Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH
mengatakan, beberapa tahun belakangan ini sengketa dan bentrokan sesama warga
yang berlatar belakang agama seringkali terjadi di berbagai tempat di tanah air
kita.
Hal itu dikatakan Ny Yaminah ketika menyampaikan pengarahan
pada kegiatan pembinaan keagamaan dan kerokhanian, di kantor PKK, beberapa
waktu lalu. Pembinaan keagamaan itu juga dihadiri Pendeta Lukas Eko Sukoco MTh
dari GKJ Purworejo sebagai narasumber. “Sesungguhnya tak ada satu agama pun
yang mengajarkan umatnya untuk tawuran. Sebaliknya bahkan menganjurkan untuk
bermusyawarah dalam menghadapi masalah dalam kehidupan,” tandasnya.
Lebih lanjut Ny Yaminah menjelaskan terjadinya beberapa
kejadian kerusuhan dan kekerasan yang berlatar belakang agama, merupakan hal
yang memprihatinkan. Tidak saja karena mengganggu ketertiban dan keamanan,
namun juga menjadi gejala retaknya persatuan-kesatuan sesama warganegara
Indonesia.
“Pada program pokok PKK pertama berbunyi “ Penghayatan dan Pengmalan
Pancasila” dan yang kedua berbunyi “gotong royong”. Adanya peristiwa kerusuhan
itu, menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam program PKK pertama
dan kedua, tidak lagi difahami oleh sebagian masyarakat bangsa kita,” katanya.
Pdt Lukas Eko Sukoco MTh selaku narasumber memaparkan
tentang kerukunan umat beragama di Purworejo. Menurutnya, ada yang berpendapat
kondisi kerukunan antar umat bergama sudah baik, tapi ada juga yang berpendapat
belum baik.Secara obyektif, menurutnya, harus diakui bahwa dengan
adanya Pancasila dan pengamalannya, sejatinya kehidupan dan kerukunan antar
umat pemeluk agama sudah berjalan dengan baik. Bahwa ada gesekan, kasus dan
persoalan disana sini harus diakui dan dicari jalan keluarnya dengan semangat
kebersamaan, kerukunan dan cinta kasih yang murni
“Tidak hanya di Indonesia yang agamanya lebih dari satu, tetapi semua Negara
tidak ada yang seagama. Palestina juga warganya tidak hanya memeluk agama
Islam, tapi 37 persennya memeluk agama Kristen. Kalau Palestina dan Israel
terjadi perang bukan karena agama tapi karena berebut warisan. Jadi jangan
divonis agama, harus dilihat masalahnya,” tanda Pdt Lukas. Menurutnya upaya untuk meningkatkan kerukunan antar umat
beragama di Kabupaten Purworejo, bisa dilakukan melalui bidang sosial ekonomi,
bidang sosial budaya, bidang sosial politik, bidang kesehatan, dan bidang
pendidikan.
Sementara itu Ketua Panitia Gondo Sumaryo dari Pokja I
Kabupaten mengatakan, kegiatan pembinaan keagamaan dan kerokhanian tersebut,
bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan tentang kerukunan hidup umat beragama
bagi kader PKK dan tokoh masyarakat. Juga meningkatkan kehidupan beragama yang
aman tentram nyaman dan damai. Sedangkan peserta yang mengikuti pembinaan
sebanyak 64 orang dari 16 kecamatan.