Upaya Dewan Pimpinan Cabang
Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (DPC GOPTKI) Kabupaten
Purworejo, untuk meningkatkan kualitas guru TK dan pendidik PAUD terus
dilakukan. Diantaranya menyelenggarakan seminar pendidikan berwawasan
lingkungan dan peningkatan kesepahaman PAUD, yang dibuka Sekda Purworejo di
pendopo kabupaten Purworejo, Selasa (28/5).
Hadir dalam seminar tersebut
Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Jateng, Nasional Manajer TK PT Intan Pariwara Klaten,
Ketua DPC GOPTKI Purworejo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala
Bapeda, dan dinas instansi terkait. Seminar pendidikan yang diikuti 450 peserta
itu, juga sekaligus dalam rangka peringatan HUT GOPTKI ke-56.
Ketua DPC GOPTKI Kabupaten
Purworejo Ny Sri Yuni Astuti Tri Handoyo mengharapkan agar guru TK dan Pendidik
PAUD dapat menanamkan pengenalan lingkungan sejak di PAUD dan TK. Sehingga
timbul rasa cinta lingkungan untuk ikut berperan serta memiliki kepedulian
lingkungan. Disamping itu guru TK dan pendidik PAUD diharapkan memiliki satu
kesepahaman dalam menerapkan pendidikan, meskipun dengan inovasi dan
kreatifitas yang berbeda.
Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo
MM yang mewakil bupati mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
fase pendidikan yang sangat penting. Sebelum anak-anak mendapatkan pelajaran di
jenjang berikutnya yang lebih tinggi, masa-masa usia dini adalah masa dimana
setiap anak belajar dengan melihat dan mendengar langsung dari guru atau
siapapun yang menjadi panutannya. “Oleh sebab itu, untuk membentuk mental
anak-anak yang berkualitas diusia dini, maka harus didukung pula oleh guru-guru
yang berkualitas pula,” katanya.
Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Jawa
Tengah Suliyem SPdAUD selaku narasumber menguraikan tentang pemanfaatan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar anak usia dini. Lingkungan yang
dimanfaatkan sebagai sumber belajar diantaranya lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya.
Dalam melakukan pembelajaran tidak harus diruang kelas tetapi juga harus
dibiasakan juga diluar kelas.
“Ajaklah anak-anak keluar kelas
untuk mengenal lingkungan, misalnya anak diajak mencari daun yang jatuh kemudian
daunnya dihitung. Ini membentuk perilaku bersih sehat dalam lingkungan
sekaligus anak belajar menghitung. Termasuk perlunya anak-anak diajak kerja
bhakti seminggu sekali dilingkungan sekolah,” jelasnya.
Suliyem mengingatkan, pada
dasarnya anak usia dini tidak bisa diberi teori tapi harus langsung praktek.
Karena anak akan meniru, yaitu tahu, paham, bisa, dan melakukan. Diusahakan
sekolah menyediakan tempat sampah yang untuk organik dan an organik, sehingga
anak paham memilah-milah. Demikian juga dengan kreatifitas, guru bisa
memanfaatkan barang yang tidak terpakai seperti kardus bekas, biji salak, botol
bekas dan sejenisnya, untuk digunakan sebagai alat peraga.
Menurut Suliyem, lingkungan
sebagai sumber belajar sangat berpengaruh pada perkembangan fisik, ketrampilan,
social dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Pemilihan sumber
belajar harus memenuhi syarat mengandung unsur pendidikan, praktis dan
sederhana, aman nyaman dan bersih, mampu mengembangkan aspek perkembangan anak,
juga sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan anak.
Sementara itu Nasional Manajer TK
PT Intan Pariwara Klaten Agus Sukarno mengajak peserta seminar untuk
menciptakan lagu. Peserta dibagi 4 kelompok dan diberi waktu 10 menit untuk
menciptakan sebuah lagu. Dia juga memberikan kesempatan bagi yang lagunya
memenuhi kriteria, akan diikutkan rekaman di Klaten. “Dalam menciptakan lagu
sederhana tidaklah sulit asalkan ada niat, ada alat perekam, jangan takut untuk
memulai, dengarkan kritik yang membangun, dan jangan plagiat. Jika itu
diperhatikan pasti bisa,” papar Agus yang sudah sering sekali menciptakan
lagu-lagu sederhana.