Jumat, 21 September 2012

Bupati Lepas 471 Calhaj


Sebanyak 741 orang jamaah calon haji (calhaj) Purworejo, secara resmi dilepas oleh Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, di pendopa kabupaten, Rabu (19/9). Dari 741 orang itu, terdiri 376 jamaah pria dan 365 wanita.

Menurut Bupati, meningkatnya jumlah calhaj setiap tahun ini dapat sebagai indikator meningkatnya taraf ekonomi masyarakat dan peningkatan ketakwaan. “Peningkatan ekonomi karena untuk melaksanakan ibadah haji membutuhkan biaya besar. Di sisi lain, meskipun punya dana banyak kalau tingkat ketakwaannya rendah, belum tentu bersedia menunaikan ibadah haji,” katanya.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Purworejo Drs H Nurudin MPdI  selaku kepala staf penyelenggaraan ibadah haji mengungkapkan, jumlah calhaj Purworejo bertambah dari jumlah sebelumnya karena ada yang mutasi masuk empat orang masing-masing dari Kabupaten Banyumas dua orang, Semarang dan Sleman masing-masing satu orang. “Yang mutasi keluar ke Magelang satu orang,” ungkapnya.

Diantara para calhaj, usia tertua adalah Rasmijo (88) warga Desa Paitan RT 01 RW 02 Kecamatan Kemiri.  Sedangkan termuda Mahendra Ramdhani (21) warga Kelurahan Sindurjan RT 05 RW 08 Kecamatan Purworejo.

Perajin Besek Dapat Pelatihan


Perajin besek Desa Cacaban Lor Kecamatan Bener mendapat pengetahuan baru tentang anyaman bambu. Mereka dilatih teknik anyaman dengan sistem melingkar oleh instruktur dari APIKRI (Yayasan Pengembangan Kerajinan Rakyat Indonesia) Yogyakarta, di desa setempat, beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Perindustrian dan Pertamben Ir Subagiyo MSi menegaskan bahwa mental para perajin haruslah berubah. Perajin harus penuh dengan inovasi dan berani, jangan hanya berkutat dengan paradigma lama yang sudah ketinggalan zaman. “Sekarang adalah zaman persaingan dan perdagangan bebas, sehingga para perajin harus siap bersaing dengan hal-hal baru yang inovatif,” katanya saat membuka pelatihan yang diikuti 10 orang itu.

Kalau selama ini para perajin membuat anyaman dalam bentuk kotak, dalam pelatihan ini diberikan dasar teknik anyaman melingkar. Teknik ini nantinya masih bisa dikembangkan menjadi beraneka macam bentuk tergantung dari kreatifitas para perajin itu sendiri.

Sutopo selaku instruktur dari APIKRI menyampaikan bahwa ketelatenan, keuletan dan kreatifitas menjadi dasar dari mengembangkan kerajinan anyaman bambu ini sehingga bisa bersaing. Dengan dasar menganyam yang sudah dimiliki oleh para perajin, membuat materi yang diberikan mudah diserap.

Selasa, 18 September 2012

RSUD Mampu Setor PAD Rp 8 M


Untuk menyamakan persepsi diantara pemangku kepentingan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Saras Husada”, menyelenggarakan diskusi. Topik diskusi tentang pola pengeloaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD)RSUD “Saras Husada”, Senin (17/9) di aula hotel Plasa. 

Hadir sebagai nara sumber Ir Bejo Mulyono MML selaku Kasubdit  BLUD Ditjen Keuangan Daerah pada Kementrian Dalam Negeri, dan Drs Syahrudin Hamzah SEMM selaku Wakil Direktur dan Keuangan RSUD “Muwardi” Surakarta.

Direktur RSUD “Saras Husada” Purworejo drg Gustanul Arifin MKes mengungkapkan bahwa penerapan PPK-BLUD utuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat. Mekanismenya dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasar prinsip ekonomi dan produksi, serta penerapan praktek bisnis yang sehat. 

Istilah BLU, sambungnya, mulai disosialisasikan 2004 lalu, sebagaimana terdapat pada  pasal (1) UU 1/2004, tentang Perbendaharaan Negara. Namun diantara peyelenggara pemerintah masih sering terdapat beda persepsi mengenai BLUD. Diharapkan BLUD dapat memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurutnya, sebuah rumah sakit harus memberikan pelayanan setiap waktu, kendati di awal tahun saat pengaggaran melalui APBD belum ditetapkan. Optimalisasi pelayanan ini dapat diatasi apabila pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk pengadaan obat/ alat kesehtan, serta penyederhanaan pengadaan barang/jasa.  “Sehingga keterbatasan dan kelancaran dana operasional, serta ketergantungan terhadap subsidi pemerintah dapat diatasi, apabila  BLUD bisa memerankan sebagai bisnis swasta yang mampu menarik pelanggan,” katanya.

RSUD “Saras Husada” Purworejo merupakan pelopor RSUD di Jawa Tengah yang telah menerapkan PPK-BLUD. Pelaksanaannya berdasarkan Perda 1/2009. Sejak tahun itu pula, pihaknya sudah tidak menggunakan dana APBD, kecuali untuk gaji PNS. Dari sekitar 670 karyawan, 417 orang diantaranya berstatus PNS.

Tahun 2011 meraup pendapatan Rp 54 M. Setelah dikeluarkan untuk belanja, menyisakan usaha yang disetorkan ke kasda sebesar Rp 8,8 M. Belanja paling besar untuk belanja obat, mencapai Rp 18 an milyar, disusul belanja modal dan alat kesehatan.

Untuk meningatkan pelayanan, pihakya kerja sama dengan pihak ketiga. Pihaknya menyediakan gedung, pihak ketiga menyediakan alat-alatnya. Mengingat RSUD memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, maka biaya kesehatan ditentukan pemerintah. Sehingga kendati menggunakan alat pihak ketiga, biayanya maksimal sama dengan rumah sakit swasta, bahkan masih dibawahnya. Pertanggungjawaban pelaksanaan kepada bupati. 

Ia mengaku, setiap tahun dilakukan audit oleh institusi yang berwenang seperti Inspektorat, BPK dan BPKP, juga oleh lembaga independen, yaitu dari Undip. “Pemeriksaan oleh lembaga pemerintah biasanya berdasarkan penugasan oleh atasannya. Sedangkan pemeriksan oleh Undip secara menyeluruh. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, hasil audit oleh institusi pemerintah dan lemabaga independen hasilnya sama,” ungkapnya.

Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain MAg, pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik memegang peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Program Anak Beriman Wajib Diteruskan


Meski program gerakan terpadu pembinaan anak beriman dan berkepribadian merupakan program kepala daerah terdahulu, namun karena sangat mulia maka wajib diteruskan. Sehingga diharapkan bisa membentuk anak-anak yang beriman dan beraakhlaqul qarimah.

Demikian ditegaskan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg ketika membuka Lokakarya Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian bagi Siswa SD di Kabupaten Purworejo, di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Selasa (18/9). Lokakarya diikuti 110 peserta, terdiri dari unsur kecamatan, UPT P dan K, perwakilan pengajar, pengawas PAI, K3S SD dan MI, KKG,P4SK, Badko TPQ, Kementerian Agama dan SKPD terkait.

”Kita buka sejarah dulu, jamannya mantan Bupati Purworejo  H Marsaid, ada sebuah penelitian Guru Agama Islam di Jawa Tengah. Di daerah pantura seperti Pati, Jepara dan Demak, sebagai daerah yang cukup terkenal agamis, ternyata tamatan sekolah yang bisa baca tulis dan khatam Alqur`an, tidak ada tigapuluh persen,” ungkapnya

Diungkapkan bahwa setelah prgram itu diluncurkan, ternyata Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ) tumbuh subur di Kabupaten Purworejo, walaupun sekarang memang mengalami pasang surut. ”Mari kita bangkitkan kembali, kami tidak akan dikte, kita serahkan semua.Sudah ada Perbup atau Perda atau belum, pasca lulusan mau diapakan, silahkan dirumuskan. Lokakarya ini solusinya dan jawabnya untuk mendukung suksesnya program anak beriman,” katanya.

Ketua panitia Drs Bambang Susilo melaporkan, lokakarya berujuan untuk meningkatkan dukungan dari stakeholders dan semua pihak yang berkompeten serta masyarakat untuk berperan aktif memperkuat pelaksanaan kegiatan. Disamping itu, untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian di Kabupaten Purworejo, serta mengetahui permasalahn yang dihadapi sekaligus mencari solusi bersama.

Sedangkan narasumber/ pemakalah dari Kepala Dinas P dan K Purworejo, Sekretaris Dewan Pendidikan kabupaten Purworejo dan dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo.

Rabu, 12 September 2012

Belasan Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kesurupan


Sediknya 13 siswa SMA Negeri 2 Purworejo di Kutoarjo mengalami kesurupan. Para siswa kesurupan saat mengikuti kegiatan kemah pramuka di belakang sekolah setempat Sabtu (8/9). Kesurupan tersebut terjadi saat akan dilakukan pelantikan alih golongan.

Kegiatan pramukan itu sendiri dilaksanakan mulai Kamis (6/9) dan berakhir Sabtu (8/9). Pada awalnya yang kesurupan hanya satu siswa. Siswa yang kesurupan tersebut menjerit-njerit dan wajahnya terlihat beringas dan kelakuanya sulit dikendalikan.

Beberapa saat kemudian sejumlah siswa secara bersamaan juga keserupan sehingga suasana menjadi kacau dan tak terkendali. Melihat keadaan semakin kacau sejumlah guru kemudian berusaha menenangkan dan menyembuhkan siswa yang kesurupan.Agar tidak menular, para siswa yang kesurupan dibawa ke mushola sekolah.

Menurut Ediyono, Waka Kesiswaan, kegiatan pramuka tersebut merupakan agenda tahunan untuk melantik penggalang menjadi penegak serta pelantikan anggota Palang Merah Remaja (PMR). Kegaiatn diikuti 224 siswa terdiri atas pramuka 164 siswa dan PMR 60 siswa.

Dijelaskan, awal kesurupan terjadi pada malam kedua atau Jumat (7/9) malam sekitar pukul 20.00 saat kegiatan api unggun. “Namun malam itu juga para siswa yang kesurupan bisa disembuhkan,” kata Ediyono. Pagi harinya, lanjut Ediyono, menjelang penutupan belasan siswa kembali kesurupan. Akibatnya, lantaran tak ingin siswa yang lain ketularan kesurupan acara penutupan kemudian dimajukan.

Ediyono mengatakan, kejadian kesurupan yang menimpa 13 siswa memang diluar dugaan pihak sekolah. Pasalnya pada saat dilaksanakan Latihan dasar Ketrampilan minggu lalu hanya satu siswa yang kesurupan. 

Sementara itu Kepala SMA Negeri 2 Purworejo Bunadi mengatakan, kesurupan yang dialami para siswa tersebut karena mereka kelelahan. “Kejadian seperti  ini sudah biasa, saya sering menangani hal seperti ini waktu menjabat di sekolah lain,” kata Bunadi. 

Selasa, 11 September 2012

Bupati Serahkan Bantuan Bidang Pertanian


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyerahkan secara simbolis berbagai jenis bantuan bidang pertanian, di halaman Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo, Selasa (11/0). Bantuan-bantuan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK)tahun 2012, dengan dana pendampingan dari APBD Provinsi Jawa Tengah serta APBD Kabupaten Purworejo.

Dari sekian jenis bantuan, terdapat bantuan berupa traktor tangan sebanyak 31 unit, yang diberikan bagi 31 Kelompok Tani se Kabupaten Purworejo. Disamping traktor, juga diserahkan beberapa  bantuan/hibah bidang sarana dan prasarana, bidang bina usaha, bidang kehutanan, dan bidang tanaman pangan. Diantaranya 40 unit pompa air, 20 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 7 unit power treser, dan 10 unit misblower.


Kodim 0708 Gelar Geladi Posko 1


Kodim 0708 Purworejo menggelar Geladi Posko I, beberapa waktu lalu. Geladi Posko merupakan salah satu metoda latihan taktis tanpa pasukan untuk melatih para komandan dan staf dalam merencanakan operasi, menerapkan taktik dan teknik operasi, melaksanakan olah yudha, kodal operasi serta menerapkan prosedur dan tata cara kerja yang berlaku di suatu pos komando.

Dalam sambutan pada acara penutupan, Danrem 072/Pamungkas Brigjen Adi Widjaja MSc  menyampaikan bahwa geladi posko ini bertujuan untuk mencapai beberapa sasaran. Yaitu peserta geladi posko memahami dan mampu mengaplikasikan mekanisme hubungan kerja komandan dan staf tingkat Kodim, mampu melaksanakan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat dalam menghadapi berbagai permasalahan di wilayah.

Menurutnya, kemanunggalan TNI dan rakyat sesuai dengan jati diri TNI yaitu tentara pejuang, tentara rakyat, tentara nasional dan tentara professional. “Dengan jati diri tersebut setiap prajurit dituntut untuk memiliki sikap, kesadaran serta kepribadian yang baik sebagai prajurit Sapta Marga,” katanya.

Komandan Kodim 0708/Purworejo Letkol Inf Ade Adrian yang juga sebagai pelaku dalam latihan tersebut menyampaikan bahwa keberadaan aparat kewilayahan yang semakin penting saat ini, dituntut untuk lebih banyak berperan khususnya dalam mendeteksi berbagai permasalahan yang berkembang di wilayah dewasa ini. Dengan kata lain komando kewilayahan saat ini masih mempunyai peran yang sangat strategis dalam membantu pemerintah daerah untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat melalui peran pembinaan teritorial.

“Oleh karena itu sebagai langkah awal mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian di wilayah Kabupaten Purworejo, maka latihan geladi posko 1 ini di gelar di satuan Kodim 0708/Purworejo,” ungkapnya.

Dalam pelaksanaannya geladi posko 1 Kodim 0708/Purworejo dilaksanakan dengan melibatkan unsur- unsur terkait dalam penanggulangan bencana alam di jajaran Pemkab Purworejo. Sehingga sinergisitas antara Pemkab Purworejo dan Kodim 0708/Pwr sebagai satuan territorial dalam hal penanggulangan bencana alam dapat diaplikasikan dalam geladi posko 1 ini dengan baik dan lancar.


Minggu, 09 September 2012

Kecamatan Kemiri Gelar Pentas Wayang Kulit


Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 67 RI di Kecamatan Kemiri, dimeriahkan dengan berbagai kegiatan olah raga,termasuk lomba bayi merangkak. Kegiatan terbesar berupa sepeda santai memperebutkan sepeda motor, yang akan dilaksanakan 9 September mendatang.

Untuk penyerahan hadiah-hadiah lomba yang telah dilaksanakan, dilakukan pada malam resepsi HUT Ke 67 RI di aula Kecamatan Kemiri, beberapa waktu lalu, sekaligus gelar wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Sunarpo. Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Purworejo Suhar beserta ibu, mantan Bupati Purworejo H Kelik Sumrahadi SSosMM yang juga ikut mendalang, muspika, para kades dan perangkat desa se Kecamatan Kemiri.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Purworejo menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Kecamatan Kemiri, yang dapat menggelar peringatan HUT RI dengan penuh kegotongroyongan.

”Ini merupakan salah satu perwujudan dalam menghargai nilai-nilai kejuangan para pahlawan, serta wujud patriotisme masyarakat Kemiri,” katanya.
Sedangkan adanya pagelaran wayang kulit, diharapkan akan semakin menumbuhkan kecintaan terhadap seni budaya tradisional di Purworejo yang mempunyai nilai tontonan dan tuntunan adi luhung.

Kamis, 06 September 2012

Bupati Lantik Kades Wonosri


Wahyu Widodo ST (31) calon kepala desa terpilih, diambil sumpah jabatan dan dilantik sebagai kepala Desa Wonosri Kecamatan Ngombol oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. Acara dikemas dalam sebuah upacara, Rabu (5/9), di balai desa setempat.  Pada kesempatan itu juga dilakukan serah terima jabatan, dari pejabat lama Agus Sunaryo kepada Wahyu Widodo.

 Pengangkatan Wahyu Widodo sebagai kepala desa dikukuhkan melalui surat keputusan (SK) Bupati Purworejo nomor 188.4/415.2/2012 tertanggal 28 Agustus 2012. Sebelumnya bupati menyerahkan SK nomor 188.4/ 415.1/ 2012 kepada Agus Sunaryo, tentang pemberhentikannya sebagai kepala desa karena habis masa jabatanya. Pejabat baru akan aktif sebagai kepala desa terhitung sejak dilakukan serah terima jabatan. Acara dihadiri panitia pilkades, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga desa dan warga masyarakat.

Bupati Mahsun pada kesempatan tersebut mengucapan terima kasih kepada pejabat lama atas pengabdiannya  kepadap pemerintah dan masyarakat. Kepada pejabat yang baru, ia berpesan agar bisa melaksanakan amanah dan mensejahterakan masyarakatnya. “Kepala desa bisa merangkul semua komponen masyarakat. Jangan bedakan antara yang memilih dengan yang tidak, karena semua itu masyarakat Desa Wonosri. Jaga suasana kondusif, mari kita buka lembaran baru,” katanya.

Perbedaan yang terjadi selama proses pilkades, dianggapnya sebagai hal yang wajar, mengingat hal itu bagian dari dinamika berdemokrasi. Karena perbedaan pendapat di alam demokrasi dijamin undang-undang. Hanya saja perbedan itu jangan sampai menjadi perpecahan namun hendaknya bisa dikelola menjadi potensi untuk membangun desa.

Disisi lain, bupati memuji pelaksanaan demokrasi di Desa Wonosri. Hal itu dapat terlihat dari keberhasilannya melaksanakan pilkades. Dengan keberhasilan itu, berarti masyarakat telah melaksanakan undang-undang dengan regulasinya. Karena pilkades merupakan pesta demokrasi di desa. Ia yakin di desa ada permasalahan, namun hendaknya permasalahan diselesaikan dengan musyawarah. Karena permasalahan merupakan tantangan yang harus diselesaikan.

Ia minta agar pembangunan didesa terus dilaksanakan dengan malanjutkan program pejabat lama.  Pejabat baru diminta agar jangan sungkan untuk belajar kepada pejabat lama tentang tata kelola pemerintahan, keuangan, pembangunan dan pengabdian.

Wahyu Widodo, ketika ditemui di sela-sela menerima ucapan selamat dari undangan, menyampaikan bahwa program kerja dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan konsolidasi. Baik itu kepada perangkat desa, lembaga desa maupun masyarakat Wonosri. Kemudian akan melakukan inventarisasi permasalahan termasuk pembangunan desa. Dari hal itulah pihaknya akan menentukan program kerja selanjutnya.

Pituruh Gelar Expo


Pituruh Expo yang digelar setiap setahun dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, selalu mendapat respon positif masyarakat. Terbukti dalam Pituruh Expo 2012, diikuti lebih dari 60 stan terdiri dari hasil pertanian, kerajinan, makanan dan sebagainya.

Kegiatan tahunan yang sekaligus menyambut Hari Jadi Kabupaten Purworejo ke 1.111, dibuka oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg di halaman Kecamatan Pituruh, Selasa (4/9). Pembukaan juga dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Yuli Hastuti, dinas instansi terkait dan muspika setempat.

Dalam kesempatan itu, Bupati memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh komponen masyarakat Pituruh yang setiap tahunnya menggelar Pituruh Expo. “Event ini telah menjadi salah satu ikon Kecamatan Pituruh, yang mendapat respon positif masyarakat,“ katanya.

Menurutnya, Pituruh memiliki banyak potensi, yang sangat layak untuk dikembangan. “Ini menjadi tugas pimpinan untuk mengangkat potensi untuk ekonomi kerakyatan, apalagi respon masyarakat sangat tinggi,” katanya.

Ketua penyelenggara Expo Pituruh Slamet SIP dalam laporannya menyampaikan, HUT Kemerdekaan RI merupakan pondasi yang monumental bagi tonggak sejarah perjuangan seluruh warga Indonesia. Akan sangat relevan sekali jika dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang menunjang pemahaman jiwa potriotisme seluruh warga. “Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan Pituruh Expo 2012,yang merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dengan HUT RI,” ungkapnya.

Dilaporkannya, Pituruh Expo yang diikuti unsur Organisasi Wanita, wira usaha akan berakhir 10 September 2012. Dalam kegiatan Pituruh Expo juga digelar lomba campur sari dan pentas seni tradisional yang ada di Kecamatan Pituruh

Senin, 03 September 2012

Pegawai BKD Tewas Kecelakaan



Kecelakaan maut yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia terjadi di Jalan Raya Purworejo – Kutoarjo tepatnya di Desa Bayan, Kecamatan Bayan Minggu (1/9) sekitar pukul 14.00 WIB. Korban meninggal adalah Joko Mulyono (47) warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Bayan, Purworejo. 

Korban merupakan pegawai negeri sipin (PNS) Badan Kepegawaian Derah (BKD) Kabupaten Purworejo. Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang mengendarai sepeda motor Honda Win dengan nomor polisi AA 9885 CC melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Purworejo menuju Kutoarjo.

Sampai ditempat kejadian korban berusaha mendahuli mobil box di depannya. Pada saat bersamaan dari arah berlawanan melaju Bus Putra Remaja dengan nomor polisi AB 7018 AS jurusan Lampung – Yogyakarta yang dikemudikan oleh Waljono (45) warga Desa Mingguran, Yogyakarta. Karena grogi sepeda motor korban menyenggol mobil box hingga jatuh. 

Sementara Bus Putra Remaja yang melihat korban jatuh berusaha membanting stir ke arah kir hingga menabrak jembatan. Sedang mobil box yang tidak diketahui pemiliknya kabur begitu saja. Naas, tepat dibelakang Bus Putra Remaja ada truk kontainer dengan nomor polisi B 9963 SM yang dikemudikan Peang (40) warga Semarang. 

Akibatnya korban terlindas ban truk bagian depan dan tewas seketika ditempat kejadian dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Jenazah korban selanjutnya dibawa ke RSUD Saras Husada Kabupaten Purworejo. Upaya evakuasi korban oleh petugas mengakibatkan kemacetan hingga sepanjang kurang lebih dua kilo meter. 

Kasat Lantas Polres Purworejo AKP Sutoyo yang berada di lokasi kejadian mengatakan belum bisa dipastikan pasti apa penyebab kecelakaan tersebut. Dikatakan, untuk pengusutan lebih lanjut kini pihaknya sedang memeriksa beberapa saksi. “Penyebab pasti kecelakaan sedang kami selidiki. Baik supir bus maupun kontainer sudah kami amankan,” jelas AKP Sutoyo.

Sabtu, 01 September 2012

Wakil Bupati Dan FKPD Sidak SKPD


Pemerintah Kabupaten Purworejo memberikan perhatian serius, menyongsong penilaian Adipura tahap I tahun 2012. Wakil Bupati bersama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan beberapa pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), BUMN/D, Jum’at ( 3/8) melakukan monitoring ke sejumlah SKPD. 

Dengan menggunakan sepeda, rombongan dipimpin Wakil Bupati Suhar, keluar masuk halaman kantor, untuk melihat secara langsung kebersihan lingkungan kantor.
Titik pantauan diawali dari seputar alun-alun, kemudian ke taman bermain anak (TBA), dan Bappeda. Dilanjutkan meninjau tugu Adipura di Suronegaran. Titik pantauan dilanjutkan ke jalan A Yani, meliputi BNI, Perum Perhutani, Bank Jateng, PLN dan kantor Pos. Terus hingga ke RSUD “Saras Husada, dan berakhir di BRI Unit. Penilaian I pada akhir Agustus- pertengahan September, penilaian kedua akhir Maret-April.

 Berdasarkan hasil pantauannya, Wakil Bupati Suhar menyatakan cukup puas, kendati masih ada beberapa kekurangan di beberapa SKPD. Sasaran pantuan meliputi kebersihan lingkungan, penyediaan bak sampah secara terpilah antara sampah organik dan non organik, serta keindahan.
Dari hal itu, sudah banyak kantor yang telah melakukan upaya ke arah itu. Hanya masih ada beberapa SKPD yang sudah dilengkapi tanaman hias, namun masih kurang teduh. Ia kemudian memberi contoh tanaman yang bisa berfungsi ganda.

“Kita bisa menanam seperti tanaman pucuk merah. Tanaman itu, saat kecil sangat enak dinikmati. Apabila sudah berumur lama, disamping masih indah dipandang, juga bisa sebagai peneduh,” ungkapnya. Menurutnya, monitoring akan dilakukan rutin setiap hari Jum’at. Tidak hanya SKPD saja, namun juga lingkungan lain. Direncanakan Jum’at depan Bupati akan monitoring di lingkungan pendidikan, dengan mengunjungi sekolah-sekolah.

Ia optimis, apabila semua pihak memiliki komitmen, maka ranking Purworejo akan naik dari ranking 31. Bahkan ia berharap semua lapisan masyarakat dari hulu hingga hilir, bisa bersatu menjaga lingkungan. “Saya juga sangat mendukung dilakukan lomba kebersihan antar kelurahan atau desa. Dengan cara seperti itu, semua lapisan masyarakat akan tergerak,” katanya.

Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua DPRD R Abdullah, menyatakan bahwa saat ini kita melihat dan menilai daerah sendiri sebelum dilihat dan dinilai orang lain. Berdasarkan hasil monitoring, ia menganggap wajar Purworejo menempati ranking 31. Ke depan ia optimis, ranking Purworejo bisa naik, dengan catatan semua komponen berkomitmen untuk menjaga keindahan, kerapian dan kebersihan lingkungan.

Untuk meraih pretasi terbaik, saat ini menurutnya sangat sulit. Mengingat kondisi sangat ini belum mendukung, sementara kabupaten/ kota lain sangat antusias. Prestasi yang diharapkan, bisa menaikkan ranking dari penilaian sebelumnya.

Sementara itu, sejumlah warga yang dimintai komentar terkait perolehan adipura mengaku pesimistis. Hal itu lantaran di Kabupaten Purworejo masalah pengelolalaan sampah masih kurang serius. Selain masalah sampah yang di tempat penampungan sementara seperti di pasar Baledono dan Kongsi juga petugas sampah jalanan yang ada masih setengah dalam bekerja. Dicontohkan, banyak sampah yang masih menumpuk dijalanan sementara petugas penyapu jalananan yang ada terkesan masih masa bodo dan menganggap bukan tugasnya.

“Kalau petugas yang digaji pemerintah saja kurang peduli bagaimana masayarakat umum. Memang masalah sampah tanggung jawab bersama, tapi setidaknya para petugas tersebut bisa memberi contoh yang baik,” kata warga yang enggan disebut namanya.

Desa Kaligintung Juara I Ketahanan Pangan Tingkat Kabupaten


Kelompok Wanita Tani (KWT) Puji Lestari Desa Kaligintung Kecamatan Pituruh dinyatakan sebagai juara pertama lomba ketahanan pangan Adhikarya Pangan Nusantara bidang Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tingkat Kabupaten Purworejo tahun 2012. Sedangkan juara kedua diraih KWT Sukomakmur Desa Sokowaten Kecamatan Banyuurip.

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Plt Badan Pelaksa Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Purworejo Drs Agus Budi Supriyanto MSi dalam acara Pembinan dan Evaluasi Percepatan Penganeragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Desa Kaligintung, Selasa (28/8 ). Selain mendapatkan penghargaan berupa piala dan piagam, juara I juga mendapat uang pembinaan sebesar Rp 1 juta, dan Rp 500 ribu untuk juara II.

Drs Agus Budi Supriyanto MSi dalam sambutannya sangat mendukung peran kaum wanita yang tergabung dalam Kelopok Wanita Tani Desa Kaligintung yang telah memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber kehidupan yang alami. Karena disamping sebagai warung hidup yang ditanami berbagai sayuran dan buah buahan, lahan pekarangan kosong juga dimanfaatkan sebagai apotik hidup yang di tanami berbagai obat-obatan tradisional.

Menurutnya, di jaman moderrn seperti sekarang ini banyak sekali makanan instan yang mengandung bahan pengawet seperti formalin yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. “Contohnya buah apel dari Cina. Secara normal buah apel segar, akan layu hanya jangka waktu lima sampai tujuh hari saja. Namun buah impor bisa bertahan 3 sampai 5 bulan, karena sudah dikasih bahan pengawet,”ungkapnya.

Dikatakan, dengan adanya warung hidup maupun apotik hidup yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani, masyarakat akan terbebas dari penyakit. Karena semuanya menggunakan pupuk non organik yang tidak  mengandung bahan kimia.