Senin, 17 Desember 2012

Tak Ada Agama Anjurkan Bentrokan


Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH mengatakan, beberapa tahun belakangan ini sengketa dan bentrokan sesama warga yang berlatar belakang agama seringkali terjadi di berbagai tempat di tanah air kita.

Hal itu dikatakan Ny Yaminah ketika menyampaikan pengarahan pada kegiatan pembinaan keagamaan dan kerokhanian, di kantor PKK, beberapa waktu lalu. Pembinaan keagamaan itu juga dihadiri Pendeta Lukas Eko Sukoco MTh dari GKJ Purworejo sebagai narasumber. “Sesungguhnya tak ada satu agama pun yang mengajarkan umatnya untuk tawuran. Sebaliknya bahkan menganjurkan untuk bermusyawarah dalam menghadapi masalah dalam kehidupan,” tandasnya.

Lebih lanjut Ny Yaminah menjelaskan terjadinya beberapa kejadian kerusuhan dan kekerasan yang berlatar belakang agama, merupakan hal yang memprihatinkan. Tidak saja karena mengganggu ketertiban dan keamanan, namun juga menjadi gejala retaknya persatuan-kesatuan sesama warganegara Indonesia.

“Pada program pokok PKK pertama berbunyi “ Penghayatan dan Pengmalan Pancasila” dan yang kedua berbunyi “gotong royong”. Adanya peristiwa kerusuhan itu, menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam program PKK pertama dan kedua, tidak lagi difahami oleh sebagian masyarakat bangsa kita,” katanya.

Pdt Lukas Eko Sukoco MTh selaku narasumber memaparkan tentang kerukunan umat beragama di Purworejo. Menurutnya, ada yang berpendapat kondisi kerukunan antar umat bergama sudah baik, tapi ada juga yang berpendapat belum baik.Secara obyektif, menurutnya, harus diakui bahwa dengan adanya Pancasila dan pengamalannya, sejatinya kehidupan dan kerukunan antar umat pemeluk agama sudah berjalan dengan baik. Bahwa ada gesekan, kasus dan persoalan disana sini harus diakui dan dicari jalan keluarnya dengan semangat kebersamaan, kerukunan dan cinta kasih yang murni

“Tidak hanya di Indonesia yang agamanya lebih dari satu, tetapi semua Negara tidak ada yang seagama. Palestina juga warganya tidak hanya memeluk agama Islam, tapi 37 persennya memeluk agama Kristen. Kalau Palestina dan Israel terjadi perang bukan karena agama tapi karena berebut warisan. Jadi jangan divonis agama, harus dilihat masalahnya,” tanda Pdt Lukas. Menurutnya upaya untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Purworejo, bisa dilakukan melalui bidang sosial ekonomi, bidang sosial budaya, bidang sosial politik, bidang kesehatan, dan bidang pendidikan.


Sementara itu Ketua Panitia Gondo Sumaryo dari Pokja I Kabupaten mengatakan, kegiatan pembinaan keagamaan dan kerokhanian tersebut, bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan tentang kerukunan hidup umat beragama bagi kader PKK dan tokoh masyarakat. Juga meningkatkan kehidupan beragama yang aman tentram nyaman dan damai. Sedangkan peserta yang mengikuti pembinaan sebanyak 64 orang dari 16 kecamatan.

Jumat, 14 Desember 2012

150 Rumah Tak Layak Huni Dapat Bantuan


Sebanyak 150 rumah tak layak huni yang tersebar di wilayah Kabupaten Purworejo, mendapat bantuan perbaikan dari Kementerian Sosial, masing-masing senilai Rp 10 juta. Selain itu, bantuan juga diberikan untuk 15 Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE FM) masing-masing Rp 30 juta, dan sarana lingkungan di 3 lokasi masing-masing 45 juta.

Penyerahan bantuan dilakukan dalam kegiatan Bedah Kampung, yang dipusatkan di Desa Puspo Kecamatan Bruno, Kamis (13/12).  Acara dihadiri Direktur  Penanggulangan Kemiskinan Kemensos RI Drs Wawan Mulyawan MM, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Drs Budi Wibowo MSi, Staf Ahli Menteri Sosial Irfan Fauzi, serta para penerima bantuan.

Wawan Mulyawan mengungkapkan bahwa persoalan penanggulangan masalah sosial sangat kompleks. Tidak hanya pada masalah rumah yang tidak layak huni, namun juga mengentaskan kemiskinan dari segi pendapatan rumah tangga, hingga sumberdaya manusianya.
“Oleh karena itu, masyarakat lingkungan juga memiliki peran yang sangat penting terhadap penanggulangan masalah sosial,” katanya.

Sementara Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg melaporkan bahwa di wilayah Kabupaten Purworejo masih terdapat 66.810 kepala keluarga yang masuk kategori keluarga fakir miskin yang tersebar di 494 desa/kelurahan pada 16 kecamatan. Dari jumlah itu,  8.420 kepala keluarga diantaranya tinggal di rumah tidak layak huni. “Namun yang kami usulkan ke pemerintah pusat baru 1.501 rumah untuk diperbaiki,” ungkapnya. 
   
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Drs Budi Wibowo yang mewakili Gubernur Jawa Tengah menjelaskan, pemberian batuan tersebut diharapkan menjadi stimulan kemajuan masyarakat."Harapannya, bedah rumah di kampung dan penyerahan bantuan ini dapat menjadi stimulan dan pendorong berkarya masyarakat. Apabila bantuan yang diberikan malah membuat masyarakat jadi malas-malasan, bantuan jadi tidak berguna, jadi muspro," katanya.


Berbagai Kegiatan Warnai Peringatan Hari Ibu


Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 84 dan HUT DWP ke 13 serta peringatan Hari AIDS sedunia, Panitia Hari Ibu Kabupaten Purworejo menyelenggarakan berbagai kegiatan. Diantaranya yang telah dilaksanakan adalah kegiatan bhakti sosial (baksos) dengan melaksanakan anjangsana ke penderita sakit kronis di Senepo Kecamatan Kutoarjo, Pangenrejo dan Cangkrep Kecamatan Purworejo.

Bantuan berupa sembako beserta uang diserahkan pada masing-masing penderita tersebut, sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang dengan sesama. Selain itu lomba memasak berbasis bahan lokal dan pelatihan internet juga telah dilaksanakan pada Sabtu (8/12) di kantor PKK, serta senam sehat keluarga ceria dilaksanakan pada hari ini (14/12) dihalaman Setda dengan instruktur senam Ny.Sunardi.

Sedangkan agenda kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain anjangsana ke Panti Asuhan di desa Kaliharjo Kecamatan Kaligesing pada hari Sabtu (15/12), Lomba pemanfaatan limbah rumah tangga non organic di kantor PKK pada hari Selasa (18/12), donor darah pada hari Rabu (19/12), anjangsana ke anggota DWP yang sakit pada hari Rabu (19/12), seminar pendidikan pada hari Kamis (20/12), ziarah ke taman makam pahlawan pada hari Jum’at (21/12). 

Selain itu juga dilaksanakan upacara pada hari Sabtu (22/12), pemancangan bambu runcing berbendera merah putih pada empat pejuang kemerdekaan wanita Purworejo di wilayah kecamatan Kutoarjo dan Kecamatan Purworejo pada hari Sabtu (22/12), dan resepsi pada hari Kamis (27/12) di Pendopo Kabupaten Purworejo.

Selasa, 11 Desember 2012

Siswa SMA Negeri 5 Purworejo Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas


Tak terhitung sudah jiwa melayang sia-sia di jalan raya. Sebagian besar penyebab semua itu akibat kecerobohan manusia. Seperti yang terjadi di jalan Purworejo – Magelang, tepatnya di depan kantor Desa Trirejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Lantaran mengendarai sepeda motor dengan sangat kencang, Kepti Bidianita (17), siswa SMA Negeri 5 Purworejo menabrak Kasiyem (60) warga RT 01 RW 02 Desa Trirejo, Kecamatan Loano hingga tewas seketika di tempat kejadian Sabtu (9/12) sekitar pulul 11.00 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, kecelakaan bermula saat Kepti  warga Desa Kepil RT 1 RW 3 Kecamatan/Kabupaten Wonosobo mengendarai sepeda motor Jupiter MX nomor polisi AA 2488 TF dengan kecepatan tinggi dari arah utara. Saat itu kondisi jalan basah karena hujan gerimis. Sampai ditempat kejadian, tiba – tiba ada penyeberang jalan yang belakangan diketahui bernama Kasiyem pedagang kerajinan anyaman bambu.

Akibat laju kendaraan yang kencang maka Kepti tidak bisa menguasai keadaan sehingga korban tertabrak dan terpental hingga beberapa meter. Akibat luka yang cukup parah pada bagian kepala korban kemudian meninggal ditempat kejadian. “Kepala korban luka parah dan terus mengeluarkan darah,” kata sejumlah saksi. Kepti sendiri terpental hingga beberapa meter, namun demikian hanya mengalami luka ringan.

Sejumlah warga yang melihat kejadian tersebut kemudian memberikan pertolongan dengan membawa Kepti ke Puskesmas Loano. Sementara jenazah korban langsung dilarikan ke RSUD Saras Husada untuk divisum. Kecelakaan tersebut kini sedang ditangani oleh Satlantas Polres Purworejo.

ASI Penting Bagi Perkembangan Anak


Pengaruh zat besi, yodium dan air susu ibu (ASI) eksklusif, penting bagi perkembangan anak. Terutama pertumbuhan otak pada masa intrauterine hingga usia enam bulan, yang merupakan masa perkembangan otak paling pesat pada kehidupan manusia.

Hal itu dipaparkan dr Agung Triono SpA dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, selaku narasumber pada seminar kesehatan di Pendopo Kabupaten Purworejo, beberapa waktu lalu. Seminar kesehatan yang diselenggarakan TP PKK tersebut, di buka Bupati Purworejo dalam rangka gerakan nasional sadar gizi menuju manusia Indonesia yang prima.

Lebih lanjut dr Agung menjelaskan, untuk pemberian ASI pada bayi, saat ini banyak menjadi hambatan para ibu, terutama jika yang bersangkutan bekerja di luar rumah. Maka alternatif terbaik harus memerah ASI dan tetap diberikan kepada bayinya. “ASI ini dalam waktu 24 jam dimasukkan dalam kulkas masih baik. Maka jika seorang ibu hanya bekerja antara pukul 07.00 hingga 16.00 atau menjelang petang hari tetap tidak masalah. Bisa memberikan ASI pada bayinya,” ungkapnya.

Pada bagian lain dr Agung juga memaparkan beberapa contoh perilaku sadar gizi antara lain memantau berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, mengonsumsi garam beryodium. Selain itu juga  memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan, serta mendapatkan dan ememberikan implementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan.

Sedangkan sumber yodium bisa didapat dari ikan, rumput laut, garam yang sudah diproses iodisasi. “ Untuk sumber zat besi terdapat pada jenis makanan antara lain daging unggas, ikan, kacang kapri, sayuran hijau dan buah. Dalam memberikan makanan pada anak, bukan makan yang banyak  tapi berilah makanan yang seimbang semua gizi tercukupi,” tandasnya.

Sementara itu dr Sonny Wibisono SPOG dari Rumah Sakit Kasih Ibu Purworejo memaparkan tentang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI pada Ibu melahirkan bisa ditekan, dengan terus rutin memeriksakan kehamilan sejak awal. “ Dengan pemeriksaan rutin akan diketahui riwayat kesehatan dan catatan kehamilan. Sehingga ketika pada waktunya persalinan, bisa dilakukan antisipasi,” ujar dr Soni.

Ketua TP PKK Kabupaten Ny Yaminah Suhar SH mengatakan seminar kesehatan ini sebagai upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku masayarakat tentang gizi yang sehat. Selain itu juga memberikan penjelasan tentang pengelolaan proses tumbuh kembang guna menciptakan balita yang berkualitas dan perawatan kehamilan dan kegawat daruratan kebidanan.
Seminar tersebut diikuti sekitar 500 peserta terdiri Ketua TP PKK Kecamatan, Pokja IV, Kader Posyandu, Kader PAUD, dan masyarakat umum.

Senin, 10 Desember 2012

Pasar Murah Sambut Natal dan Tahun Baru


Dalam rangka menyambut Hari Natal 2012 dan Tahun Baru 2013, Pemerintah Kabupaten Purworejo menggelar pasar murah. Kegiatan pasar murah dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, di lokasi taman bermain anak (TBA), Senin (10/12).

Kepala Dinas Perindagkop Dra Suhartini MM dalam laporannya menyampaikan bahwa pasar murah itu menyediakan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat, dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.  “Tujuannya untuk membantu masyarakat dalam menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.

Pasar murah diikuti sejumlah peserta, antara lain UKM Karya Abadi yang menyediakan beras, KUB Karya Tani menjual gula kelapa, KUB Mitra Sejahtera menjual minyak goreng, KUB Rahayu menjual criping dan roti, UKM Jakati menjual telur, UD Sri Dadi menjual aneka kebutuhan rumah tangga, UD Sumber Sayur menjaul aneka kebutuhan dapur, Bandeng Terang menjual Bandeng dan Kios Raffi menjual pakaian.

Komisi A DPRD Batang Studi Banding PNPM


Komisi A DPRD Kabupaten Batang, Jum’at (7/12) melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Purworejo. Mereka akan sharing tentang pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan, PNPM Integrasi.  Tim tamu dipimpin ketua komisi, Teguh Lumaksono SE, diterima Sekda Kabupaten Purworejo, Drs Tri Handoyo MM, beserta pimpinan SKPD terkait di jajaranya, di ruang otonom Setda.

Dikemukakan oleh Teguh Lumaksono bahwa, pihaknya berkunjung ke Purworejo untuk ngangsu kaweruh terkait pelaksanaan PNPM di Purworejo. Pihaknya ingin sharing dengan Kabupaten Purworejo, terkait PNPM dengan segala permasalahannya. Apakah pelaksanaan di Purworejo terjadi penyelewengan, yang dilakukan oleh oknum birokrasi. 

Dipaparkan oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Kabupaten Purworejo bahwa, Kabupaten Purworejo menerima bantuan Program PNPM sejak 2003 lalu. Waktu itu bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK), di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Kaligesing, Bener, Bruno dan Gebang. 2007 berganti nama PNPM namun masih ada PPK nya (PNPM-PPK) masih di 4 kecamatan yang sama.

Baru 2008 berganti naman menjadi PNPM, di 15 kecamatan berupa PNPM Mandri Perdesaan, dan 1 kecamatan PNPM Mandiri Perkotaan. PNPM-MD dikelola Bapermasdes, sedangkan PNPM-MP dikelola Dinas Pekerjaan Umum. 

Dari 2003-2012, alokasi dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPK, PNPM-PPK dan PNPM Mandiri Perdesaan di kabuoaten Purwprejo sebesar 134.350/000.000. Bersumber dari APBN Rp 115.160.000.000, APBD 19.190.000.000, dan swadaya masyarakat  terkumul Rp 7.354.937.000.
Dari alokasi dana tersebut, dialokasikan untuk kegiatan usaha ekonomi produktif (UEP), simpan pinjam kusus kelompok perempuan (SPP), sarana prasarana, pendidikan, kesehtan dan peningkatan kualitas hidup.

Berdasarkan laporan keuangan UPK per 30/11 pada neraca kolektif, total dana kas yang ada di UPK kabupaten sebesar Rp 13.672.880. Total bank Rp 10.126.031.260. Jumlah total surplus ditahan Rp 10.124.002.544, dan surplus berjalan Rp 5.105.724.353


Jumat, 07 Desember 2012

Hasil Pertanian Purworejo Digelar di STA

Berbagai produk hasil pertanian dan makanan olahan berbahan baku hasil pertanian, digelar di Sub Terminal Agrobisnis (STA) Desa Krendetan Kecamatan Bagelen. Acara digelar selama tiga hari, dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Rabu (5/12). Acara digelar bertajuk “ Unjuk produk hasil pertanian wilayah Purworejo selatan” diikuti kelomok tani dan industri rumah tangga binaan Bank Jateng.

Dari kelompok tani wilayah Kecamatan Bagelen, antara lain memajang produk unggulannya seperti gula kelapa, gula semut rasa jamu, serta berbagai makanan olahan. Kecamtan Purwodadi, makanan olahan berbahan baku ikan laut. Kecamatan Ngombol, beras organik, serta aneka produk olahan. Tak ketingalan Kecamatan Kaligesing, menampilkan kambing etawa, susu kambing etawa instan, ekstrar kulit dan buah manggis yang dipercaya mempunyai berbagai kasiat pengobatan.

Kepala Bidang Bina Usaha Tani pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo, Drs Sunardi, menyatakan bahwa kegiatan tersebut sebagai jawaban atas miringnya informasi beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa, keberadaan STA mangkrak. Kedepan pihaknya juga akan menggelar kegiatan yang sama, dengan memamerkan produk gula kelapa dan gula semut. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan stigma STA mangkrak bisa ditepis. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan tersebut sebagai upaya meningkatkan akses pasar bagi petani. Meningkatkan  peran STA sebagai sarana pemasaran hasil pertanian bagi petani/klomtan/gapoktan, agar dapat berfungsi secara optimal. Serta pembinaan kemandirian klomtan dalam kewirausahaan sebagai upaya peningkatan pendapatan petani.

Bupati Mahsun Zain, pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa visi menjadi daerah agrobisnis itu semakin dikokohkan dengan branding Kabupaten Purworejo yang baru saja diresmikan yakni “Purworejo Go...agri-culture vision”. Dengan  maksud bahwa Kabupaten Purworejo sebagai daerah pertanian sekaligus sebagai daerah yang mempertahankan dan mengembangkan seni budaya. Selain itu, juga untuk mengikat komitmen Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam melakukan promosi baik nasional maupun internasional tentang keunggulan dan keunikan potensi yang berbeda dengan daerah lain. 

Dengan demikian, cita-cita untuk menjadi daerah agrobisnis merupakan sebuah tekad yang sangat kuat, yang harus sungguh-sungguh kita perjuangkan agar menjadi kenyataan. Terlebih cita-cita tersebut didasari pada kondisi riil, bahwa Purworejo merupakan daerah agraris yang  sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai petani, sehingga kesejahteraan petani harus menjadi salah satu perhatian utama.

Persoalan yang dihadapi antara lain luas areal pertanian semakin sempit, sementara jumlah penduduk semakin bertambah. Banyak areal pertanian yan beralih fungsi, sementara masyarakat masih tetap mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok sehari-hari.Untuk mengatasi hal itu, pemerintah mencanangkan dua program, yaitu keanekaragaman makanan dan intensifikasi pertanian. 

Untuk program keanekaragaman makanan, diharapkan masyarakat tidak sepenuhnya tegantung dari beras. Namun upaya itu khususnya di Kabupaten Purworejo sangat sulit dilaksanakan, karena masyarakat masih tergantung beras. Mengingat program pertama sulit dilakukan, maka upaya lain dengan melaksanakan program kedua,  yaitu melalui intensifikasi pertanian.

Ia berharap melalui kegiatan seperti ini, mampu menjadi wahana untuk memperkenalkan produk hasil pertanian Kabupaten Purworejo, sekaligus menjadi informasi faktual mengenai  potensi pertanian Purworejo. Selain itu, bisa menjadi ajang pertemuan antara para produsen dan konsumen, yang diharapkan dapat berinteraksi langsung untuk saling bertukar informasi, melakukan promosi maupun bertransaksi. 

39 Kades Terpilih Dilantik


Sebanyak 39 orang calon kepala desa terpilih, mengucapkan sumpah jabatan dan dilantik sebagai kepala desa, oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. Mereka dikukuhkan sebagai kepala desa melalui keputusan Bupati Purworejo nomor 188.4/516 2012 tertanggal 20-11-2012. Acara dikemas dalam sebuah upacara, Selasa (4/12), di pendopo rumah dinas bupati.

Kepala desa yang dilantik tersebut, merupakan hasil pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades), tanggal 30 Oktober-1 Nopember lalu. Dari jumlah tersebut, 6 orang diantaranya wanita. Sebelum melantik calon kades terpilih, Bupati menyerahkan surat keputusan pemberhentian bernomor 141.4/515/2012 tertanggal 20-11-2012 tentang pemberhentian kepala desa. Hadir pada acara tersebut, para istri/ suami kades terlantik beserta keluarga.

Bupati Purworejo Mahsun Zain pada kesempatan tersebut menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada kepala desa yang memasuki purna tugas, atas darma baktinya selama menjabat. Namun ia minta maaf, karena pemerintah daerah tidak bisa memberikan penghargaan yang memadai atas pengabdiannya, selain ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya.

Lebih jauh ia menyatakan bahwa, pengabdian saudara kepada desa, masyarakat, bangsa dan negara tidaklah terikat pada jabatan atau kedudukan tertentu saja, melainkan terbentang luas, pada setiap waktu dan kondisi. Untuk itu ia minta agar tidak berhenti berbuat dan mendedikasikan segala kemampuan dan potensi untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama. 

Era otonomi daerah ini, sambungnya, membawa peluang sekaligus tantangan yang besar, terutama para pemimpin dan aparatur pemerintahan. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan otonomi daerah, antara lain bagaimana memanfaatkan serta mendayagunakan secara optimal sumber daya yang masih terbatas keberadaannya. Terutama dalam hal dana, SDM, sarana dan prasarana. Selain itu, upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat masih perlu ditingkatkan. Sehingga upaya untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Purworejo maju dan sejahtera bisa tercapai. 

Disisi lain, ia berpesan agar kepala desa yang baru dilantik agar tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat. “Abdikan seluruh potensi dan energi yang dimiliki untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Harus diingat bahwa Kepala Desa adalah ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Karenanya, Kepala Desa dituntut untuk memiliki pengetahuan yang lebih, sehingga mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat, dengan tetap berpegang pada aturan yang ada” pesannya. 

Disamping itu, seorang kepala desa juga dituntut untuk mampu menyerap aspirasi masyarakat, sehingga kebijakan yang diambil akan bermanfaat dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Selain itu, dalam melaksanakan pemerintahannya kepala desa juga tidak bisa terlepas dari dukungan BPD, sebagai unsur Pemerintahan Desa.

Kepala Desa dan BPD merupakan mitra, sehingga harus dapat membangun komunikasi yang harmonis sekaligus bersinergi, dengan tetap dan terus melakukan koordinasi maupun konsultasi serta bekerjasama dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Sebagai langkah awal, Ia minta agar kepala desa segera mempersatukan kembali warga yang mungkin sempat terkotak-kotak, ataupun renggang tali silaturahminya, karena pelaksanaan Pilkades lalu. 

Untuk itu, lakukan komunikasi yang intens, sehingga bisa bertukar pikiran sekaligus menghargai perbedaan. Dengan demikian, harmoni kehidupan di desa akan tercipta, sehingga masyarakat secara sadar dan aktif berkiprah dalampembangunan desanya. Kepada seluruh masyarakat desa, ia mengajak untuk mengakhiri segala perbedaan yang ada selama proses pemilihan sampai dengan pelantikan Kepala Desa. “Marilah bergandengan tangan dalam semangat kebersamaan untuk bersama-sama membangun desa” ajaknya.

Selasa, 04 Desember 2012

Jamkesda Serap Dana Rp 2,8 M


Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin, disamping butuh alat kesehatan, juga infrastruktur. Sampai dengan akhir Nopember, Pemkab Purworejo telah mengeluarkan dana jamkesda sebesar Rp 2,8 milyar. Dana tersebut juga untuk masyarakat miskin kuota jakesmas, seperti pemulasaraan jenazah, yang tidak masuk jamkesmas. Tahun 2013, Pemkab meningkatkan anggaran menjadi Rp 3,5 milyar. 

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dr Kuswantoro MKes, pada rapat koordinas (rakor) layanan kesehatan masyarakat miskin non kuota jamkesmas lintas propinsi di ruang rapat Bagelen, Senin (3/12). Rakor yang dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain Mag itu, diikuti dari Kabupaten Kulonprogo, Sleman DIY, Kabupaten dan Kota Magelang, serta dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

Lebih lanjut Kuswantoro mengakui bahwa masih ada masyarakat miskin yang tidak masuk dalam program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Layanan kesehatan masyarakat miskin non kuota jamkesmas, didanai derah melalui program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda,). Untuk pelaksanaannya perlu menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota lain. “Jalinan kerja sama ini  sudah dilaksakan sejak tahun lalu. Kali ini, penyelenggaraan rakor di Kabupaten Purworejo,” katanya. 

Hal senada juga diungkapkan Bupati Purworejo bahwa di tengah-tengah kita masih banyak masyarakat miskin yang tidak memiliki kartu Jamkesmas alias non kuota. Kelompok ini merupakan tanggungjawab dari pemerintah daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi, untuk menyediakan dana pendamping Jamkesmas, agar akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan. 

“Kalau semua masyarakat miskin masuk dalam pendataan Badan Pusat Statitik, kita tidak perlu menganggarkan dana. Ini terjadi karena masih ada masyarakat miskin yang tidak masuk jamkesmas. Kerja sama ini perlu, karena masyarakat yang bermukim diperbatasan, bila sakit pilih berobat di luar kabupaten dengan pertimbangan lebih dekat dari pada ke Purworejo. Kedepan, saya mempunyai program bahwa semua Puskesmas, memberikan layanan rawat inap,” katanya.

Sabtu, 10 November 2012

Disperindagkop Gelar Pasar Murah


Untuk menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau, Pemerintah Kabupaten Puworejo, dalam hal ini Dinas Perindagkop, menggelar pasar murah. Kegiatan dilaksanakan sehari, Jumat (8/11), dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. Pasar murah digelar di jl Setyabudi, depan pendopo rumah dinas.

Berbagai kebutuhn pokok masyarakat mulai dari kebutuhan pangan hingga sandang, disedikan oleh mitra kerja Disperindagkop. Harganya pun lebih murah dibanding harga di pasaran. Seperti gula kelapa  Rp 12.000/ kg. Bandeng Rp 2.500-3.000. Telur ayam buras Rp 13.500/kg. Minyak goreng “Zico” kemasan plastik Rp 7.500/liter, kemasan botol Rp 10.000/lt. Gula pasir Rp 10.000/kg. Beras jenis IR 64 kemasan 2,5 kg Rp 16.000. Dan berbagai makanan olahan baik basah maupun kering.

Kepala Disperindagkop, Dra Suhartini MM, mengemukakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Purworejo ke 1111 tahun 2012. Kegiatan tersebut digelar dengan  maksud, menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga murah, sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat kurang mampu. Untuk menyediakan kebutuhan tersebut, pihaknya menghadirkan beberapa mitra kerjanya, seperti usaha dagang (UD) dan kelompok usaha bersama (KUB).

Bupati Purowrejo di sela-sela pembukaan mengingatkan, agar masyarakat memberi kesempatan kepada yang kurang mampu untuk membeli kebutuhan tersebut. Karena barang tersebut harganya lebih murah dibanding harga di pasaran. Untuk itu jangan sampai ada aksi borong, atau untuk kulakan. “Dalam kegiatan pasar murah ini, mengandung beberapa dimensi, antara lain dimensi ekonomi dan sosial,” katanya.

Branding Purworejo Diluncurkan


Momentum pembukaan Pekan Purworejo Expo, sekaligus dimanfaatkan untuk meluncurkan branding Kabupaten Purworejo. Peluncuran ditandai dengan penempelan sticker di mobil Bupati Purworejo oleh Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo, Rabu (7/11)
Gubernur menyambut baik disusunnya branding tersebut dan berharap branding itu akan mendukung kegiatan promosi potensi daerah. Sehingga dengan branding tersebut nama Purworejo akan semakin melekat.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan, untuk memaksimalkan branding itu, semua mobil dinas Pemkab Purworejo akan ditempeli stiker. "Jadi nama Purworejo akan terpromosikan terus melalui kendaraan dinas yang jalan ke mana-mana," katanya.
Kepala Bappeda Drs Sutrisno MSi melalui Sekretaris Bappeda Bambang Sadyanto Raharjo SH menjelaskan, branding Purworejo itu akan dibuat dalam sejumlah properti. Antara lain payung, kaos, topi, gantungan kunci. "Kedepannya akan terus diproduksi dalam properti-properti lainnya supaya promosi daerah semakin mengena," jelasnya.

Ditambahkan branding Purworejo bertuliskan "Purworejo Go Agriculture Vision" bertujuan untuk mengikat komitmen Pemkab Purworejo dalam melakukan promosi baik nasional maupun internasional tentang keunggulan dan keunikan potensi yang berbeda dengan daerah lain.
Branding itu akan membuat Purworejo semakin dikenal luas dengan persepsi yang baik, dianggap tepat untuk investasi dan tujuan wisata, serta dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan tinggi.
"Penyusunan branding ini diawali dengan mengkaji potensi. Selanjutnya dirumuskan bersama dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, baik dari pendidikan, organisasi kepemudaan, kelompok tani, seniman, dan masih banyak unsur lainnya.," jelasnya.
Ada empat warna yang dipilih dalam branding Purworejo. Yaitu hijau melambangkan kemakmuran, orange melambangkan kreatifitas, merah memberi kesan berani, dan hitam menggambarkan kepribadian yang bersahaja dan sederhana.

Branding bertuliskan "Purworejo" dengan  tagline "Go Agriculture Vision" itu memuat simbol bedug pendawa, tunas kelapa, serta siluet topi dolalak. "Itu merupakan simbol-simbol dari potensi di Kabupaten Purworejo," katanya.

Selasa, 06 November 2012

Pakuwojo Kembangkan Ketela Unggul “Super Manggu”


Enam hektar lahan kering di Kabupaten Purworejo dijadikan lokasi pilot project pengembangan budidaya singkonga (ketela pohon) unggul “Super Manggu”. Kelompok tani (klomtan) setempat mendapat bantuan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Paguyuban Keluarga Besar Purworejo (Pakuwojo) wilayah Jabodetabek. Tanam perdana dilakukan akhir pekan lalu, oleh Wakil Bupati Purworejo Suhar di Desa Mlaran Kecamatan Gebang.

 Klomtan yang mendapat bantuan adalah Klomtan Semangat Makmur Desa Malaran dan Maju Makmur Desa Ngaglik Kecamatan Gebang, Singkong Makmur Desa Somorejo/ Bagelen, Margo Mulyo Kelurahan Cangkrep Lor/ Purworejo, Marsudi Desa Cempedak/ Bruno, serta Maju Terus Desa Girimulyo/Kemiri.

Masing-masing klomtan luasnya satu hektar dengan bantuan  bantuan senilai Rp 17-19 juta. Bentuknya berupa bibit, obat-obatan, pupuk kandang, sewa lahan Rp 4 juta, dan bantuan sarana produksi lainnya. Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Sekjen DPP Pakuwojo, Bambang Suwiryo, kepada ketua klomtan masing-masing.

Pada kesempatan tersebut Bambang Suwiryo,  mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk program kerja organisasi 2011-2016, yaitu “berhimpun dan berbuat”. Pihaknya melakukan analisis dan kajian, terutama untuk daerah yang jauh dari aliran irigasi. Kemudian diputuskan untuk melakukan intensifikasi pertanian, melalui budidaya singkong unggul. “Hal itu  sejalan dengan slogan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yakni bali desa bangun desa,” ungkapnya.

Pemilihan tersebut dengan bebagai pertimbangan, antara lain pasar singkong sangat terbuka dan potensi wilayah yang dimiliki Purworejo sangat luas.  Singkong “Super manggu” didatangkan dari wilayah Jawa Barat, yang dinilai mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya produksinya sangat tinggi.

Bila singkong lokal produksi antara 6-8 ton/ hektar, Super Manggu bisa mencapai 40 ton basah per hektar. Kadar Aci lebih tinggi, yaitu sekitar 30%. Usia lebih pendek, 10-12 bulan. Untuk usia 10 bulan, diperuntukan bahan konsumsi, seperti makanan olahan. Sedangkan usia 12 bulan, sebagai pasokan pabrik pengolahan pati.

“Petani sebagai plasma akan mendapat sharing profit sebesar 20%. Besaran itu, saya optimis tidak akan merugikan petani, kendati harga ketela jatuh sekalipun. Kondisi itu akan tertutup dengan tingkat produksi yang sangat tinggi, bila dibandingkan ketela lokal. Intensifikasi ini kedepan arealnya akan diperluas. Untuk tahun 2013, direncanakan mencapai 50 hektar” katanya.

917 PNS Purworejo Naik Pangkat


Sebanyak 917 orang pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Purworejo, menerima surat keputusan (SK) kenaikan pangkat periode 1 Oktober 2012. Penyerahan SK secara simbolis oleh Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain MAg, Senin (5/11), bertepatan dengan pelaksanaan upacara, di halaman Setda. Disamping itu, juga diserahkan SK pengangkatan calon pengawai negeri sipil (CPNS) menjadi PNS, kepada 180 orang pegawai.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Purworejo, Sukmo Widi Harwanto SH MM melaporkan bahwa  dari 917 pegawai yang menerima SK kenaikan pangkat, dari 768 orang golongan III/d ke bawah orang yang diusulkan, 6 orang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS). Golongan IV/a dan IV/b yang diusulkan 155 orang, terealisasi seluruhnya. Golongan IV/c ke atas, dua orang yang diusulkan sudah mendapatkan persetujuan Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat, tetapi masih proses penerbitan SK oleh presiden di Sekretariat Kabinet (setkab).

Sedangkan PNS yang menerima SK PNS, sebanyak 180 orang. Rinciannya golongan II/a (pendidikan SLTA) 7 orang, II/b (D II) 13 orang, II/c (D III) 109 orang, III/a (S-1/D IV) 43 orang, serta III/b (pendidikan dokter) 8 orang. Mereka berasal dari formasi tenaga guru 46 orang, kesehatan 49 , dan tenaga teknis lainnya 85 orang.

Bupati Purworejo selaku inspektur upacara menyatakan bahwa, SK yang telah diterima, merupakan hak pegawai yang diberikan oleh Pemerintah dan negara, setelah yang bersangkutan dinyatakan memenuhi persyaratan. “Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan kembali kepada saudara-saudara, bahwa pilihan telah saudara jatuhkan terhadap status pegawai negeri sipil sebagai jalur pengabdian saudara kepada daerah, bangsa dan negara Republik Indonesia,” katanya.

Di sisi lain Bupati mengungkapkan adanya anggapan bahwa banyak PNS muda yang kurang memiliki etika dan etos kerja. “Saya berharap agar Saudara mampu menepis anggapan negatif itu, dan menunjukkan bahwa PNS sekarang bukan saja berkualitas dan kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki etika dan etos kerja yang tinggi,” harapnya.


Minggu, 04 November 2012

Pelajar SMK Tusuk Tukang Ojek


Agung Suryo Widodo (18), siswa sebuak SMK di Purworejo harus berurusan dengan pihak berwajib. Pelajar kelas III warga Desa Kroyo, Kecamatan Gebang ini diamankan lantaran tertangkap warga setelah berusaha merampas sebuah sepeda motor Honda Tiger Nopol AA 4124 UC milik Roy Efendi (17) warga RT 1 RW 1 Desa Hardimulyo, Kecamatan Kaligesing. 

Sebelum merampas, terlebih dulu tersangka menusuk punggung dengan pisau. Namun karena korban memberikan perlawanan sambil berteriak minta tolong akhirnya tersangka berhasil dibekuk warga.

Dari informasi yang diperoleh, peristiwa bermula saat tersangka meminta korban mengantar ke Desa Winong, Kecamatan Kemiri. Saat itu korban sedang ngetem di Pasar Suronegaran setelah mengantar temannya nonton pasar malam di lapangan Ganizun Purworejo. Saat melintas ditempat sepi, tepatnya di depan SD Winong, tersangka menusuk punggung korban dengan sebilah pisau sehingga keduanya terjatuh. Saat itu pula tersangka berusaha merampas sepeda motor korban.

Meski kesakitan, korban berusaha mempertahankan sepeda motornya sambil berteriak minta pertolongan. Beruntung saat itu masih banyak warga yang sedang terjaga sehingga teriakan korban langsung mendapat respon. Dalam sekejap warga sudah berdatangan dan berusaha menolong korban. Melihat kedatangan warga, tersangka panik dan berusaha kabur membawa sepeda motor namun terjatuh lantaran mesin tidak bisa dihidupkan.

Saat hendak ditangkap warga, tersangka berusaha melawan dengan mengacung-acungka pisau. Namun demikian akhirnya tersangka berhasil ditangkap dan dibawa ke Polsek Kemiri. Sementara korban kemudian dilarikan ke RSUD Purworejo. Karena lukanya cukup dalam korban kemudian dirawat di ruang ICU.

Kepada wartawan, tersangka mengaku perbuatanya itu dilakukan karena ingin pesta minuman keras oplosan dengan teman-temanya. Tapi lantaran tidak punya uang kemudian dirinya nekad melakukan perbuatan tersebut.

Sementara itu, pihak SMK tempat tersangka sekolah mengancam akan mengeluarkan jika nantinya terbukti bersalah. “Jika nantinya memang terbukti melanggar hukum pihak sekolah akan mengembalaikan tersangka kepada orang tuanya, “ terang sumber di SMK tersebut.

Kamis, 01 November 2012

Masa Bhakti Bupati-Wakil Diperingati Secara Sederhana


Rabu (31/10), tepat dua tahun pasangan Bupati-Wakil Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg-Suhar menjabat. Momen tersebut, diperingati secara sederhana namun hikmat, dengan selamatan dan doa bersama, di peringgitan rumah dinas Bupati. Hadir dalam acara tersebut, seluruh pimpinan SKPD.

Tidak ada acara seremonial yang diselenggarakan dalam selamatan tersebut. Hanya doa bersama yang dipimpin KH Muslim Sofyan, pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darussalam, Plaosan Kelurahan Purworejo. Kemudian dilanjutkan dengan tumpengan. Wakil Bupati Suhar tidak hadir, karena mendapat tugas ke luar kota.

 Di sela-sela acara Bupati Mahsun mengajak, agar selama kurun waktu tersebut dijadikan sebagai wahana untuk introspeksi. Selama itu apa yang telah diperbuat untuk Purworejo, bukan apa yang didapat dari Purworejo.  Kepada pimpinan SKPD ia menyampaikan apresiasi yang besar, atas kinerjanya membantu dirinya untuk mencapai visi misi. Menurutnya, kinerja para pimpinan SKPD sudah diakui masyarakat. Masyarakat sudah bisa merasakan hasilnya, kendati belum semua masyarakat merasa puas, sebab untuk memuaskan masyarakat banyak memang sulit.

“Kita hari ini selamatan. Kita bersukur bisa selamat, semoga tetap selamat sampai akhir nanti. Yang pertama kita selamat dulu, baru berhasil. Apa artinya berhasil namun tidak selamat,” katanya.
Diakui bahwa untuk mencapai visi misi, banyak kendala yang harus dihadapi. Untuk itu ia minta agar koordinasi dan kerja sama tetap dijalin. Jangan bekerja dengan ego sektoral masing-masing, sebab hasilnya tidak optimal. Setiap permasalahan yang muncul, hendaknya diselesaikan dengan arif, sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru.

Pada kesempatan itu pula, dimanfaatkan untuk pelepasan PLt Asisten Sekda bidang Perekonomian, Pembangunan dan LH Ir Jumali, yang memasuki purna tugas per 1 Nopember 2012. Ia berharap, setelah purna tugas, Jumali bisa mengabdikan diri di lingkungan masyarakat. “Kita tidak mengenal pensiun, yang kita kenal alih tugas. Bila selama ini kita bertugas di lingkungan kedinasan, besok kita bisa mengabdi di lingkungan masyarakat,” katanya.

TMMD Reguler Ke 89 Ditutup


TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke 89 dan Sengkuyung Tahap II Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro, ditutup. Penutupan dilaksanakan di Desa Sambeng Kecamatan Bayan oleh Bupati PurworejoDrs H Mahsun Zain Mag, Selasa (30/10.

Beberapa pejabat daerah hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Bupati, Dandim, Kapolres, Ketua Pengadilan Negeri, Para Asisten Sekda, Kepala Bapeda dan dinas/instansi terkait.
Penutupan TMMD Reguler ke 89 dan Sengkuyung II tahun 2012 ditandai dengan penyerahan kembali alat-alat kerja, penanaman pohon, serta penandatanganan berita acara selesainya program-program yang dilaksanakan dalam TMMD. 

Beberapa program yang telah diselesaikan antara lain berupa fisik dan non fisik seperti pelebaran/peningkatan jalan desa, rehab rumah warga, pembangunan mushola dan kegiatan penyuluhan seperti bela negara, penyuluhan kesehatan, KB kepada masyarakat.

Bupati Purworejo membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah mengharapkan bahwa apa yang telah dilaksanakan, dikerjakan selama TMMD hendaknya dapat dipelihara dengan baik oleh masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan kesejahteraan.

Rabu, 31 Oktober 2012

Ratusan Warga Gerudug Polres Purworejo


Dengan menggunakan empat truk, ratusan warga Desa Kaligesing, Kecamatan Kutoarjo Menggeruduk Mapolres Purworejo Selasa (30/10). Kedatangan massa ini untuk memberi dukungan moral terhadap Saryono (36), Kepala Desa Kaligesing yang sedang kesandung kasus hukum. Dukungan diberikan sebagai wujud simpati, prihatin dan peduli terhadap pimpinan mereka.

Warga meyakini kalau pimpinan mereka tidak sepenuhnya bersalah. Justru sebaliknya warga menilai sikap kepala desanya sangat loyal dan memihak terhadap masyarakat. “Pak Suyono itu kepribadianya sangat baik, jadi kasihan kalau harus menanggung sendiri,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya. Kedatangan ratusan warga tersebut kemudian diterima Binmas Polres Purworejo.

Secara bergantian warga selanjutnya dipertemukan dengan kepala desa yang kini tengah menjalani pemeriksaan. Menurut istri kepala desa, Afni Rositawati (30), kasus yang menimpa suaminya hanya masalah kesalahan administrasi yang berujung pada tuduhan korupsi kas desa berupa tanah bengkok yang disewakan warga sebesar Rp. 70 juta rupiah.

Afni Rositawati mengatakan, sepengetahuan dirinya masalah dana hasil penyewaan tanah bengkok hanya boleh digunakan untuk kepentingan desa. Dan selama ini suaminya sudah merealisasikan seperti aturan yang ada. Bahkan dalam penggunaan dana suaminya sudah berlaku transparan sehingga warga bisa melihat, mengawasi dan membuktikan sendiri. “Jadi letak persoalanya hanya administrasi saja. Kenapa pihak desa tidak pernah mencatat hasil penyewaan bengkok,” ungkap Afni.

Padahal, lanjut Afni, masalah sewa menyewa tanah bengkok di desanya sudah berlangsung dua periode. Yakni tahun 2009 – 2011 dan 2011 – 2012. Karena sudah berlangsung dua kali semestinya masalah tersebut sudah dicatat Kaur Keuangan dan diketahui oleh APBDES. Tapi hal itu ternyata tidak dilakukan oleh Kaur Keuangan dan APBDES sehingga suaminya yang harus bertanggung jawab. “Seharusnya jangan suami saya saja yang disalahkan, tapi mereka juga harus bertanggung jawab dan dipersalahkan,” tambah Afni.

Sementara itu, Kapolres Purworejo AKBP M. Taslim Choerodin membenarkan adanya penahanan dan pemeriksaan terhadap Saryono. Pihaknya juga tidak keberatan dan mempersilahkan warga yang ingin menjenguk dan memberi dukungan moral. “Saryono ditahan dan diperiksa trkait kasus tindak pidana korupsi kas desa hasil sewa tanah bengkok, “ kata Kapolres.


Selasa, 30 Oktober 2012

Pengecer Bensin Dituntut Dua Tahun Denda 20 M


Nasib sial dialami oleh Kliwon Juardi (46) warga RT 01 RW 02 Desa Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Gara-gara tidak membawa surat rekomendasi dari Dinas Perdagangan, Perindustrian Dan Koperasi (Disperindagkop) saat membeli BBM, pedagang bensin eceran ini dituntut dua tahun dan didenda 20 Miliar dengan tuntutan subsider tiga bulan.

Hal itu terungkap dalam persidangan tuntutan yang digelar Pengadilan Negeri Purworejo Senin (29/10). Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Akmal SH yang diwakili Dhani SH menuntut Kliwon karena dianggap telah melanggar pasal 55 UU RI No 22 Tahun 2001 tentang minyak gas dan bumi.

Dalam persidangan yang diketuai oleh Hakim Heri Soemanto SH dengan Hakim anggota Erlina Widikartikawati SH dan Arum Kusuma Dewi SH, Kliwon langsung tertunduk lesu denagn wajah pasrah. Ditemui usai sidang, Kliwon yang didampingi pengacaranya, Bambang Winaryo SH dan Samino SH MM mengatakan, dirinya sangat kaget dan tidak menduga sama sekali bakal dituntut seperti itu.

Dituturkan, selama 20 tahun lebih dirinya menjadi penjual bensin eceran tidak pernah ada masalah. Demikian juga dengan beberapa pengecer bensin lainya di wilayah Bagelen. Pola yang digunakan dalam membeli bensin di SPBU Bagelen pun sama dengan yang lainya. Yakni menggunakan jerigen. Karena itu Kliwon mengaku tidak menyangka gara-gara membeli bensin di SPBU Bagelen tanpa surat rekomendasi dari Disperindagkop lantas ditangkap dan diadili. Padahal, kata Kliwon, selama ini dirinya sama sekali belum mendapatkan sosialisasi dari dinas terkait. “Jelas saja saya bingung, hanya karena membeli BBM 25 liter tanpa surat rekomendasi langsung dituduh melanggar hukum,” kata Kliwon.

Masih kata Kliwon lagi, seandainya sudah mendapat sosialisasi dirinya pasti akan meminta surat rekomendasi. Namun karena belum mendapat sosialisasi dirinya sama sekali tidak tahu mengenai surat rekomendasi tersebut. “Saya merasa tidak bersalah. Mestinya ada sosialisasi dulu atau teguran, tapi ini tidak. Tibab-tiba saja saya ditangkap dan diadili,” ungkap Kliwon yang berharap ada keadilan untuk dirinya.

Sementara itu, Bambang Winaryo SH mengatakan, pasal 55 UU RI NO 22 Tahun 2001 tentang minyak gas dan bumi yang dikenakan pada klienya sangat tidak tepat. Dalam tuduhan itu Kliwon dianggap melakukan penyalahgunaan untuk memperoleh keuntungan perseorangan. Padahal, pada pasal penjelasan penyalahgunaan yang dimaksud seperti pengoplosan, penyimpangan alokasi BBM dan penjualan BBM ke luar negeri. “Dan saya melihat semua itu tidak ada pada Kliwon,” jelas Bambang. 

Senin, 29 Oktober 2012

Potensi Purworejo Belum Dimaksimalkan


Usia Kabupaten Purworejo yang sudah sangat tua yakni 1111 tahun, belum sebanding dengan kemajuan yang telah dicapai. Banyak potensi yang belum dimaksimalkan, sehingga kita sudah tertinggal jauh dari kabupaten-kabupaten lain yang usianya lebih muda.

Hal tersebut disampaikan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purworejo RM Abdulah pada malam gelar parade budaya resepsi Hari Jadi ke 1111 Kabupaten Purworejo.  Resepsi dimeriahkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta di alun-alun besar Purworejo, Sabtu malam (27/10).

Menurut Abdulah, Purworejo banyak gen-gen Purworejo yang masih perlu ditingkatkan untuk kemajuan Purworejo. “Usia yang sudah tua ini tentu saja harus diikuti dengan peningkatan untuk memakmurkan masyarakat, demi kemajuan Purworejo,” katanya.

Sementara Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Wakil DPRD Purworejo itu memang benar.    Menurutnya, potensi yang banyak dan belum dimaksimalkan adalah tanggung jawab kita bersama. “Karena banyak potensi yang belum termaksimalkan inilah, mari kita maksimalkan, mari kita tingkatkan lagi, ini adalah tugas kita bersama,” kata Bupati.

Ditambahkan bahwa fokusnya adalah Purworejo menuju daerah agribisnis, karena Purworejo sebagai daerah pertanian dalam arti luas. “Namun bukan berarti kita meninggalkan hal-hal lainnya,” imbuhnya.

Hadir dalam malam resepsi itu, beberapa pimpinan daerah se eks Karesidenan Kedu. Malam itu Ki Purbo Asmoro yang membawakan lakon Bima Suci, juga membawa pengendang dari Amerika dan sinden dari Italia.

Jiwa Sumpah Pemuda Menjadi Inspirasi


Semangat dan jiwa Sumpah Pemuda harus menjadi inspirasi untuk membangun kesadaran kolektif bangsa guna meningkatkan kualitas dan daya saing pemuda dengan tetap menjaga eksistensi pemuda dalam percaturan global. Pemuda dalam kehidupan global akan tetap menjadi eksis apabila menunjukkan sebuah kapasitas kemandirian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan kreatif dalam berbagai kegiatannya.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 84, di alun-alun Purworejo, Senin (29/10). Upacara diikuti berbagai komponen, mulai dari unsur PNS, TNI/Polri, pelajar/mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan tamu undangan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pada tahun 2015, kita memasuki era Komunitas ASEAN 2015, yang meliputi komunitas keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Era tersebut mengharuskan kita untuk mampu bekerja sama secara terbuka dalam mengelola arus barang, jasa maupun orang, dan menuntut kesiapan kita untuk dapat berkerja sama dengan berbagai komunitas dari berbagai negara ASEAN.  “Di sinilah letak peran pemuda dalam mengembangkan kreativitas agar sejalan dengan tuntutan nilai-nilai baru komunitas internasional yang meliputi sekitar 600 juta orang se ASEAN,” tandasnya.

Menurutnya, kreativitas tidak muncul begitu saja. Kreativitas selayaknya diperjuangkan dan didapatkan dalam berbagai usaha yang jujur, berdisiplin tinggi, dan kerja keras yang tak mengenal lelah. Kreativitas yang handal juga perlu didukung oleh ilmu pengetahuan yang memadai. “Itulah sebabnya, dalam kesempatan ini kami menghimbau dan mengajak para pemuda untuk tidak mengenal lelah mengakumulasi ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, agar kreativitas yang akan kita kembangkan kelak dapat dihargai dan berharga bagi masyarakat dunia,” katanya.

Tim Robotika SMA Negeri I Purworejo Juara I Piala Menristek


Setelah akhir September 2012 yang lalu SMA N 1 panen prestasi, pada  minggu ketiga bulan Oktober dalam berbagai event resmi kejuaraan baik tingkat lokal maupun nasional, SMA Negeri 1 Purworejo kembali membuat nama harum dan sejarah. Tidak tanggung-tanggung, puluhan kejuaraan berhasil disabet siswa SMA N 1 dalam berbagai lomba tersebut.

Waka Humas SMA N 1, Jazim Wahyudi, S.Pd., didampingi asisten Sunardi, M.Pd., menyebutkan, prestasi paling membanggakan adalah keluarnya Tim Robotika sebagai Juara I dalam lomba Robotika tingkat nasional yang berlangsung di UI  Jakarta, Sabtu (20/10) lalu. 

Dalam lomba memperebutkan piala Menristek, Tim Robotika SMA N 1 yang terdiri atas Aji Setyoko (17) siswa kelas XI IPA, Andrea Pramaditya Perwira Putra (17) siswa kelas XI IPA dan Ilham Fajar Iman (16) siswa kelas X berhasil memperebutkan tropy bergengsi serta penghargaan lainnya setelah berhasil menyingkirkan rival-rivalnya yang berasal dari seluruh Indonesia.
Dalam ajang bergengsi tersebut Tim Robotika SMA Negeri 1 Purworejo menampilkan Robot jenis Line Follower dan berhasil menyisihkan 26 kontestan lainya.

Ditemui di sekolahnya, ketiga siswa itu mengaku bangga bisa keluar sebagai juara pertama. "Target kami sebenarnya hanya juara III, tapi diluardugaan justru menjadi yang terbaik," kata Aji mewakili teman-temanya. Menurut Aji, robot tersebut merupakan teknologi awal dan masih dikembangkan lagi menjadi sebuah alat yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Diantaranya, untuk penjagaan perlintasan kereta api, alarm anti maling dan pendekteksi gempa.


Prestasi lain pada tingkat nasional yang diraih adalah Juara III Nasional Lomba Poster Semarak Geografi di Yogyakarta pada 20 Oktober 2012 atas nama Tri Yanti dari kelas XII.IPA-3. Selanjutnya, pada tingkat lokal Tim Basket SMA N 1 berhasil meraih juara II pada Smansa Home Coming yang diselenggarakan oleh Smansa Kebumen.

Di ajang lomba resmi tingkat kabupaten yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pemerintah kabupaten,  SMA N 1 meraih  Juara I Karnaval Hari Jadi tingkat SMA/MA/SMK. Juara I Putri ( Sri Wahyuningsih) dan Juara III putra ( Manggar Gendro Biyen Wicaksono) Lomba Seni Poster. Juara I putri ( Septriya Luthfitasari)  dan juara III putra ( Dien Ilham Genady) lomba Orasi Kebangsaan. Juara I ( Asri Wijayanti)  dan Juara harapan I ( Aldino Dwi Baresi)  lomba story telling, juara lomba geguritan ( Intan Amalia cs), juara II Lomba gerak jalan dan  juara I lomba paduan suara. 


Dalam lomba Teknologi Tepat Guna Pramuka oleh Kwarcab, tim putri SMA N 1 Purworejo terdiri atas Aiyudya Dinda Yashinta dan Eka Primadistia Kusumawardani,  menyabet juara I, sedangkan tim putra terdiri atas Aulia Rizki dan Fajar Nursodiq meraih juara harapan 1.

Kepala SMA Negeri I Purworejo Dra. Budiastuti Sumaryanti, M.Pd., menyatakan,  keberhasilan mengoleksi puluhan prestasi tersebut tak lepas dari peran Allah swt dan  kerja keras semua pihak, terutama para siswa dan guru pembimbing. “Kejuaraan-kejuaraan yang diraih tersebut makin mengukuhkan jatidiri SMA Negeri 1 Purworejo sebagai sekolah gudangnya prestasi,” katanya sambil menambahkan saat ini progam unggulan di SMA Negeri I Purworejo adalah Robotika, Zero Waste, dan Recycle.

SMA Negeri 3 Purworejo Bangun Masjid


Kendati belum sempurna, SMA Negeri 3 Purworejo kini sudah dilengkapi sarana ibadah berupa Masjid. Pembangunan tempat ibadah dengan ukuran 12 x 12 meter tersebut menelan biaya ratusan juta rupiah. Anggaran pembangunannya diperoleh dari Komite sekolah sebesar 35 juta, siswa, guru dan karyawan, Yayasan Al Madina sebesar 25 juta, Sudi Silalahi 20 juta, Ning Setiowati (alumni tahun 1997 ) sebesar 11 juta dan sejumlah  donatur yang jumlahnya bervariasi.

“Saat ini pembangunan masjid terus berjalan. Meski demikian masjid sudah bisa digunakan untuk kegiatan ibadah,” kata Kepala SMA Negeri 3 Purworejo Dra, Sri Sujarotun. Dibangunnya sarana ibadah tersebut, lanjut dia, dilandasi rasa kepedulian ingin membantu warga SMA Negeri 3 Purworejo yang mayoritas muslim. Kecuali itu juga untuk memberi ruang atau fasilitas ibadah yang lebih resprentatif. “Selain sebagai tempat salat, juga untuk praktek pelajaran agama serta kegiatan keagamaan, seperti pelatihan khotbah, pembinaan agama kepada siswa agar lebih mendalam, “ ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Pembanguan Masjid Wahyudi S.Pd mengatakan, rencananya masjid tersebut nantinya akan berlantai keramik. Tembok masjid bagian dalam juga akan dipasang keramik setinggi 1 meter. Masjid juga akan diberi fasilitas tempat wudlu, WC dan kamar mandi. “ Sedang untuk lingkungan masjid nantinya akan diberi pavling hidup. Yaitu pavling blok berlubang yang bagian tengahnya akan ditanami rumput dan lainya,” jelas Wahyudi.

Meski pembangunannya dilakukan secara bertahap, dan sedikit mengalami tantangan, namun warga SMA Negeri 3 Purworejo utamanya panitia bertekad akan merampungkan pembangunan masjid tersebut. Guna kelancaran pembangunan masjid tersebut, dia berharap adanya donatur dari luar menyalurkan bantuan untuk percepatan pembangunan masjid ini.

Hingga saat ini, lanjut Wahyudi, dana yang terserap sudah mencapai Rp 100 juta lebih. Namun pembangunan masjid tersebut masih membutuhkan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu panitia masih sangat berharap bantuan dana dari para donatur. “ Bagi para donatur dari luar yang berkenan ingin memberikan bantuan dipersilahkan menghubungi panitia,” tandas Wahyudi sambil menambahkan panitia pembangunan masjid terdiri atas Drs. Rohani (Ketua I ), Wahyudi S.Pd (Ketua II), M Suyudi S.Pd (Sekretaris ) dan Saiful Hadi BA (Bendahara).

Jumat, 21 September 2012

Bupati Lepas 471 Calhaj


Sebanyak 741 orang jamaah calon haji (calhaj) Purworejo, secara resmi dilepas oleh Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, di pendopa kabupaten, Rabu (19/9). Dari 741 orang itu, terdiri 376 jamaah pria dan 365 wanita.

Menurut Bupati, meningkatnya jumlah calhaj setiap tahun ini dapat sebagai indikator meningkatnya taraf ekonomi masyarakat dan peningkatan ketakwaan. “Peningkatan ekonomi karena untuk melaksanakan ibadah haji membutuhkan biaya besar. Di sisi lain, meskipun punya dana banyak kalau tingkat ketakwaannya rendah, belum tentu bersedia menunaikan ibadah haji,” katanya.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Purworejo Drs H Nurudin MPdI  selaku kepala staf penyelenggaraan ibadah haji mengungkapkan, jumlah calhaj Purworejo bertambah dari jumlah sebelumnya karena ada yang mutasi masuk empat orang masing-masing dari Kabupaten Banyumas dua orang, Semarang dan Sleman masing-masing satu orang. “Yang mutasi keluar ke Magelang satu orang,” ungkapnya.

Diantara para calhaj, usia tertua adalah Rasmijo (88) warga Desa Paitan RT 01 RW 02 Kecamatan Kemiri.  Sedangkan termuda Mahendra Ramdhani (21) warga Kelurahan Sindurjan RT 05 RW 08 Kecamatan Purworejo.

Perajin Besek Dapat Pelatihan


Perajin besek Desa Cacaban Lor Kecamatan Bener mendapat pengetahuan baru tentang anyaman bambu. Mereka dilatih teknik anyaman dengan sistem melingkar oleh instruktur dari APIKRI (Yayasan Pengembangan Kerajinan Rakyat Indonesia) Yogyakarta, di desa setempat, beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Perindustrian dan Pertamben Ir Subagiyo MSi menegaskan bahwa mental para perajin haruslah berubah. Perajin harus penuh dengan inovasi dan berani, jangan hanya berkutat dengan paradigma lama yang sudah ketinggalan zaman. “Sekarang adalah zaman persaingan dan perdagangan bebas, sehingga para perajin harus siap bersaing dengan hal-hal baru yang inovatif,” katanya saat membuka pelatihan yang diikuti 10 orang itu.

Kalau selama ini para perajin membuat anyaman dalam bentuk kotak, dalam pelatihan ini diberikan dasar teknik anyaman melingkar. Teknik ini nantinya masih bisa dikembangkan menjadi beraneka macam bentuk tergantung dari kreatifitas para perajin itu sendiri.

Sutopo selaku instruktur dari APIKRI menyampaikan bahwa ketelatenan, keuletan dan kreatifitas menjadi dasar dari mengembangkan kerajinan anyaman bambu ini sehingga bisa bersaing. Dengan dasar menganyam yang sudah dimiliki oleh para perajin, membuat materi yang diberikan mudah diserap.

Selasa, 18 September 2012

RSUD Mampu Setor PAD Rp 8 M


Untuk menyamakan persepsi diantara pemangku kepentingan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Saras Husada”, menyelenggarakan diskusi. Topik diskusi tentang pola pengeloaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD)RSUD “Saras Husada”, Senin (17/9) di aula hotel Plasa. 

Hadir sebagai nara sumber Ir Bejo Mulyono MML selaku Kasubdit  BLUD Ditjen Keuangan Daerah pada Kementrian Dalam Negeri, dan Drs Syahrudin Hamzah SEMM selaku Wakil Direktur dan Keuangan RSUD “Muwardi” Surakarta.

Direktur RSUD “Saras Husada” Purworejo drg Gustanul Arifin MKes mengungkapkan bahwa penerapan PPK-BLUD utuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat. Mekanismenya dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasar prinsip ekonomi dan produksi, serta penerapan praktek bisnis yang sehat. 

Istilah BLU, sambungnya, mulai disosialisasikan 2004 lalu, sebagaimana terdapat pada  pasal (1) UU 1/2004, tentang Perbendaharaan Negara. Namun diantara peyelenggara pemerintah masih sering terdapat beda persepsi mengenai BLUD. Diharapkan BLUD dapat memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurutnya, sebuah rumah sakit harus memberikan pelayanan setiap waktu, kendati di awal tahun saat pengaggaran melalui APBD belum ditetapkan. Optimalisasi pelayanan ini dapat diatasi apabila pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk pengadaan obat/ alat kesehtan, serta penyederhanaan pengadaan barang/jasa.  “Sehingga keterbatasan dan kelancaran dana operasional, serta ketergantungan terhadap subsidi pemerintah dapat diatasi, apabila  BLUD bisa memerankan sebagai bisnis swasta yang mampu menarik pelanggan,” katanya.

RSUD “Saras Husada” Purworejo merupakan pelopor RSUD di Jawa Tengah yang telah menerapkan PPK-BLUD. Pelaksanaannya berdasarkan Perda 1/2009. Sejak tahun itu pula, pihaknya sudah tidak menggunakan dana APBD, kecuali untuk gaji PNS. Dari sekitar 670 karyawan, 417 orang diantaranya berstatus PNS.

Tahun 2011 meraup pendapatan Rp 54 M. Setelah dikeluarkan untuk belanja, menyisakan usaha yang disetorkan ke kasda sebesar Rp 8,8 M. Belanja paling besar untuk belanja obat, mencapai Rp 18 an milyar, disusul belanja modal dan alat kesehatan.

Untuk meningatkan pelayanan, pihakya kerja sama dengan pihak ketiga. Pihaknya menyediakan gedung, pihak ketiga menyediakan alat-alatnya. Mengingat RSUD memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, maka biaya kesehatan ditentukan pemerintah. Sehingga kendati menggunakan alat pihak ketiga, biayanya maksimal sama dengan rumah sakit swasta, bahkan masih dibawahnya. Pertanggungjawaban pelaksanaan kepada bupati. 

Ia mengaku, setiap tahun dilakukan audit oleh institusi yang berwenang seperti Inspektorat, BPK dan BPKP, juga oleh lembaga independen, yaitu dari Undip. “Pemeriksaan oleh lembaga pemerintah biasanya berdasarkan penugasan oleh atasannya. Sedangkan pemeriksan oleh Undip secara menyeluruh. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, hasil audit oleh institusi pemerintah dan lemabaga independen hasilnya sama,” ungkapnya.

Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain MAg, pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik memegang peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Program Anak Beriman Wajib Diteruskan


Meski program gerakan terpadu pembinaan anak beriman dan berkepribadian merupakan program kepala daerah terdahulu, namun karena sangat mulia maka wajib diteruskan. Sehingga diharapkan bisa membentuk anak-anak yang beriman dan beraakhlaqul qarimah.

Demikian ditegaskan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg ketika membuka Lokakarya Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian bagi Siswa SD di Kabupaten Purworejo, di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Selasa (18/9). Lokakarya diikuti 110 peserta, terdiri dari unsur kecamatan, UPT P dan K, perwakilan pengajar, pengawas PAI, K3S SD dan MI, KKG,P4SK, Badko TPQ, Kementerian Agama dan SKPD terkait.

”Kita buka sejarah dulu, jamannya mantan Bupati Purworejo  H Marsaid, ada sebuah penelitian Guru Agama Islam di Jawa Tengah. Di daerah pantura seperti Pati, Jepara dan Demak, sebagai daerah yang cukup terkenal agamis, ternyata tamatan sekolah yang bisa baca tulis dan khatam Alqur`an, tidak ada tigapuluh persen,” ungkapnya

Diungkapkan bahwa setelah prgram itu diluncurkan, ternyata Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ) tumbuh subur di Kabupaten Purworejo, walaupun sekarang memang mengalami pasang surut. ”Mari kita bangkitkan kembali, kami tidak akan dikte, kita serahkan semua.Sudah ada Perbup atau Perda atau belum, pasca lulusan mau diapakan, silahkan dirumuskan. Lokakarya ini solusinya dan jawabnya untuk mendukung suksesnya program anak beriman,” katanya.

Ketua panitia Drs Bambang Susilo melaporkan, lokakarya berujuan untuk meningkatkan dukungan dari stakeholders dan semua pihak yang berkompeten serta masyarakat untuk berperan aktif memperkuat pelaksanaan kegiatan. Disamping itu, untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian di Kabupaten Purworejo, serta mengetahui permasalahn yang dihadapi sekaligus mencari solusi bersama.

Sedangkan narasumber/ pemakalah dari Kepala Dinas P dan K Purworejo, Sekretaris Dewan Pendidikan kabupaten Purworejo dan dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo.

Rabu, 12 September 2012

Belasan Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kesurupan


Sediknya 13 siswa SMA Negeri 2 Purworejo di Kutoarjo mengalami kesurupan. Para siswa kesurupan saat mengikuti kegiatan kemah pramuka di belakang sekolah setempat Sabtu (8/9). Kesurupan tersebut terjadi saat akan dilakukan pelantikan alih golongan.

Kegiatan pramukan itu sendiri dilaksanakan mulai Kamis (6/9) dan berakhir Sabtu (8/9). Pada awalnya yang kesurupan hanya satu siswa. Siswa yang kesurupan tersebut menjerit-njerit dan wajahnya terlihat beringas dan kelakuanya sulit dikendalikan.

Beberapa saat kemudian sejumlah siswa secara bersamaan juga keserupan sehingga suasana menjadi kacau dan tak terkendali. Melihat keadaan semakin kacau sejumlah guru kemudian berusaha menenangkan dan menyembuhkan siswa yang kesurupan.Agar tidak menular, para siswa yang kesurupan dibawa ke mushola sekolah.

Menurut Ediyono, Waka Kesiswaan, kegiatan pramuka tersebut merupakan agenda tahunan untuk melantik penggalang menjadi penegak serta pelantikan anggota Palang Merah Remaja (PMR). Kegaiatn diikuti 224 siswa terdiri atas pramuka 164 siswa dan PMR 60 siswa.

Dijelaskan, awal kesurupan terjadi pada malam kedua atau Jumat (7/9) malam sekitar pukul 20.00 saat kegiatan api unggun. “Namun malam itu juga para siswa yang kesurupan bisa disembuhkan,” kata Ediyono. Pagi harinya, lanjut Ediyono, menjelang penutupan belasan siswa kembali kesurupan. Akibatnya, lantaran tak ingin siswa yang lain ketularan kesurupan acara penutupan kemudian dimajukan.

Ediyono mengatakan, kejadian kesurupan yang menimpa 13 siswa memang diluar dugaan pihak sekolah. Pasalnya pada saat dilaksanakan Latihan dasar Ketrampilan minggu lalu hanya satu siswa yang kesurupan. 

Sementara itu Kepala SMA Negeri 2 Purworejo Bunadi mengatakan, kesurupan yang dialami para siswa tersebut karena mereka kelelahan. “Kejadian seperti  ini sudah biasa, saya sering menangani hal seperti ini waktu menjabat di sekolah lain,” kata Bunadi.