Senin, 27 Agustus 2012

Purworejo Terima Bantuan Miliaran Rupiah


Kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, DR HR Agung Laksono di Purworejo, tepatnya di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, membawa berkah tersendiri bagi Purworejo. Berkah itu lantaran Menko Kesra Agung Laksono membawa bantuan yang nilainya milyaran rupiah untuk beberapa pos pembangunan seperti kesehatan, pendidikan, kemasyarakatan dan PNPM. Meskipun penyerahan bantuan tersebut hanya simbolis, karena sebagian bantuan sudah diterima sejak beberapa waktu lalu.

Sebelum menuju Ponpes An-Nawawi, Menko Kesra terlebih dahulu diterima Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Wakil Bupati Purworejo Suhar, Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM, dan sejumlah pejabat di Peringgitan, Minggu (26/8). Nampak dalam rombongan Menko Kesra antara lain, Deputi IV Kementerian Kesra Prof Agus Sartono, Ketua Pendidikan Kosgoro 1957 Jawa Tengah Bowo Sidik Pangarso.

Kepada para wartawan, Agung Laksono menyampaiakan beberapa hal terkait dengan kesejahteraan rakyat Indonesia yang semakin meningkat. Bahkan menurutnya, angka kemiskinan juga mengalami penurunan dimana sebelumnya n mencapai 40 juta orang (tahun 2004), kini turun menjadi 29 juta orang. ”Namun jumlah tersebut masih tetap menjadi pekerjaan rumah kita, ” katanya.

Dikatakan pula, saat sekarang ini kita juga mengalami krisis global, yang perlu antisipasi antara lain dengan memberikan perlindungan kepada masyarakat miskin. “Berbagai kajian terus dilakukan seperti di bidang pendidikan, kesehatan yang lebih fokus, dan juga  ada pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Di Ponpes An-Nawawi Berjan, Agung Laksono langsung diterima pimpinan Ponpes An-Nawawi  KH Chalwani dan para pengurus. Dalam sambutannya Agung Laksono menyampaikan bahw sejak dulu pendidikan di pondok pesantren telah menumbuhkan semangat heroisme, namun tetap berpegang pada wawasan kebangsaan sekaligus intelektualisme keagamaan yang tinggi. “Dalam dunia pondok pesantren dibutuhkan tokoh sentral yang mumpuni, yaitu figur kyai sebagai suri tauladan. Figur kyai ini mudah terbentuk pola kepemimpinan dan sistem pembelajaran yang efektif dan fungsional,” katanya.

Dikatakan bahwa pola relasi santri–kyai berbentuk teacher-disciple relation yang dilandasi pertalian silahturahmi yang tak pernah putus yaitu ikatan keagamaan. Dua komunitas ini selalu menyatu, disatu sisi sebagai komunitas yang sangat patuh, tetapi sisi lain sebagai komunitas pemimpin yang mampu mewujudkan suri tauladan yang saleh.

Disampaiakan pula, ponpes sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia benar-benar memiliki basis kultural yang mengakar pada masyarakat. Sampai saat ini model pendidikan pondok pesantren masih tetap bertahan, tidak pernah lapuk dimakan usia. Sederas apapun pengaruh moderniasasi, pesantren tetap mampu bertahan dalam melakukan kajian pengetahuan agama Islam. Sekalipun sistem pembelajaran dengan pola tradisional seperti sorogan, bandongan, halaqoh, tetapi metode ini tetap unggul dan ampuh memberikan kesan positif sepanjang hayat para santri.

Agung Laksono berpesan agar pondok pesantren An Nawawi menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih terbuka, tidak fanatik buta dalam membenarkan pahamnya sendiri tetapi mudah menyalahkan orang lain yang tidak sepaham. Mengajarkan pendidikan agama dengan cara pandang yang luas, baik dan benar, berwawasan kebangsaan, agar santri tidak keliru atau tidak sepotong-potong dalam memahami agama.

Kecuali itu juga harus menanamkan pendidikan agama yang kuat, yang mampu mempertahankan budaya masyarakat berdasarkan kearifan lokal dan nasional yang multikultural namun tetap bersandar pada landasan agama, karena ponpes merupakan salah satu benteng pertahanan budaya, termasuk pesantren yang peduli dan berbudaya lingkungan yang sehat. Bidang pendidikan, kesehatan dan bantuan langsung masyarakat (BLM)  nampaknya menerima bantuan cukup besar dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya. Bidang-bidang ini memang merupakan prioritas program pembangunan di Purworejo.

Untuk bantuan Pendidikan Anak Usia Dini Layanan TPA/KB/TK SPS Tahun 2012 sebesar Rp 1.961.000.000. Bantuan Pendidikan Dasar sebesar Rp 126.741.297.544. Bantuan Pendidikan Menengah sebesar Rp .171.667.118.000. Bantuan dari BKKBN Pusat berupa alat kontrasepsi, operasional dan sarana pelayanan sebesar Rp 3,8 miliar. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM infrastruktur perdesaan sebesar Rp 21,260 miliar .

Disamping itu, Kementerian Agama kabupaten Purworejo juga menerima bantuan yang tidak sedikit yaitu berupa bantuan beasiswa siswa miskin untuk siswa madrasah swasta sebesar Rp 1.009.840.000, BOS untuk madrasah swasta dan Ponpes salafiyah sebesar  Rp 4.655.320.000 dan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) untuk Madrasah Aliyah swasta sebesar Rp 90.000.000. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar