Agama ibarat pedang bermata dua.
Satu sisi bisa bermanfaat, sisi lain bisa membahayakan bagi penggunanya dan
masyarakat lain. Agama juga ditempatkan di sanubari yang paling dalam
bagi penganutnya. Sehingga sangat sensitif, apabila agamanya “diganggu” akan
mudah marah.
Hal tersebut disampaikan
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah, Prof Dr
Abu persatuan bangsa“, dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. Dialog
dihadiri sekitar Absan MPd, ketika menjadi pembicara dalam acara dialog antar
tokoh agama, beberapa waktu lalu di aula PKRI Purworejo. Dialog dengan tema
“Kontribusi lembaga keagamaan dan tokoh agama dalam memperkokoh 76 orang tokoh
agama Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Konghucu.
Diungkapkan oleh Abu Absan yang
juga ketua PWNU Jateng, bahwa menghadapi pesta demokrasi Pemilu 2014 mendatang,
ia minta agar para pemeluk agama harus cerdas. Sebab tidak tertutup kemungkinan
agama “ditunggangi” beberapa kepentingan termasuk kepentingan politik. Pemeluk
agama hendaknya dalam memilih calon wakilnya, berdasarkan moral. Ia menilai
bahwa fenomena yang terjadi saat ini, politik dijadikan sebagai panglima, bukan
hukum yang semestinya sebagai panglima.
Diakui bahwa, hukum sebagai
produk dari politik. Namun harus disadari bahwa hukum dibuat untuk mengontrol
politik. “Yang terjadi saat ini, bila seseorang diduga melanggar hukum, apabila
dekat dengan penguasa akan bebas” katanya. Agama tidak bisa dipisahkan dengan
kekuasan, namun agama hendaknya jangan dicampurkan dengan kekuasaan. Mereka
punya wilayah sendiri-sendiri.
“Tokoh agama habitatnya
kerakyatan dan kebangsaan, bukan politik praktis. Ibarat harimau, habitatnya ya
di hutan. Kalau keluar dari habitatnya, ya jadi macan sirkus yang akan
ditertawakan anak kecil. Sehingga suaranya sudah tidak lagi berwibawa. Fenomena
yang terjadi saat ini, banyak parpol yang berbasis agama, namun tidak bisa
menggunakan bahasa agama” katanya yang disambut tawa peserta.
Pada kesempatan yang sama, Drs
Miftah dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Purworejo menyatakan bahwa
menjelang pelaksanaan Pemilu 2014, suasana kondusif harus tetap terjaga. Untuk
mempertahankan sikon tersebut, peran tokoh agama sangat dibutuhkan.
Kerukunan umat beragama di Jawa
Tengah dinilai pemerintah pusat sangat harmonis. Sehingga Jawa Tengah mendapat
julukan “Provinsi Harmoni”. Kondisi seperti itu menarik perhatian Mentri Agama
RI, untuk berkunjung ke Jateng dalam waktu dekat, untuk dialog dengan para
tokoh agama.
Hadir dan memberikan materi, Romo
Paulus Praptondo MSC dari tokoh Agama Katholik, Haditoyo dari agama Islam,
Sudarno AS dari agama Konghucu, dan Samavati Sumiyem dari agama Budha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar