Kamis, 08 Oktober 2015

Dwi Puspitaningrum Maju Lomba Pemuda Pelopor Tingkat Nasional

Setelah lolos sebagai juara I pemuda pelopor tingkat Provinsi Jawa Tengah, Dwi Puspitaningrum (29) maju penilaian tingkat nasional. Penilaian tingkat nasional itu dilakukan langsung oleh Kepala Bidang Kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Dra Lasmini MM yang langsung mendatangi Puspitaningrum  di Desa Kemranggen Kecamatan Bruno, Selasa malam (6/9).

Tim dari Kemenpora yang hadir bersama Tim Provinsi Jawa Tengah, disambut Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Purworejo Drs Muh Wuryanto MM, Kabag Kesra Drs Bambang Sadyo Hastono MH, Camat Bruno Wasit Diono SSos, Kades Kemranggen Sabdo, dan masyarakat setempat.

Dalam penilaian tersebut, Puspitaningrum menampilkan berbagai karya terbaiknya yakni  sebagai dalang memainkan wayang kulit (mayang), menabuh kendang mengiringi karawitan yang semua anggotanya ibu-ibu PKK desa, juga menampilkan beberapa tarian yang dibawakan pemuda-pemuda desa dibawah asuhan Puspitanigrum. Setelah melihat secara langsung hasil karya kesenian, Tim penilai melakukan wawancara kepada Puspitaningrum sekitar 30 menit.

Dalam samutannya Lasmini mengatakan, penilaian pemuda pelopor didasarkan pada tiga criteria antara lain, bisa membuat sesuatu produk yang tadinya tidak ada menjadi ada, Memodivikasi yang sudah ada, dan melestarikan untuk terus ada dan tidak punah. Disamping itu, pemuda tersebut untuk memberikan jawaban tantangan dan memberikan solusinya. Artinya bisa memberikan pengarahan kepada pemuda dilingkungannya dalam kegiatan dan karya yang positif. “Yang jelas pemuda pelopor adalah seseorang yang bisa mempenagruhi pemuda dilingkungannya untuk majukan desanya,”paparnya.

Dijelaskan, dalam penilaian pemuda pelopor melibatkan tiga tim yuri tingkat nasional yang nantinya akan melihat hasil penilaiannya dari masing-masing peserta kabupaten kota. Untuk yang memenuhi criteria dan dinyatakan lolos maka akan melalui tahapan berikutnya. Hasil penilaian Tim Yuri, akan menentukan kejuaraan pemuda pelopor tingkat nasional. “Rencananya pemuda pelopor yang juara, akan menerima piala dan uang pembinaan serta di undang pada upacara Hari sumpah pemuda di Jakarta,”ungkapnya.

Sementara itu Muh Wuryanto mengatakan, potensi pemuda pelopor di Purworejo perlu terus dikembangkan. Bahkan sekitar dua tahun lalu Purworejo juga masuk ditingkat nasional sebagai juara pemuda pelopor atas nama Purnomo. Tidak kalah potensinya Puspitaningrum ini juga merupakan pemuda pelopor yang sudah teruji hingga memperoleh juara I tingkat Prov.Jateng dengan berbagai kelebihan dalam mengajak kaum pemuda didesanya untuk berkarya melalui kesenian tradisional dan melestarikan budaya seni yang ada.  

Apalagi Puspitaningrum juga merupakan dalang satu-satunya perempuan di Purworejo yang tentu sangat membanggakan bagi Purworejo. “Tentu harapannya kepiawaian yang tidak perlu diragukan lagi ini, Tim penilai akan dapat menjadikan Puspitaningrum menjadi juara Pemuda pelopor tingkat nasional,” harap Wuryanto yang disambut tepuk tangan masyarakat.

Hal sama dikatakan Wasit Diyono, desa Kemranggen yang merupakan desa terpencil karena letaknya paling utara di berbatasan Wonosobo, namun masyarakatnya memiliki kekompakan yang luar biasa. Salah satunya kepatuhan dalam membayar pajak termasuk lunas pertama di kecamatan Bruno. Demikian juga dalam budaya gotong royongnya juga sangat terpatri kuat dimasyarakat dan pemudanya. “Sehingga dalam penyambutan tim penilai inipun tampak keguyub rukunan masyarakat untuk ikut berpartisipasi mendukung penilaian, meskipun pelaksanaan penilaian hingga malam. Ini sebuah bentuk dukungan kepada Puspitaningrum dan juga Tim penilai,” ujarnya. 

Apalagi Puspitaningrum digadang-gadang untuk menjadi juara I pemuda pelopor tingkat nasional, yang akan membawa nama harum Kabupaten Purworejo, Kecamaatn Bruno, hingga Desa Kemranggen. Dia berharap, akan muncul pemuda pelopor seperti Puspitaningrum di desa-desa Kecamatan Bruno untuk memajukan desanya yang seklaigus menuju kearah kesejahteraan masyarakat desa.

Secara terpisah Dwi Puspitaningrum yang akrab disapa Puspita, mengaku bersyukur dan lega dapat melewati tahap penilaian secara maksimal. Kini, di tengah kesibukannya menjadi guru Bahasa Jawa di SMA N 7 Purworejo dan di SMA Bruno, sembari menunggu hasil penilaian dia bertekad akan terus melestarikan budaya seni tradisional. Dia masuk nominator  didasarkan pada potensi yang dimilikinya yakni konsisten mengelola sanggar seni dengan konsentrasi karawitan, pedalangan, tari, dan teater. “Saya menghidupkan sanggar seni sejak tahun 2002 dengan melibatkan ibu-ibu PKK, karang taruna, dan warga. Semoga saja dapat lolos pada juara nasional,” ucap Puspita didampingi Priyo Widodo yang merupakan ayah kandungnya.

Diceritakan Priyo Widodo (52), Puspita merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, yang memang sejak kecil sudah terlihat bakatnya di kesenian. Terutama ditunjukkan pada seni tarai, dan juga kesukaannya pada kesenian wayang kulit, karena pada kelas lima SD sudah hafal beberapa nama wayang. “Bahkan kalau saya pulang  dari manggung sebagai dalang (mayang), Puspita ini selalu menunggui dan menanyakan tentang wayang yang saya bawakan. Mulai dari bakat itulah lalu setelah lulus sekolah SMP, saya arahkan untuk masuk pada Sekolah Menengah Karwaitan Indonesia (SMKI) di Surakarta Solo,” kenang Priyo.

Dia sebagai orang tua merasa sangat bersyukur, karena semenjak di SMKI itu, Puspita terpilih dalam 10 remaja untuk mengikuti kegiatan safari remaja seni budaya pedalangan yang berkeliling di tingkat nasional. Pernah pula dipanggil Ketua PP Muhammdiyah Pusat di gedung mewah Jakarta untuk tampil sebagai dalang memainkan wayang. “Kami bersyukur dan sangat terharu, anak saya mikul duwur mendem jero khususnya sampai saya dibawa menginap disebuah hotel mewah, ya karena prestasinya anak saya. Mudah-mudahan Puspita menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan keluarga tentunya,” doa Priyo Widodo yang didampingi istri Sartini (51).


Puspita juga menempuh S1 di Universitas Muhammadiyah Purworejo dan melanjutkan kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta mengambil S2. Sedangkan pialanya sudah banyak yang diraih hingga sekitar 13 piala dan 13 piagam serta berbagai penghargaan lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar