Gerakan Sayang Ibu dan Bayi
(GSIB) Kabupaten Purworejo masuk tiga besar tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan dua adalah Kabupaten Sragen dan Blora. Tiga besar tersebut
berdasarkan data administrasi yang telah dievaluasi di tingkat Provinsi. Hasil
evaluasi akan menentukan terbaik I, II, dan III.
Hal itu terungkap pada
pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi Kecamatan Sayang Ibu dan Bayi
(KSIB) Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Purworejo, yang di pusatkan di
Kecamatan Bayan, Kamis ( 31/11). Tim Provinsi yang terdiri lima orang dari
BP3AKB, Dinkes, IBI, dan TP PKK, tersebut diterima Staf Ahli Bupati Purworejo,
Kepala KBPM, Camat Bayan, Wakil Ketua TP PKK Kab, Ketua DWP, dan sejumlah Kades
serta seluruh pengurus KSIB.
Ketua Tim Provinsi Jawa Tengah
Dra Sri Dewi Indrajati mengatakan, monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk
melakukan kroscek antara data administrasi yang dikirim ke tingkat provinsi
dengan data yang ada di tingkat kabupaten khususnya di Kecamatan Bayan.
Diharapkan jika terdapat kesulitan tentang program GSIB ini, agar disampaikan
untuk dicarikan penyelesaiannya. “Kami akan melihat secara
langsung alakah proses menurunkan angka kematian Ibu dan bayi melalui GSIB bisa
berjalan seperti yang dilaporkan ke provinsi,” ujarnya.
Kriterianya dilihat dari
administrasi, data dukung, kelembagaan, komitmen, dan inovasinya dalam
melaksanakan program GSIB. Untuk yang terbaik I akan menerima penghargaan di
Jakarta bertepatan dengan upacara peringatan Hari Ibu. Selain itu terbaik
I,II, dan III juga akan diundang Gubernur Jawa Tengah untuk menerima
penghargaan.
Ia berharap melalui program GSIB
akan bisa menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan, juga bayinya.
Tim Provinsi melaksanakan evaluasi di Kecamatan Bayan dilanjutkan kunjungan di
Desa Besole, mulai dari PAUD, posyandu, rumah sehat, pondok sayang ibu, dan
posyandu lansia.
Camat Bayan Sukamto SSos
menyampaikan selayang pandang tentang program KSIB yang dilakukan, meliputi
upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi, sinergi GSIB dengan
dinas instansi terkait, kebijakan termasuk revitalisasi satgas GSIB, langkah
monitoring, evaluasi dan lain sebagainya.
Selain itu juga dikuatkan dengan
pakta integritas diantaranya menihilkan angka kematian Ibu dan bayi
sampai 2013, mewujudkan wajardikdas, membuka peruntukan ruang hijau untuk
gedung fisik publik 1/3 dari jumlah bangunan, meningkatkan harapan hidup sampai
72 tahun, meningkatkan pendapatan wanita sampai dengan Rp 1,3 juta rupiah per bulan,
dan terwujudnya desa sehat 2015.
Untuk kegiatan inovatif pendukung
GSIB yakni bebas asap rokok saat thalil dan nggendong bayi, juga komitmen
masyarakat, serta adanya ruang lactasi dan bumil di semua institusi.
Pelaksanaan evaluasi yang
berlangsung hingga sore hari itu diakhiri dengan ucapan selamat jalan oleh
Kepala KBPM Sumharjono SSos MM. ”Evaluasi seperti ini sangat penting,
karena tanpa ada evaluasi kami tidak akan tahu sudah sampai mana keberhasilan
yang dicapai dibanding kabupaten lain. Kami siap untuk mensukseskan GSIB ini
dan siap berlanjut, bahkan tingkat nasional dan internasional sekalipun,”
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar