Kamis, 08 Oktober 2015

Siswa SMPN 23 Purworejo Dilatih Berkurban

Untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa SMPN 23 Purworejo dilatih berkurban, Kamis (24/9).  Kegiatan penyembelihan hewan kurban tersebut bagian dari program OSIS seksi ke 1 yakni Pembinaan Keimanan  dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk tahun ini penyembelihan hewan kurban berupa dua ekor sapi. Satu ekor sapi hasil dari iuran siswa siswi kelas 7, 8 dan 9. Sementara satu ekor sapi lagi berasal dari rombongan tujuh orang guru.

Kepala SMP Negeri 23 Purworejo Sri Rochati BA Mengatakan, kegiatan latihan berqurban merupakan program OSIS yang pertama. “Dengan kegiatan Idul Adha ini diharapkan karakter yang dimiliki siswa seperti relegius, taat, menghargai orang lain,  mandiri dan bertanggung jawab akan semakin meningkat,” ungkapnya.

Sri Rochati menambahkan, dirinya juga berharap agar para siswa bisa meneladani ketaatan Ibrahim kepada Allah dan Ismail terhadap orang tuanya sehingga bisa menjadi manusia yang  sholih dan sholihah serta memiliki budi pekerti yang luhur.


Kegiatan dawali dengan Shalat Idul Adha dengan Imam dan Khotib dipimpin oleh Kyai Rofi’i. Usai Shalat Idul Adha dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban di komplek sekolah setempat. Setelah itu dilanjutkan dengan membagikan daging kurban kepada siswa yang berhak dan warga sekitar sekolah. Pembagian daging kurban dilakukan oleh panitia dibantu semua pengurus OSIS. Kegiatan tersebut melibatkan 570 siswa, 31 guru, 12 karyawan Tata Usaha sekolah dan sejumlah tetangga sekolah.

Dwi Puspitaningrum Maju Lomba Pemuda Pelopor Tingkat Nasional

Setelah lolos sebagai juara I pemuda pelopor tingkat Provinsi Jawa Tengah, Dwi Puspitaningrum (29) maju penilaian tingkat nasional. Penilaian tingkat nasional itu dilakukan langsung oleh Kepala Bidang Kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Dra Lasmini MM yang langsung mendatangi Puspitaningrum  di Desa Kemranggen Kecamatan Bruno, Selasa malam (6/9).

Tim dari Kemenpora yang hadir bersama Tim Provinsi Jawa Tengah, disambut Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Purworejo Drs Muh Wuryanto MM, Kabag Kesra Drs Bambang Sadyo Hastono MH, Camat Bruno Wasit Diono SSos, Kades Kemranggen Sabdo, dan masyarakat setempat.

Dalam penilaian tersebut, Puspitaningrum menampilkan berbagai karya terbaiknya yakni  sebagai dalang memainkan wayang kulit (mayang), menabuh kendang mengiringi karawitan yang semua anggotanya ibu-ibu PKK desa, juga menampilkan beberapa tarian yang dibawakan pemuda-pemuda desa dibawah asuhan Puspitanigrum. Setelah melihat secara langsung hasil karya kesenian, Tim penilai melakukan wawancara kepada Puspitaningrum sekitar 30 menit.

Dalam samutannya Lasmini mengatakan, penilaian pemuda pelopor didasarkan pada tiga criteria antara lain, bisa membuat sesuatu produk yang tadinya tidak ada menjadi ada, Memodivikasi yang sudah ada, dan melestarikan untuk terus ada dan tidak punah. Disamping itu, pemuda tersebut untuk memberikan jawaban tantangan dan memberikan solusinya. Artinya bisa memberikan pengarahan kepada pemuda dilingkungannya dalam kegiatan dan karya yang positif. “Yang jelas pemuda pelopor adalah seseorang yang bisa mempenagruhi pemuda dilingkungannya untuk majukan desanya,”paparnya.

Dijelaskan, dalam penilaian pemuda pelopor melibatkan tiga tim yuri tingkat nasional yang nantinya akan melihat hasil penilaiannya dari masing-masing peserta kabupaten kota. Untuk yang memenuhi criteria dan dinyatakan lolos maka akan melalui tahapan berikutnya. Hasil penilaian Tim Yuri, akan menentukan kejuaraan pemuda pelopor tingkat nasional. “Rencananya pemuda pelopor yang juara, akan menerima piala dan uang pembinaan serta di undang pada upacara Hari sumpah pemuda di Jakarta,”ungkapnya.

Sementara itu Muh Wuryanto mengatakan, potensi pemuda pelopor di Purworejo perlu terus dikembangkan. Bahkan sekitar dua tahun lalu Purworejo juga masuk ditingkat nasional sebagai juara pemuda pelopor atas nama Purnomo. Tidak kalah potensinya Puspitaningrum ini juga merupakan pemuda pelopor yang sudah teruji hingga memperoleh juara I tingkat Prov.Jateng dengan berbagai kelebihan dalam mengajak kaum pemuda didesanya untuk berkarya melalui kesenian tradisional dan melestarikan budaya seni yang ada.  

Apalagi Puspitaningrum juga merupakan dalang satu-satunya perempuan di Purworejo yang tentu sangat membanggakan bagi Purworejo. “Tentu harapannya kepiawaian yang tidak perlu diragukan lagi ini, Tim penilai akan dapat menjadikan Puspitaningrum menjadi juara Pemuda pelopor tingkat nasional,” harap Wuryanto yang disambut tepuk tangan masyarakat.

Hal sama dikatakan Wasit Diyono, desa Kemranggen yang merupakan desa terpencil karena letaknya paling utara di berbatasan Wonosobo, namun masyarakatnya memiliki kekompakan yang luar biasa. Salah satunya kepatuhan dalam membayar pajak termasuk lunas pertama di kecamatan Bruno. Demikian juga dalam budaya gotong royongnya juga sangat terpatri kuat dimasyarakat dan pemudanya. “Sehingga dalam penyambutan tim penilai inipun tampak keguyub rukunan masyarakat untuk ikut berpartisipasi mendukung penilaian, meskipun pelaksanaan penilaian hingga malam. Ini sebuah bentuk dukungan kepada Puspitaningrum dan juga Tim penilai,” ujarnya. 

Apalagi Puspitaningrum digadang-gadang untuk menjadi juara I pemuda pelopor tingkat nasional, yang akan membawa nama harum Kabupaten Purworejo, Kecamaatn Bruno, hingga Desa Kemranggen. Dia berharap, akan muncul pemuda pelopor seperti Puspitaningrum di desa-desa Kecamatan Bruno untuk memajukan desanya yang seklaigus menuju kearah kesejahteraan masyarakat desa.

Secara terpisah Dwi Puspitaningrum yang akrab disapa Puspita, mengaku bersyukur dan lega dapat melewati tahap penilaian secara maksimal. Kini, di tengah kesibukannya menjadi guru Bahasa Jawa di SMA N 7 Purworejo dan di SMA Bruno, sembari menunggu hasil penilaian dia bertekad akan terus melestarikan budaya seni tradisional. Dia masuk nominator  didasarkan pada potensi yang dimilikinya yakni konsisten mengelola sanggar seni dengan konsentrasi karawitan, pedalangan, tari, dan teater. “Saya menghidupkan sanggar seni sejak tahun 2002 dengan melibatkan ibu-ibu PKK, karang taruna, dan warga. Semoga saja dapat lolos pada juara nasional,” ucap Puspita didampingi Priyo Widodo yang merupakan ayah kandungnya.

Diceritakan Priyo Widodo (52), Puspita merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, yang memang sejak kecil sudah terlihat bakatnya di kesenian. Terutama ditunjukkan pada seni tarai, dan juga kesukaannya pada kesenian wayang kulit, karena pada kelas lima SD sudah hafal beberapa nama wayang. “Bahkan kalau saya pulang  dari manggung sebagai dalang (mayang), Puspita ini selalu menunggui dan menanyakan tentang wayang yang saya bawakan. Mulai dari bakat itulah lalu setelah lulus sekolah SMP, saya arahkan untuk masuk pada Sekolah Menengah Karwaitan Indonesia (SMKI) di Surakarta Solo,” kenang Priyo.

Dia sebagai orang tua merasa sangat bersyukur, karena semenjak di SMKI itu, Puspita terpilih dalam 10 remaja untuk mengikuti kegiatan safari remaja seni budaya pedalangan yang berkeliling di tingkat nasional. Pernah pula dipanggil Ketua PP Muhammdiyah Pusat di gedung mewah Jakarta untuk tampil sebagai dalang memainkan wayang. “Kami bersyukur dan sangat terharu, anak saya mikul duwur mendem jero khususnya sampai saya dibawa menginap disebuah hotel mewah, ya karena prestasinya anak saya. Mudah-mudahan Puspita menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan keluarga tentunya,” doa Priyo Widodo yang didampingi istri Sartini (51).


Puspita juga menempuh S1 di Universitas Muhammadiyah Purworejo dan melanjutkan kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta mengambil S2. Sedangkan pialanya sudah banyak yang diraih hingga sekitar 13 piala dan 13 piagam serta berbagai penghargaan lain

KPU Gelar Debat Publik Paslon Bupati

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purworejo menggelar kegiatan kampanye terbuka, debat publik paslon bupati/wakil bupati untuk putaran pertama yang menghadirkan paslon bupati wakil bupati dan tim sukses. Debat publik yang juga dihadiri Sekda, pejabat Pemda, FKPD, tersebut dibuka Ketua KPU, di Gedung wanita Purworejo, Kamis (8/10).

Ketua KPU Drs Dulrokhim mengatakan,  kampanye merupakan kegiatan menawarkan visi misi dan program pasangan calon atau informasi lainnya yang bertujuan untuk mengenalkan atau meyakinkan pemilih. Dan acara debat public ini, juga salah satu media kampanye yang difasilitasi oleh KPU Purworejo sebagai upaya paslon untuk menyampaikan visi misi dan programnya kepada masyarakat.

Visi misinya diharapkan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah kabupaten Purworejo. “Nanti akan diajukan pertanyaan isu atau persoalan yang ada di daerah kab.Purworejo sesuai konteks arah pembangunan strategis Kabupaten Purworejo,” papar Dulrokhim.

Melalui debat publik ini lanjut Dulrokhim, diharapkan masyarakat pemilih di kabupaten Purworejo memiliki gambaran yang komprehensif terhadap visi misi dan program kerja paslon, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Sesuai rencana debat public akan digelar sebanyak tiga kali.
“Debat publik ini merupakan yang pertama yakni menampilkan para calon wakil bupati sebagai pembicara utama. 

Sedangkan untuk debat public dengan menampilkan pembicaranya para calon Bupati, akan dilaksanakan pada 29 Oktober yang akan dating. Untuk debat public putaran ketiga akan ditampilkan sebagai pembicara para calon bupati dan wakil secara berpasangan pada 19 November,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan debat dimoderatori fasilitator nasional perencanaan strategis program pemberdayaan masyarakat, Ir R Triyas Prasetyo. Pertanyaan yang dimunculkan seputar rencana mengembangkan agrobisnis, banyaknya masyarakat yang buta huruf dan tidak sekolah, pencegahan endemi malaria, serta upaya untuk peningkatan PAD. 

Dalam debat tersebut, yang sebagai pembicara ketiga calon wakil bupati terungkap hal sama dari ketiga pasang calon yang akan meningkatkan agrobisnis dari sector pertanian.
Seperti calon wakil bupati Budi Sunaryo,  rencananya kedepan akan memaksimalkan fungsi irigasi dengan memperbaiki irigasi yang ada, juga membangun dan menambah jaringan irigasi, sehingga diharapkan akan dapat melakukan tanam tiga kali dalam setahun. Terkait pendidikan menurut pandangannya, perlu meningkatkan SDM dari segi pendidikan terutama untuk pendidikan D3, S1, S2, dan S3 di lingkungan SKPD. 

“Kedepan kami akan memberikan beasiswa bagi karyawan maupun karyawati yang ada di SKPD, untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, karena dengan pendidikan tinggi akan mempengaruhi kuwalitas SDM serta upaya pelayanan kepada masyarakat untuk menuju kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Purworejo,” paparnya.

Menurutnya masalah kesehatan, perlu memaksimalkan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan dengan melibatkan bidan dan dokter, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga cara-cara pencegahan bisa dilakukan masyarakat, untuk menekan tidak timbul penyakit malaria.

Sedangkan calon wakil bupati Suhar mengungkapkan, di bidang pertanian akan membangun warung serba ada (waserba) di kecamatan-kecamatan untuk menampung hasil produk pertanian. Karena selama ini dikatakan, pasca panen para petani selalu mengalami kesulitan dalam pemasarannya, sehingga petani sering mengalami kerugian karena pada saat panen harga-harga menjadi sangat murah. Untuk itu Waserba yang akan menjadi solusinya. Termasuk akan menjadikan pasar baledono menjadi pasar yang higienis.

Terkait pendidikan, Suhar lebih menitikberatkan pada program sekolah kejar paket A, paket B, dan paket C untuk mengatasi masih banyaknya yang buat huruf dan anak usia sekolah yang tidak sekolah.
Di sektor kesehatan, pihaknya akan membangun Puskesmas yang melayani rawat inap di pegunungan-pegunungan yang merupakan daearah endemic malaria. “ Puskesmas rawat inap ini, untuk mendekatkan pasien agar dapat segera tertangani dan memanfaatkan dokter untuk pelayanan di daerah pegunungan,”tandasnya. 

Sementara itu calon wakil bupati Yuli Hastuti memaparkan, untuk mensejahterakan para petani perlunya menghidupkan lumbung padi serta Bendung irigasi Guntur yang berlokasi di wilayah Kecamatan Bener, untuk mengairi pertanian sehingga diharapkan hasil padi meningkat. Sedangkan pendidikan akan melibatkan Dindikbubpora terutama mengatasi masyarakat yang tidak sekolah. 

“Kalau buta huruf kebanyakan orang tua atau lansia sehingga sudah males untuk diajak belajar, tapi untuk anak-anak yang tidak sekolah kedepan diwajibkan untuk sekolah,”ujarnya.
Demikian juga dalam hal kesehatan juga akan melibatkan puskesmas dalam program yang tepat untuk penagnanan malaria. Sedangkan peningkatan PAD akan ditempuh dengan mancari investor, memaksimalkan pajak, dan pengelolaaan pariwisata.

Dalam debat tersebut, masing-masing peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya atau mengomentari pendapat pada calon lain. Diantaranya Budi Sunaryo menanyakan kepada Suhar tentang membangun waserba dan kepada Yuli Hastono tentang peningkatan PAD. Suhar langsung memberikan jawaban, waserba akan diwujudkan karena keberadaannya sangat penting untuk peningkatan kesejahteraan para petani dan secara umum untuk kesejahteraan masyarakat Purworejo.

Sedangkan Suhar bertanya kepada Budi Sunaryo tentang peningkatan hasil pertanian dan kepada Yuli Hastuti tentang peningkatan PAD. Dipaparkan Budi Sunaryo dengan memaksimalkan irigasi untuk dapat panen tiga kali. Sedangkan Yuli Hastuti dalam menjawab kedua calon Suhar dan Budi sunaryo terkait peningkatan PAD, yakni perlunya upaya menarik investor serta memaksimalkan pajak dari perusahaan hotel, rumah makan dll.

Sementara itu Yuli Hastuti tidak mau bertanya kepada kedua calon wakil bupati. “Saya tidak bertanya dan tidak berkomentar karena kedua calon mempunyai visi misi yang terbaik,” ujar Yuli hastuti yang diberi kesempatan dua kali oleh moderator untuk bertanya.


Debat yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB tersebut ditutup dengan pernyataan masing-masing calon wakil bupati untuk meyakinkan masyarakat memilihnya pada pencoblosan 9 Desember mendatang.

112 Anggota Pendonor Darah Dapat Piagam Penghargaan

Sebagai bentuk apresiasi terhadap para pejuang kemanusiaan khususnya anggota donor darah sukarela (DDS), PMI Kabupaten Purworejo menggelar temu donor darah dan penyerahan piagam penghargaan donor darah sukarela PMI Kabupaten Purworejo tahun 2015. Bertempat di Pendopo Kabupaten Purworejo, acara dihadiri Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, unsur FKPD dan Pengurus PMI se-Kabupaten Purworejo, Rabu (7/10).

Bupati Purworejo menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para pendonor darah sukarela PMI Kabupaten Purworejo, atas dedikasi yang sangat tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Penghargaan donor darah sukarela ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap para pejuang kemanusiaan. “Setetes darah yang telah didonorkan sangat berarti bagi keselamatan jiwa orang lain. Semoga apa yang saudara lakukan menjadi suri tauladan bagi kita semua, dan mendapat barokah dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.

Bupati Purworejo menambahkan, saat ini jumlah anggota DDS di PMI Kabupaten Purworejo mencapai 5405  orang, namun yang aktif sekitar 3525  orang. Menurutnya jumlah yang cukup banyak itu, menunjukkan bahwa kepekaan sosial masih dimiliki oleh masyarakat Purworejo. Memiliki kepekaan sosial berarti mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya dan tergerak untuk meringankan penderitaan orang lain. “Dengan kepekaan dan kepedulian sosial tersebut, diharapkan akan mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan memperkuat solidaritas masyarakat,” harapnya.

Pengurus PMI Kabupaten Purworejo Drg Ernawan Cahyo Winardi MM menjelaskan, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan HUT PMI ke 70 tahun 2015. Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu tasyakuran, upacara peringatan 70 PMI, melakukan anjang sana ke pendonor darah sukarela, dan bantuan air bersih yang didistribusikan ke 60 desa rawan kekeringan.

Lebih lanjut Ernawan menjelaskan, jumlah penerima masih-masih kategori yakni, penerima piagam donor darah ke 10 kali sebanyak 53 orang, donor darah ke 25 kali sebanyak 33 orang, donor darah ke 50 kali sebanyak 6 orang, donor darah ke 75 kali sebanyak 15 orang, dan  donor darah ke 100 kali sebanyak 5 orang. Untuk donor darah sebanyak 75 kali dan 100 kali, pada hari minggu yang lalu juga telah menerima piagam donor darah dari Gubernur Jawa Tengah pada perinatahn PMI tingkat Jawa Tengah di Purwokerto.
”Tahun ini untuk penerima donor darah 100 kali rencananya akan menerima lencana karya satya kebaktian sosial yang diserahkan oleh Bapak Presiden di Jakarta,“ terangnya.


Selain itu, pihaknya juga memberikan penghargaan kepada  institusi pendidikan yang telah aktif dalam menyumbangkan darah secara rutin untuk kepentingan kemanusiaan. Piagam penggerak donor diberikan kepada 15 Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Purworejo.

Purworejo Nominator 4 Kategori Lomba PKK Tingkat Jateng

Tim penilai lomba PKK KB Kesehatan tingkat Provinsi Jawa Tengah, melakukan penilaian di Kabupaten Purworejo Rabu (7/10).  Ada empat kategori yang masuk nominasi yaitu Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Desa Dewi Kecamatan Bayan, Lingkungan Bersih Sehat (LBS) di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing, KB Kesehatan di Desa Jenar Wetan Kecamatan Purwodadi dan Posyandu  Balita Kelurahan Cangkreplor .

Sebelumnya Tim penilai yang berjumlah sekitar 28 orang tersebut, diterima Bupati Purworejo, SKPD terkait, Ketua TP PKK berserta pengurus PKK kabupaten, di Peringgitan Pendopo kabupaten. Bupati Drs H Mahsun Zain MAg menjelaskan kegiatan PKK KB dan Kesehatan secara umum telah berjalan bagus berdasar program kerja. Termasuk menyakup di semua desa dengan melibatkan kader-kader yang ada didesa. “Tentu harapannya Purworejo dapat masuk menjadi juara di tingkat provinsi, dengan dukungan pelaksanaan kegiatan yang maksimal dalam program PKK KB Kesehatan. Apalagi angka kematian Ibu dan anak di Purworejo dapat ditekan sehingga jumlahnya menurun,” ujarnya.

Bupati berharap pula, tim penilai selain memberikan penilaian juga dapat sekaligus memberikan pembinaan dan arahan sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Purworejo.  Dengan demikian program yang digencarkan pemerintah tentang pengentasan kemsikinan dapat terealisasi.

Ketua tim penilai Provinsi Jawa Tengah Prof DR R Hari Wibowo SH MHum MSi mengatakan, sebagai masyarakat Jawa Tengah patut bangga dengan adanya PKK. Karena pencetus PKK pertama kali adalah Provinsi Jawa Tengah, yang kemudian menjadi program nasional, sehingga PKK menjadi mitra pemerintah untuk ikut membangun bangsa dan masyarakat.

Menurutnya penilaian lomba bertujuan untuk melihat secara langsung di desa pelaksanaan program PKK KB Kesehatan dan sekaligus mencocokkan data adminstrasi yang sudah masuk di provinsi. Disamping itu sebagai tolok ukur seberapa jauh program PKK KB Kesehatan yang telah dilakukan di kabupaten kota dalam menggerakkan kegiatan PKK KB Kesehatan di tingkat desa kelurahan. Sehingga dapat di implementasikan dalam kegiatan nyata di masyarakat yang harapannya meningkatkan kesejahteraan 
masyarakat baik melalui PKK, ikut program KB nya, juga dalam taraf hidup sehat dimasyarakat.

Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo Ny.Yulia Sri Latifah Mahsun Zain memaparkan tentang program PKK KB Kesehatan, diantaranya TP PKK melaksanakan 10 program PKK yang dilaksanakan dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa dan kelurahan. Masing-masing pengurus Pokja I, II, III, IV telah memiliki program kegiatan yang teragenda yang tentu dalam pelaksananya sampai melibatkan kader di tingkat dasa wisma.

Termasuk kegiatan Keluarga Berencana, tim bekerjasama dengan kader melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara kontinyu, tentang pentingnya pasangan usia subur mengikuti program KB. Selain menggunakan alat kontrasepsi juga membentuk anggota usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga sejahtera (UPPKS) untuk meningkatkan mengembangkan keterampilan berupa pembuatan makanan ringan untuk camilan, dan kerajinan tangan seperti pembuatan keset, tas, membatik, menyulam, dan lain-lain hingga mengolah bahan bekas menjadi barang yang dapat dimanfaatkan.

Sedangkan untuk kesehatan lanjut Latifah, khususnya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah terlaksana dengan baik di tingkat RT maupun RW. Bentuk kegiatannya dari mulai penimbangan anak Balita, pemberian makanan bergizi seperti bubur kacang hijau, susu dll, juga penyuluhan kesehatan bagi orang tua Balita. Dengan harapan Balita-Balita yang ada di Purworejo tidak ada yang kekurangan gizi.
Tim penilai tersebut langsung berkunjung di empat desa yang dibagi menjadi empat tim. Masing-masing desa menyambut Tim penilai dengan meriah, termasuk di Kelurahan Cangkreplor  dengan melibatkan drum band SD dan kuda lumping Cangkreplor serta anak-anak SD yang berjajar dipinggir jalan dengan melambaikan bendera merah putih.

Kepala Kelurahan Cangkreplor Yuwono S.Sos mengatakan penyambutan ini sebagai bentuk apresiasi kepada Tim penilai, dan menampilkan potensi-potensi yang ada di Cangkreplor. Selain kesenian tradisional juga menampilkan pengolahan aneka makanan ringan yang diproduksi kelompok-kelompok PKK. Tentu harapannya juga sebagai pendukung dalam penilaian Posyandu Kepodang II RW 5 Cangkreplor.
Salah satu tim penilai Ir.Sutotok MM menjelaskan, penilaian Posyandu didasarkan pada tiga hal yakni terkait sumber daya manusia, lembaganya ada yang mengurusi pokja sampai kabupaten, dan fisiknya berupa sarana prasarananya. Dalam lomba untuk tidak semata-mata mencari juara tetapi lebih diutamakan pelayanan yang baik.  “Sangat disayangkan jika mendapatkan juara tapi justru pelayanan kinerjanya tidak meningkat. Maka melakukan yang terbaiklah dalam segala hal, meski tidak mendapat terbaik di dunia namun akan mendaptkan terbaik diakherat,” harapnya

Jumat, 24 April 2015

SMP Negeri 24 Purworejo Sarat Prestasi Eskul

Dibanding sekolah yang lain, nama SMP Negeri 24 Purworejo mungkin belum begitu menonjol. Hal itu disebabkan lokasinya yang memang berada terpencil jauh dari pusat kota Purworejo. Namun siapa sangka dibalik semua itu SMP Negeri 24 Purworejo yang terletak di Desa Kaliharjo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo ternyata menyimpan segudang perstasi. Utamanya dalam bidang estra kurikuler.

Diantaranya, dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) dan Festifal Seni Kabupaten Purworejo tahun 2014 belum lama ini, sekolah ini mampu menyabet 14 tropi kejuaraan. Sementara sekolah lain untuk meraih satu kejuaraan saja harus bersusah payah. Keberhasilan tersebut tentu saja mengundang kekaguman tersendiri bagi sekolah sekolah lain. Meski belum menjadi juara umum namun perolehan kejuaraan tersebut tergolong luar biasa.

Kepala SMP Negeri 24 Purworejo, Suwarto AS, SPd, M, MPd mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari usaha sungguh-sungguh seluruh warga SMP Negeri 24 Purworejo. Disamping itu juga berkat pembinaan yang serius melalui kegiatan estra kurikuler. Meski mengaku bangga, kata Suwarto, namun dirinya belum merasa puas. “ Karena itu kami akan terus berupaya meningkatkan prestasi sehingga harapanya dengan semua itu bisa menjadi bekal hidup para siswa,” ujar Suwarto.

Masih kata Suwarto, selain prestasi dalam bidang olahraga dan seni sekolahnya juga banyak berprestasi dalam bidang kepramukaan. Bahkan dua siswanya terpilih mewakili Kabupaten Purworejo dalam Jambore tingkat propinsi pada bulan Agustus 2015 mendatang di Semarang. “ Yang membanggakan lagi dari hasil seleksi dua siswa kami baik putra dan putri semuanya menduduki rangking pertama,” kata Suwarto.

Berikut hasil kejuaraan yang berhasil diraih SMP Negeri 24 Purworejo dalam POPDA tahun 2014. Juara pertama Lomba Lompat Jauh Putri atas nama Wiwin Yuliani kelas 7 A, juara pertama Lari 100 meter Putri atas nama Adinda Oktaviana kelas 7 C, juara pertama Lari 800 meter Putri atas nama Nur Azizah kelas 9 F, juara pertama Lari 1500 meter Putri atas nama Nur Azizah kelas 9 F, juara pertama 800 meter Putra atas nama Hendri Kurniawan kelas 8 A, juara II Lari 800 meter Putri atas nama Ayu Rahmawati kelas 9 F,

juara III Lari 800 meter Putri atas nama Vita Rahmawati kelas 7 C, juara Harapan III Lukis Putra atas nama Dimas Andrean kelas 8 A, juara harapan III Story Telling atas nama Anisa Samsabila kelas 8 C, juara harapan III Cipta Puisi Putri atas nama Ayu Susanti kelas 7 C, juara III Mocopat Putra atas nama Gus Kamid kelas 8 A, juara harapan I Vocal Putra atas nama Narendra Dewa F kelas 7 A, dan juara harapan II Musik Tradisional. 

Jumat, 06 Maret 2015

Diduga Terjadi Pungutan Liar Dana Sertifikasi Guru Di Purworejo

Diduga telah terjadi pungutan liar yang dilakukan oleh oknum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Purworejo terhadap para guru penerima dana tunjangan sertifikasi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua LSM Formatur Basuki Rahmat SH MH dan Ketua FPI Purworejo Mustakim.
Mereka pada Kamis (5/3) sudah melaporkan kasus tersebut pada Kejaksaan Negeri Purworejo. Karena pungutan dana liar itu benar-benar sudah merugikan para guru. Menurut Basuki Rahmat dan Mustakim, setiap para guru ditarik masing-masing Rp 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah) setiap dana sertifikasi diterima. Dana sertifikasi diterima para guru setiap tiga bulan sekali.

Data yang dieproleh LSM Formatur dan FPI Purworejo, jumlah guru bersertifikasi di Kabupaten Purworejo sekitar 4000 orang. Dengan demikian dana pungutan liar yang berhasil dikumpulkan oleh “koordinator” setiap tiga bulan mencapai Rp 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah). Artinya dalam setahun dana pungutan liar tersebut mencapai Rp 3 miliar lebih. Padahal pungutan liar tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2008 dan sampai sekarang masih berlanjut. Belum diketahui pasti dana sebesar itu dimanfaatkan untuk apa dan siapa saja oknum yang menerima “jatah” dana siluman tersebut.

Dijelaskan Basuki Rahmat dan Mustakim, modus operandi yang dilakukan dengan mengirim surat resmi kepada para guru profesional untuk melakukan pemberkasan. Pada saat para guru profesional berkumpul kemudian diberi pengarahan tertentu. Sayangnya, entah lantaran takut atau karena kepatuhan guru, banyak yang tidak mau mengutarakan kebusukan yang terjadi di dinas mereka. Meski sebenarnya mereka sudah dirugikan.

“Karena itu kami mohon kepada Kejaksaan Negeri Purworejo untuk menyelidiki dan menyidik pengaduan dugaan pungutan dana sertifikasi ini. Agar tidak menjadi fitnah kami ingin persoalan ini diselesaikan melalui legal action,” kata Basuki. Lebih lanjut dikatakan, berdasarkan data-data yang dia miliki distribusi pungutan liar tersebut sampai ke pimpinan daerah. “Dan tidak menutup kemungkinan modus-modus seperti ini juga terjadi di dinas lain dengan tupoksi dan korban yang berbeda,” tegasnya.