerintahan yang baik merupakan hal yang wajar dan seharusnya direspon, dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik,” tandasnya.

Fungsi utama pemerintah daerah, sambungnya, adalah penyediaan pelayanan publik bagi masyarakat daerah bersangkutan. Oleh sebab itu optimalisasi pelayanan publik yang efisien dan efektif menjadi perhatian utama pemerintah daerah agar dapat menyajikan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mendorong pemerintah daerah melakukan pelayanan publik yang tepat bagi masyarakat, dan sekaligus mendorong masyarakat  untuk melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik.

200 Anak Bareng-bareng Makan Ikan


Sebanyak 200 anak sekolah dasar kelas I hingga kelas VI, mengikuti kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan). Mereka makan bersama-sama, dengan lauk utama berupa ikan. Pelaksanaan makan bersama itu sekaligus merupakan kegiatan pencanangan kampanye gemarikan yang dipusatkan di SD Pelutan Kecamatan Gebang, Selasa (21/5). 

Pencanangan dilakukan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, yang dihadiri Budi Ismawan SH Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Ketua Forikan Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH , forum komunikasi pimpinan daerah, serta dinas instansi terkait.
Ketua panitia Murdiyati SE mengatakan, 200 anak SD yang mengikuti kegiatan makan bersama itu berasal dari SD Pelutan, SD mlaran I dan II, SD Bendosari dan SD Ngemplak. Menurutnya kegiatan gemarikan tersebut bertujuan sebagai wahana pengenalan konsumsi makan ikan sejak usia dini, sebagai gerakan masyarakat untuk menjadikan ikan sebagai menu keluarga yang aman dan sehat.

Bupati Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan, Purworejo memiliki potensi ikan yang luar biasa. Purworejo sebelah selatan memiliki hamparan pantai yang luas dan memiliki ikan laut yang banyak. Sedangkan Purworejo sebelah utara terdapat delapan kecamatan di dataran tinggi, yang juga memiliki potensi tawar.  “Maka kampanye ini menjadi penting, untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya ikan untuk memperbaiki asupan gizi khususnya anak-anak,” katanya.

Kasi SDM dan Kelembagaan Dinas Perikanan dan Kelautan Profinsi Jawa Tengah Budi Ismawan SH mengatakan, gemarikan merupakan program nasional dengan menggunakan anggaran APBN dan APBD. Kegiatan ini dimaksudkan untuk industrialisasi perikanan nasional, mengingat potensi perikanan kita yang luar biasa. Dengan program ini, diharapkan konsumsi ikan masyarakat kita akan meningkat.

Dalam kesempatan tersebut, PKK Kabupaten Purworejo juga menyerahkan bantuan berupa benih ikan sebanyak 2500 ekor. Ny Yaminah Suhar mengharapkan bantuan benih ikan tersebut merupakan stimulan bagi masyarakat, agar mau memanfaatkan lahan yang kosong disekitar rumahnya untuk budidaya ikan.

Sementara itu, Kasi Bina Teknologi, Penangkapan dan Sumberdaya Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purworejo Eko Paskiyanto mengatakan bahwa tingkat konsumsi ikan masyarakat Purworejo masih rendah. Di Purworejo tingkat konsumsi masyarakat kita baru 9,2 kg/perkapita/tahun. Padahal standarnya adalah 12 kg/perkapita/tahun.  “Jadi melalui kegiatan kampanye gemar makan ini diharapkan target konsumsi ikan 12 kg/perkapita/tahun di Purworejo bias tercapai.

Selasa, 21 Mei 2013

Ketiduran, BB Monza Raib


Sudah jatuh ketimpa tangga pula. Itulah mungkin ungkapan yang pas yang dialami oleh Rina Lestari (31) warga Kliwonan RT 2 RW 9 Kelurahan/Kecamatan Kutoarjo. Betapa tidak , saat menunggu saudaranya yang sedang dirawat di rumah sakit, handphone Blackberry (BB) Monza miliknya diembat orang tidak bertanggung jawab. Akibatnya korban menderita kerugian sekitar Rp 3 juta.

Kejadian bermula saat korban sedang menunggu saudaranya yang di rawat di ruang Kenanga CI RSUD Saras Husada Purworejo Kamis (16/5). Lantaran kelelahan dan ngantuk, sekitar pukul 00.15 WIB korban tertidur di lantai sementara BB miliknya diletakkan di sebelah kiri kepalanya.

Ketika terbangun sekitar pukul 01.15 WIB korban kaget karena BB miliknya sudah tidak ada ditempat. “Saya sudah berusaha cari ke seluruh ruangan tapi tidak ketemu,” kata Rina. Setelah yakin BB miliknya raib kemudian korban melapor ke polisi. Kasusub tersebut kini sedang ditangani oleh polres Purworejo.

Paguyuban Sepeda Onthel Terima Sertifikat KSI


Paguyuban Sepeda Onthel Pesona Bumi Bagelen menerima sertifikat dari Komite Sepeda Indonesia (KSI). Sertifikat diterima oleh Ketua Umum Pesona Bumi Bagelen H Kelik Sumrahadi SSos MM bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) I Pesona Bumi Bagelen, di pendopo rumah dinas Wakil Bupati di Kutoarjo, Senin (20/5).

Hadir dalam HUT Pesona Bumi Bagelen antara lain Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Wakil Bupati Purworejo Suhar, dan Muspika serta anggota Pesona Bumi Bagelen dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo.

Ketua panitia penyelenggara Drs Aris Munandar dalam laporannya menyampaikan, semula kegiatan tersebut akan dihadiri oleh onthelis-onthelis se Jawa, karena bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Namun karena adanya pertimbangan jelang Pilgub tanggal 26 Mei, maka pertemuan onthelis se Jawa diundur, dan akan dilaksanakan beberapa waktu mendatang.

Aris Munandar juga menyampaikan bahwa diterimanya sertifikat dari KSI juga telah melalui tahapan. “Kita sudah melaksanakan ngangsu kawruh dengan mengikuti pertemuan di Ancol. Juga pada pertemuan Bandung Lautan Onthel di Bandung, dimana banyak onthelis dari Kutoarjo dan Purworejo yang datang,” ungkapnya.

Ketua umum paguyuban sepeda onthel Pesona Bumi Bagelen, H Kelik Sumrahadi SSos MM menyampaikan bahwa dengan diterimanya sertifikat dari KSI ini, maka paguyuban secara otomatis harus masuk dan mengikuti program yang ada. Disampaikan pula KSI merupakan wadahnya komunitas atau club-club sepeda onthel di Purworejo dari berbagai jenis, tapi bukan organisasi politik.

Sementara itu, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengharapkan komunitas sepeda di Purworejo bisa menjadi aset wisata di Purworejo. “Ini merupakan aset yang luar biasa yang harus dikembangkan di Purworejo. Melalui paguyuban yang didominasi oleh sepeda onta ini, diharapkan juga semakin menambah kasanah budaya kita,” imbuhnya

Senin, 20 Mei 2013

Bekas Gedung SDN Baledono IV Dibiarkan Mangkrak


Sejak di regruping dengan Sekolah Dasar (SD) Negeri  Baledono III sekitar tahun 2005, bekas gedung SDN IV Purworejo atau yang lebih dikenal SD Inpres kini kondisinya memprihatinkan. Bangunan gedung SD yang terletak di kelurahan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo tersebut sebagian sudah ambruk dan tidak bisa dipakai lagi. Dari enam lokal yang ada dua diantaranya atapnya ambrol. Sedang lokal lainya juga sudah rusak parah dan rawan ambruk.

Namun demikian hingga kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo belum mengambil tindakan. Padahal, jika hal kondisi dibiarkan berlarut-larut akan membahayakan warga sekitar. Bahkan tidak menutup kemungkinan dapat membahayakan jiwa warga yang rumahnya berdekatan dengan sekolah itu. “Jika ada hujan deras dan angin kami takut dan was-was gedung itu roboh menimpa rumah warga,” kata salah seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan sekolah itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana Prasarana Pendidikan Dasar Dinas pendidikan dan Kebudayaan Purworejo, Sri Suharni mengatakan, sampai saat ini eks gedung SDN IV Baledono belum diserahkan kepada pihaknya oleh SDN Baledono III selaku pengelolanya. Karena belum ada penyerahaan maka pihaknya menganggap sekolah tersebut masih dipergunakan pihak sekolah. “Selama belum diserahkan oleh pihak pengelola maka kami menganggap gedung itu masih digunakan pihak sekolah,” jelasnya.

Sri Suharni mengatakan, aset sekolah hasil regruping tetap menjadi tanggung jawab pihak pengelola selama belum diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan Purworejo. “Namun jika sudah diserahkan akan kami teruskan ke bagian umum Dinas pendidikan agar diinventarisir,” ucapnya.

Pemkab Berikan Penghargaan Untuk Masyarakat Berprestasi


Momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2013, digunakan Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk memberikan penghargaan kepada masyarakat berprestasi. Penghargaan berupa uang itu, diserahkan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, pada upacara  Harkitnas di alun-alun Purworejo, Senin (20/5).

Penghargaan masyarakat berprestasi tahap I ini, diberikan kepada 25 orang/regu, dengan jumlah total Rp 42 juta.  Masing-masing jumlahnya variatif, sesuai dengan level dan peringkat kejuaraan.
Penghargaan diberikan antara lain kepada Ngaderi yang meraih juara 2 nasional lomba petugas operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa, berupa uang senilai Rp 3 juta. 

Sedangkan Yogi Nurwidiatmoko  yang meraih juara 3 nasional kejuaraan tenis meja, mendapat uang Rp 2,5 juta. Selain keduanya, 23 orang lainnya yang meraih juara I sampai III tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara I mendapat Rp 2 juta, juara II Rp 1,5 juta dan juara III Rp 1 juta.

Bupati Purworejo dalam sambutannya membacakan sambutan Menkominfo Tifatul Sembiring mengajak untuk mengenang kembali bagaimana semangat perjuangan The Founding Fathers kita, agar diambil sebagai teladan bagi generasi muda. Mereka telah berjuang tanpa pamrih, penuh pengorbanan, kesabaran dan keberanian mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini.

“Bagaimana para pejuang telah berhasil membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen bangsa. Mengedepankan dialog yang kontruktif bagi pemecahan persoalan bangsa yang dihadapi kala itu. Sehingga problem-problem pelik dibidang, ekonomi maupun sosial ini dapat terpecahkan,” katanya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi pada abad ke-21 ini bukan lagi dalam bentuk penjajahan, tetapi berupa globalisasi. “Akan diuji daya saing dan keunggulan bangsa ini ditengah-tengah ajang kompetisi antar bangsa. Kondisi dimana tapal batas antar negara seolah pupus. Dimensi ruang dan waktu seakan runtuh. Dunia seakan terasa datar, menjadi satu kesatuan,” ungkapnya.


Wagub Rustriningsih : Masalah Kesehatan Tidak Bisa Diselsaikan Satu Pihak


Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Dra Rustriningsih MSi mengungkapkan bahwa hampir setiap minggu dirinya melakukan kunjungan kegiatan kemanusiaan berupa bakti sosial operasi gratis sumbing bibir dan langit-langit bagi masyarakat kurang mampu. “Kegiatan tersebut menginspirasi saya, untuk bisa melakukan kegiatan baksos yang lain. 

Tidak hanya sumbing bibir dan langit-langit saja, tapi bisa lebih lagi seperti mendirikan klinik kesehatan, meningkatkan bidang pertanian, mengembangkan UMKM dan lain-lain, yang tujuannya untuk membantu masyarakat Jawa tengah dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan,” ungkap Rustriningsih pada pembukaan baksos gratis sumbing bibir dan langit-langit di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo, Sabtu (18/5).

Rustriningsih mengaku, rencana kegiatan kemanusiaan menjadi bagian yang disiapkan pasca tidak menjabat wakil gubernur, yang habis tugasnya pada 23 Agustus 2013 mendatang. Untuk sumber dana bukan berasal dari APBD atau APBN, tetapi menghimpun dana dengan kerabat dan teman-temannya. Termasuk bentuk dan wadahnya masih digodok, dengan tujuan untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Angan-angan saya bisa terus melanjutkan kegiatan kemanusiaan seperti ini, tidak saja untuk mengentaskan masyarakat kurang mampu, tetapi juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah,” ungkapnya.

Dikatakan kesehatan masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak semata. Sedangkan sampai saat ini, masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum dapat mengatasi masalah kesehatan, akibat keterbatasannya. Misalnya ketidakmampuan secara finansial atau lokasi rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Sehingga kegiatan baksos ini tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Sementara itu Direktur RS PKU Muhammadiyah Purworejo dr Ulfah Hidayah MKes mengatakan, operasi gratis ini merupakan kelanjutan operasi yang telah dilakukan satu tahun yang lalu. Operasi saat ini diikuti 39 orangm, ada yang operasi penyempurnaan dan ada pasien baru. Kegiatan ini bekerjasama antara RSU PKU Muhammdiyah dengan Yayasan Permata Sari Semarang dan Disnakertansos Purworejo.

Bupati Purworejo yang diwakili Kepala Disnakertransos Sumharjono S.Sos MM mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik, memegang peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Menurutnya, pemerintah daerah memang telah memiliki berbagai institusi kesehatan mulai dari RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu maupun Poliklinik. Namun demikian dengan berbagai keterbatasan yang ada, institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah itu, belum bisa melayani seluruh lapisan masyarakat secara optimal. “Oleh karenanya, keberadaan rumah sakit - rumah sakit swasta sangat penting dan strategis dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” katanya.

Di sisi lain pihaknya bisa memahami bahwa biaya operasional rumah sakit memang sangat besar, sehingga wajar apabila biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta juga relatif lebih mahal. “Meski demikian, kita semua tentu berharap agar rumah sakit swasta tetap tidak kehilangan misi-misi sosialnya tanpa harus mengorbankan kepentingan bisnis, yang memang dibutuhkan agar rumah sakit swasta dapat senantiasa eksis,” harapnya.

Sabtu, 18 Mei 2013

Bazar dan Lomba Warnai 8 Windu SMP Bruderan


Berbagai kegiatan digelar dalam rangka peringatan 8 Windu SMP Bruderan Purworejo. Diantaranya lomba nyanyi, lomba melukis dan pentas seni. Kegiatan yang dipusatkan di aula sekolah setempat itu digelar selama dua hari, tanggal 18 – 19 Mei 2013. Peringatan 8 Windu SMP Bruderan Purworejo dengan tema “Kasih Dalam Budaya Indonesia “ juga dimeriahkan dengan bazar buku dan aneka makanan.

Kepala SMP Bruderan Purworejo, Pterus Sutanto, S.Pd mengatakan, dalam usia 8 windu kini SMP Bruderan bisa dibilang tidak muda lagi. Namun demikian sekolah yang menganut budaya kasih itu masih tetap eksis meski tak segermelap dulu. “Yang patut dibanggakan dari sekolah ini adalah spirit of charity yang dibangun antar semua keluarga besar SMP Bruderan,” kata Petrus Sutanto.

Menurutnya, melalui momentum dan semangat 8 Windu dia akan terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Bruderan. “Pendidikan yang kami tawarkan tidak hanya sekedar mengedepankan aspek kognitif saja, melaikan juga menyangkut kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan etika,” tambah Petrus.

Sementara itu, Bupati Purworejo Mahsun Zain mengatakan, sejak berdirinya sampai sekarang SMP Bruderan merupakan salah satu aset berharga bidang pendidikan di Kabupaten Purworejo. Dalam usianya yang telah mencapai 64 tahun, SMP Bruderan Purworejo sudah banyak melahirkan orang-orang sukses di bidangnya masing-masing. “Seiring bertambahnya usia, kita berharap eksistensi SMP Bruderan Purworejo akan semakin kokoh,” kata Mahsun Zain.

Yang menarik, sewaktu berangkat untuk menghadiri Peringatan 8 Windu, Bupati Purworejo berjalan kaki dari Pendopo Kabupaten menuju SMP Bruderan dengan diiringi Drum Band sekolah. Dalam kesempatan itu bupati juga berkenan menyaksikan atraksi Drum Band SMP Bruderan yang terkenal kompak dan rancak dalam memainkan irama.










Jumat, 17 Mei 2013

Kadus Dianiaya Kades Hingga Babak Belur


Nasib mengenaskan dialami Linda Sustriyanti (46) warga RT 3 RW 2 Desa Wonoboyo Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Wanita yang menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) di desanya tersebut telah dianiaya oleh oknum Kepala Desa Briyan Kecamatan Ngombol, Purworejo berinisial A.

Belum diketahui pasti motif penganiayaan itu. Namun demikian ada dugaan penganiayaan berlatar belakang dendam lantaran pelaku dilaporkan polisi oleh suami korban, Puji Hermanto terkait judi togel. Akibat peristiwa itu kini korban harus dirawat di Puskesmas Bragolan Kecamatan Purwodadi. Dikatakan, aksi pemukulan terjadi Selasa (14/5) sekitar pukul 17.00 WIB.

Waktu itu pelaku datang ke rumah korban dengan mengendarai mobil. Tanpa basa basi kemudian mencengkeram baju Puji Hermanto dan menyeret keluar rumah. Setelah terjadi adu mulut kemudian pelaku menghajar Puji Hermanto.

Korban yang melihat suaminya dipukuli kemudian berusaha melerainya. Namun karena pelaku sudah terlajur kalap korban justru ikut dihajar hingga babak belur. Aksi penganiayaan baru berhenti setelah beberapa warga melerainya. “Waktu kejadian Pak Kades masih mengenakan seragam dinas,” ujar Linda Sustriyanti yang didampingi anaknya, Rico (26). Kasus penganiayaan tersebut kini masih dalam pengusutan Polres Purworejo.

TMMD Sengkuyung Dipusatkan di Desa Kalijering


Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I tahun 2013 Kabupaten Purworejo, dipusatkan di desa Kalijering Kecamatan Pituruh. Upacara pembukaan TMMD dipimpin oleh Dandim 0708 Purworejo  Letkol Inf Ary Sundoro Ssos, ditandai dengan penyerahan alat kerja, Selasa (14/5). Dansatgas Perwira Seksi Teritorial Kapten Inf Bambang Wahyudi dalam laporannya mengungkapkan, TMMD Sengkuyung tahap I tahun 2013 dilaksanakan selama 20 hari mulai tanggal 14 Mei sampai 3 Juni 2013. Sasaran pembangunan fisik pokok berupa rabat beton jalan desa sepanjang 1.600 meter dan lebar 80 CM X 2.

Pembangunan fisik lainnya berupa pembersihan saluran air kanan kiri jalan. Sasaran fisik tambahan berupa rehab rumah warga sebanyak 15 unit dan penghijauan lingkungan dengan menanam pohon trembesi, pete, jati, beringin dan pucang masing-masing sebanyak 300 batang. Kemudian menanam pohon cengkeh dan aren 1.000 batang, serta pohon albasia sebanyak 1.200 batang.

Sasaran non fisik berupa penyuluhan bidang pertanian dan kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan industri, kamtibmas, agama, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, PBA, pemutaran film dan pasar murah. Sebelum pelaksanaan, telah dilaksanakan pra TMMD selama 30 hari yaitu tanggal 13 April sampai 12 Mei 2013.

Kegiatan TMMD tahun ini direncanakan menghabiskan dana sebesar Rp 215 juta yang berasal dari APBD Propinsi Rp 113 Juta, APBD Kabupaten Rp 60 Juta dan dari swadaya masyarakat desa Kalijering sebesar Rp 42 juta. Pengerahan tenaga kerja setiap hari berjunlah 133 personil yang terdiri dari TNI 40 orang, Polri 5, Bapermades 3, Bappeda 4, tim tehnis 6 dan dari masyarakat sebanyak 75 orang.

Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dandim 0708 Purworejo Letkol Inf Ary Sundoro SSos mengungkapkan, program TMMD yang dilaksanakan cecara rutin dua kali dalam setahun ini merupakan program terpadu lintas sektoral yang melibatkan TNI, kementrian, lembaga pemerintah non kementrian dan pemerintah daerah serta segenap lapisan masyarakat. Kegiatan TMMD ini diprioritaskan untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, pulau pulau kecil terdepan, perkotaan yang belum tersentuh oleh pembangunan dan kumuh, serta daerah lain yang terkena bencana.

Disampaikan pula bahwa salah satu tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang, adalah membantu tugas pemerintah di daerah. “Sebagai bagian dari komponen masyarakat, TNI tetap konsisten untuk membantu kesulitan rakyat, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya masyarakatnya,” katanya.

Purworejo Masuk Nominasi Lomba Arsip Jawa Tengah


Pengelolaan arsip di desa Plipiran Kecamatan Bruno, masuk nominasi 6 besar dalam lomba tertib arsip tingkat Provinsi Jawa Tengah. Untuk menentukan juaranya, tim penilai berkunjung ke Kabupaten Purworejo, dan diterima Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, di peringgitan, Kamis (16/5). Selain tertib arsip desa, juga dilakukan penilaian  lembaga kearsipan daerah, yakni di Kantor Arpusda, Kantor LH dan DPPKAD. Dalam kesempatan itu, Bupati berharap Purworejo bisa meraih juara dan mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. “Dengan menjadi juara, kita berharap akan dibangunkan depo arsip yang lebih representatif,” katanya.

Sementara itu, Asisten III Sekda Drs Sigit Budimulyanto MM yang mendampingi tim penilai di lokasi penilaian mengungkapkan, Pemkab Purworejo sangat menyadari penting dan strategisnya keberadaan arsip. Karena itu pemkab berusaha semaksimal mungkin dalam pengelolaan arsip, baik melalui berbagai pembinaan maupun pendampingan. “Upaya tersebut terbukti dengan diraihnya sejumlah prestasi terkait kearsipan, yang berhasil diraih Kabupaten Purworejo dalam beberapa tahun terakhir ini,” ungkapnya.

Ia juga berharap tim penilai bisa menemukan berbagai keunggulan dalam pengelolaan arsip di Desa Plipiran maupun SKPD pembina dan pendukung. “Kami percaya apabila bisa menjadi juara di tingkat Jawa Tengah, pengelolaan arsip di Kabupaten Purworejo akan mampu meraih prestasi saat mewakili Jawa Tengah pada level yang lebih tinggi lagi,” katanya.

Rabu, 15 Mei 2013

90 Anak Putus Sekolah Dapat Motivasi


Sebanyak 90 orang anak putus sekolah, mendapat pendidikan motivasi, agar ada keinginan kuat untuk kembali ke pendidikan. Mereka akan diberikan motivasi, pedidikan akademis dan non akademis selama satu bulan. Selama menerima pendidikan, meraka diasramakan dan didampingi sarjana pendamping yang telah mendapat patihan terlebih dahulu.

Hal tersebut terungkap dalam acara pembukaan program Pengurangan Pekerja Anak – Program Keluarga Harapan (PPA-PKH), Selasa (14/5). Acara dibuka oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Purworejo, Sumharjono SSos, di aula Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) “Danukusumo” Kelurahan Kledung Kradenan. Seusai pembukaan, peserta mendapat pengarahan dan motivasi yang disampaikan Dinas Pendidikan, Polres, Kantor Kementrian Agama, dan pimpinan perusahaan.

Kepala Dinas Nakertransos Sumharjono, mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan tersebut antara lain untuk memotivasi anak agar mempunyai keinginan kuat untuk kembali ke pendidikan. Disamping mempersiapkan anak kembali ke sekolah dengan memberi pelajaran yang dibutuhkan, agar mereka siap kembali ke sekolah. Selama masa pendampingan, anak akan dinilai sesuai minat dan kemampuannya, untuk direkomendasikan mengikuti pendidikan selanjutnya.

Peserta sebanyak 90 orang anak, yang berasal dari 10 kecamatan. Terdiri dari 53 laki-laki,  perempuan 37 orang. Dari jumlah tersebut 66 orang anak usia SD, 24 anak usia SMP. Mereka mendapat pendidikan selama satu bulan, diasramakan di PAYM Danukusumo. Hingga empat bulan kedepan, peserta akan mendapat uang saku Rp 250.000/ bulan/ anak. Selama mendapat pendidikan, mereka akan didampingi sembilan orang sarjana pendamping, yang telah dibekali pelatihan.

Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Basuki Raharjo, menyatakan bahwa usia 7-12 merupakan usia sekolah. Pemerintah memprogramkan wajb belajar dasar SD ditambah SMP. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sehingga pemerintah dilarang memungut biaya. Untuk membayai operasional pendidikan, pemeritah memberikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

Pendidikan dikelompokkan berdasarkan jenjangnya. Usia 0-6 tahun termasuk pendidikan anak usia dini. 7-15, merupakan masa anak-nak. Usia ini diwajibkan mengkuti pendiikan dasar. Usia 15-18, awal masa remaja. 19-21, masa tengah-tengah. 21-25 tahun masa akhir remaja.
Menurutnya, menempuh pendidikan bisa melalui pendidikan formal dan non formal. Bila usia memungkinkan, menempuh pendidikan formal di sekolah-sekolah. Namun bila tidak memungkinkan, seperti karena usia, bisa menempuh pendidikan non formal. Misalnya kejar paket A,B dan C. Setelah usia 25 tahun, memasuki dunia kerja. Pada usia ini anak dipersiapkan untuk menekuni bidang prosesinya.

PN Purworejo Gagal Eksekusi Tanah Sengketa


Pengadilan Negeri (PN) Purworejo gagal mengeksekusi tanah milik Mad Jadid warga Senepo Seleman Timur RT 002 RW 002, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Selasa (14/5). Gagalnya eksekusi karena ada perlawanan dari pihak pemilik yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan Selatan (YLPKK) cabang Kutoarjo.

Perwakilan YLPKK, Kewuh Heru Praseto Jati mengatakan, dasar gugatan perlawanan terhadap eksekusi tanah dan bangunan SHM No. 02659 luas 227 m2 atas nama Mad Jadid yang telah dibalik nama atas nama Agusli warga Siyono Kidul RT 043 RW 008 Desa Logandeng Kecamatan Playen, Gunung Kidul dinilai cacat hukum. Sebab, berdasarkan risalah lelang No 629/2012 tanggal 12 Oktober 2012 yang dijual secara sepihak oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) UlaMM cabang Kutoarjo dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang (KPKNL) Purwokerto sebesar Rp. 80.500.000 dibawah harga pasar yang berlaku pada saat itu, sehingga konsumen merasa dirugikan. “Selain itu, pada saat pelaksanaan lelang perjanjian kredit antara Mad Jadid dengan pihak PT. PNM UlaMM cabang Kutoarjo belum jatuh tempo,” kata Heru.


Dijelaskan, Mad Jadid terkait hutang dengan PT. PNM UlaMM sebesar Rp 75 juta dengan agunan
Sertifikat tanah seluas 227 m2 atas nama Mad Jadid dengan angsuran Rp. 3.358.350 selama 36 bulan. Namun karena Mad Jadid dianggap ingkar janji dengan menunggak angsuran selama enam bulan maka melalui perantara  KPKNL Purwokerto pihak PT. PNM UlaMM melelang tanah tersebut dengan harga Rp.80.500.000 dan dimenangkan oleh Agusli warga Gang Selarik RT.001 RW. 10 Kutoarjo. Oleh karena itu, lanjut heru, bahwa berdasarkan Perjanjian Kredit No. 050/PK-UlaMM/KTRJ/VIII/2011 tanggal 9 Agustus 2011 dan perubahannya No. 066/PK-UlaMM/WNGN/Viii/2011 konsumen Mad Jadid telah memberikan kuasa untuk pembebanan hak tanggungan (SKMHT) dengan akad No. 630/2011 tanggal 23 Agustus 2011 adalah tidak sah dan cacat hukum maka pembebanan hak tanggungan tersebut juga tidak sah.

“Dengan demikian maka dengan sendirinya lelang eksekusi hak tanggungan yang diselenggarakan KPKNL Purwokerto atas permintaan PT. UlaMM juga tidak sah atau cacat hukum,” papar Heru. Dengan gagalnya eksekusi tersebut kedua belah pihak kemudian melakukan mediasi. Sebelum pelaksanaan eksekusi, suasana cukup menegangkan. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sejumlah aparat dari Polsek Kutoarjo diterjunkan di lokasi eksekusi.



Senin, 13 Mei 2013

Harlah Fatayat NU ke-63 Dihadiri Ribuan Kader


Peringatan hari lahir (Harlah) Fatayat Nadlatul Ulama ke – 63 yang dipusatkan di Masjid Baiturrahman Desa Candisari Kecamatan Banyuurip Minggu (12/5) dihadiri ribuan kader. Para kader berasal dari ranting, anak cabang dan cabang. Acara juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Fatayat NU Khizanaturrahman, Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding dan pengurus NU maupun Ansor.

Dalam kesempatan itu Abdul Kadir Karding mengatakan, organisasi Fatayat adalah aset berharga bagi bangsa Indonesia. Karena itu sudah selayaknya Fatayat mendapat perhatian dari pemerintah. “Fatayat memiliki posisi penting yang semestinya diperhatikan oleh pemerintah, “ kata Abdul Kadir Karding.

Sementara itu, Ketua PW Fatayat NU Khizanaturrahman meminta doa restu kepada para kader Kabupaten Purworejo terkait pencalonannya menjadi DPD dari Provinsi Jawa Tengah. “Tekad saya ingin memperjuangan aspirasi kaum perempuan, utamanya anggota Fatayat,” ujar Khazanaturrahman.

Musik Hadroh Akan Dilombakan Dalam Harkop


Dalam rangka memeriahkan Hari Koperasi (Harkop) ke 66 tahun 2013, panitia akan mengadakan lomba kesenian. Musik hadroh berpeluang besar ikut diperlombakan dalam rangka Harkop ke 66 tahun 2013 Kabupaten Purworejo. Mengingat hampir semua desa memiliki grup musik yang bernuansa Islami itu.

Hal tersebut terungkap dalam rapat pembentukan panitia peringatan Harkop, belum lama ini, di gedung Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Purworejo, jl Kyi Brengkel. Hadir pada acara tersebut, Ketua Dekopinda Purworejo H Imam Abu Yusuf SH, Kabid Koperasi dan UKM pada Disperindagkop Kenik Wahyuningsih SH, dan seluruh ketua gerakan koperasi di Kabupaten Purworejo.

Musik hadroh, menarik perhatian panitia untuk ikut diperlombakan, dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya, hampir semua desa memiliki grup musik tersebut. Saat ini ibu-ibu sangat antusias berlatih alat musik tersebut, bahkan dalam satu desa ada yang memiliki lebih dari satu grup. Peringatan agar benar-benar tepat sasaran yaitu masyarakat luas, sebagai upaya sosialisasi perkoperasian.

Untuk peserta, panitia belum ada keputusan. Apakah seluruh wilayah Kabupaten Purworejo, atau hanya se eks Kawedanan Kemiri. Mengingat peringatan ini kali, akan dipusatkan di Kecamatan Kemiri. Terkait masalah teknis perlombaan, mekanisme penilaian dan para juri, penitia menunjuk ketua koperasi yang bernaung di Kantor Kementrian Agama. Panitia menilai Kantor Kementrian Agama lebih memahami hal tersebut. Panitia rencananya akan memberikan tropi dan hadiah berupa uang pembinaan kepada para juara.

Kegiatan lain antara lain, gerak jalan masal. Peserta terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya. Panitia akan menyediakan berbagai hadian dan puluhan dor prize. Kemudian pasar murah, yang rencana akan digelar selama tiga hari. Pada acara tersebut, juga akan diserahkan sekitar 400 paket sembako gratis kepada masyarakat kurang mampu. Calon penerima akan dikoordinasikan dengan para kepala desa setempat. Untuk kebutuhan pasar murah, panitia akan menyediakan 40 kapling secara cuma-cuma, kecuali sponsor. Peserta dari UMKM dan koperasi dipersilahkan memanfaatkan hal tersebut untuk mempromosikan produknya.

Pada kesempatan tersebut, H Imam Abu Yusuf, yang saat ini juga menjadi salah satu pengurus Dekopinwil Jateng, meminta agar kegiatan dalam rangka peringatan Harkop tahun ini lebih simpel, tetapi mengena sasaran. Setidaknya memegang tiga prinsp, yaitu efisien, ekonomis dan efektif. Kegiatan tidak terlalu mewah, cukup sederhana tapi tidak mengurangi makna. Panitia hendaknya melibatkan masyarakat luas, sebagai ajang sosialisasi perkoperasian.

Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa, semenjak dilakukannya amendemen UUD 1945 hingga keempat kalinya, keberadaan koperasi seperti dibonsai. Saat amandemen ketiga kalinya, koperasi masih tercantum kendati di dalam pasal penjelasan. Namun setelah amandemen ke empat, koperasi semakin tidak jelas lagi. “Hingga yang terjadi dilapangan, tidak adanya satu pun bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak yang diserahkan koperasi.

Saat ini, koperasi harus bersaing dengan badan-badan usaha milik swasta. Hal ini menunjukkan bahwa sistem perekonomian Indonesia mengarah ke kapitalis. Bukan ekonomi kerakyatan lagi. Padahal bentuk bangun yang cocok untuk perkonomian Indonesia yaitu koperasi. “Sehingga dalam peringatan kali ini, saya harap melibatkan masyarakat banyak, sebagai ajang sosialisasi perkoperasian. Harapannya agar koperasi kedepan tidak diambil alih kaum kapitalis” pintanya.


Sabtu, 11 Mei 2013

Meriah, Pawai Riyaya Undhuh –Undhuh GKJ Purworejo


Arak-arakan dalam rangka perayaan Syukuran Riyaya Undhuh-undhuh yang di gelar Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purworejo  Sabtu (11/5) berlangsung menarik dan meriah. Sedikitnya 16 kelompok perwakilan dari GKJ se Kabupaten Purworejo ikut ambil bagian dalam pawai tersebut.

Masing-masing kelompok menampilkan kreasinya dalam menghias kendaraan yang digunakan dengan berbagai hasil pertanian. Arak-arakan juga dimeriahkan dengan penampilan sejumlah group kesenian seperti Kuda Lumping, Dolalak dan Rampak Buto.

Sebelum berangkat para peserta berkumpul di SMK Kristen Penabur Purworejo. Peserta dilepas oleh Bupati Purworejo Mahsun Zain. Dalam kesempatan itu orang nomor satu di Purworejo ini memberikan apreasi yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dan berharap agar dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Selanjutnya arak-arakan bergerak ke timur menyusuri  jalan dr Setia Budi.

Selanjutnya melewati jalan KH Ahmad Dahlan dan berakhir di halaman GKJ Purworejo di jalan Kol. Sugiono. Sepanjang rute yang dilalui group kesenian menampilkan atraksi sehingga warga sangat antusias menyaksikan tontonan gratis itu. Menurut panitia, hasil panen raya undhuh-undhuh itu akan dijual kepada warga dalam kegiatan pasar murah di halaman GKJ Minggu (12/5).